Fakta Tentang Luis Enrique yang Tak Banyak Diketahui: Pernah Gagal di AS Roma, Cuma Latih Celta Vigo, Kini di Puncak Dunia Bareng PSG

Awal karier kepelatihan Luis Enrique tidak menjanjikan. Dia bahkan pernah gagal di AS Roma dan cuma melatih tim papan tengah La Liga, Celta Vigo. 

Pada 8 Juni 2011, Luis Enrique mencapai kesepakatan dengan klub Serie A Italia, Roma, untuk menjadi pelatih kepala baru Giallorossi.

Ia menandatangani kontrak berdurasi dua tahun, didampingi oleh staf yang terdiri dari empat orang, termasuk Ivan de la Pena, yang pernah bermain dua tahun untuk rival sekota, Lazio, sebagai kolaborator teknis.

Roma tersingkir dari UEFA Europa League oleh Slovan Bratislava, di tengah perdebatan besar mengenai pergantian Francesco Totti dengan Stefano Okaka.

Tim ibu kota itu juga kalah pada pertandingan pertama di liga domestik melawan Cagliari, menjadikannya hanya kali ketiga mereka kalah di laga pembuka dalam 18 tahun terakhir.

Meskipun masih memiliki sisa dua tahun kontrak, Enrique memutuskan untuk meninggalkan Roma di akhir musim setelah gagal membawa tim lolos ke kompetisi Eropa. 

Lalu pada 8 Juni 2013, Luis Enrique menjadi manajer baru Celta de Vigo, menggantikan Abel Resino. Ia membawa tim Galicia tersebut finis di posisi kesembilan dalam satu-satunya musimnya, dengan sorotan kemenangan kandang 2–0 atas Real Madrid yang mengakhiri peluang lawan untuk menjuarai liga. Pada 16 Mei 2014, Enrique mengumumkan ia meninggalkan Celta.

Membawa Barcelona juara La Liga 2014/2015 adalah trofi pertamanya sebagai pelatih. Total ia akhirnya mempersembahkan sembilan gelar juara.

Luis Enrique juga dikenal melahirkan salah satu kombinasi trio paling mematikan di sejarah sepak bola di dalam diri Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar. Ketiganya dikenal dengan trio MSN kala itu.

Thiago Alcantara menyebut gaya kepelatihan Luis Enrique mengkombinasikan Pep Guardiola dengan Jurgen Klopp. Kebetulan Alcantara pernah dilatih Enrique dan Guardiola di Barcelona plus Klopp di Liverpool. 

"Luis Enrique memiliki penempatan posisi analitis seperti Pep Guardiola dan agresivitas seperti Klopp. Kemampuan komunikasi Enrique dalam menyampaikan ide-ide sepak bolanya juga begitu jelas," kata Alcantara. 

Sepanjang karier kepelatihannya, Luis Enrique dikenal memiliki beberapa episode buruk dengan jurnalis. Terbaru adalah jelang final Liga Champions 2025. 

Kala itu ia ditanya oleh seorang wartawan apakah kekompakan skuad PSG terjadi ketika Kylian Mbappe justru meninggalkan tim. Pertanyaan ini bikin kuping sang juru taktik panas. 

"Kami sudah memiliki harmoni ini sejak awal. Mungkin kalian tidak ingin melihat itu. Saya tidak suka apa yang kalian katakan. Mungkin jika kami menang tahun lalu, kalian akan mengatakan hal yang berbeda," ujar Enrique dengan nada berapi-api menanggapi pertanyaan wartawan.