Modric Ogah Toleransi Milan yang Medioker, Siap Antar Rossoneri ke Puncak

Rasa cinta Modric pada Milan bukanlah hal baru. Saat diperlihatkan foto masa kecilnya mengenakan jaket pemanasan AC Milan, ia tersenyum dan mengenang awal mula kecintaannya pada klub ini.

"Saat kecil saya banyak menonton liga Italia, dan Milan adalah tim favorit saya," ucap peraih Ballon d'Or 2018 itu.

"Di Kroasia waktu itu, Milan sangat populer. Terlebih lagi ada Zvonimir Boban, idola saya," tambahnya.

Modric resmi meneken kontrak berdurasi satu tahun dengan opsi perpanjangan, Senin lalu. Ia mengaku sempat menerima beberapa tawaran lain, tetapi langsung mantap memilih Milan.

"Saya masih ingin bermain di level tertinggi, tetap kompetitif di Eropa," kata Modric.

"Yang membuat saya makin yakin adalah pendekatan dari direktur olahraga Igli Tare. Dia datang langsung ke Kroasia untuk mempresentasikan proyek klub ini kepada saya," ungkapnya.

Langkah serius Milan tak berhenti di situ. Manajemen klub juga menunjuk kembali Massimiliano Allegri sebagai pelatih, menggantikan Sergio Conceicao yang didepak akhir musim lalu.

Allegri bukan nama asing bagi Milanisti, ia pernah mempersembahkan scudetto pada 2011 dan meraih lima gelar liga beruntun bersama Juventus pada periode 2015–2019.

"Saya datang dengan satu tujuan: menang. Saya ingin membantu rekan setim, bekerja keras, dan membuktikan bahwa saya layak bermain di tim ini,” ujar Modric.

"Tak ada yang datang secara instan dalam hidup. Semua harus diperjuangkan," tegasnya.

Di skuad Milan saat ini, nomor punggung 10 sudah menjadi milik Rafael Leao. Modric pun memilih kembali memakai nomor 14, seperti saat membela Kroasia dan Tottenham Hotspur.

Kendati performa Leao belakangan ini naik-turun dan sempat bersitegang dengan manajemen, Modric tetap memberikan dukungan.

"Leao adalah masa kini dan masa depan Milan," katanya.

Sumber: AP News