FIFPRO Serang Balik FIFA dan Gianni Infantino: Sepak Bola Butuh Pemimpin, Bukan Kaisar

Ketegangan ini muncul dua pekan setelah FIFA mengumumkan telah mencapai konsensus soal berbagai isu penting bersama sekelompok perwakilan pemain yang sebagian besar tidak diakui secara resmi, dalam sebuah pertemuan di New York yang digagas Infantino menjelang final Piala Dunia Antarklub 2025.

Pernyataan FIFA tersebut langsung menuai kritik tajam karena dianggap mengabaikan struktur representasi resmi yang sah.

Perselisihan ini makin rumit karena saat ini Komisi Eropa di Brussels sedang mempertimbangkan pengajuan gugatan formal terhadap FIFA, yang dilayangkan oleh divisi Eropa FIFPRO dan sejumlah liga domestik terkait gaya kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan FIFA.

Tak tinggal diam, FIFA menyebut suara keras dari FIFPRO sebagai "makin memecah belah dan kontradiktif," serta menuduh mereka sekadar memainkan opini publik demi menjaga kepentingan dan posisi pribadi masing-masing.

Namun, FIFPRO balik menegaskan bahwa keprihatinan utama mereka adalah kalender pertandingan global yang makin padat tanpa jeda pemulihan yang memadai, baik secara fisik maupun mental.

Mereka juga menyoroti kondisi pertandingan yang ekstrem dalam Piala Dunia Antarklub 2025 yang digelar selama sebulan penuh di Amerika Serikat.

Beberapa pemain yang berlaga di ajang itu mengaku pusing dan tidak enak badan akibat suhu tinggi saat bertanding siang hari, yang menurut FIFPRO demi kepentingan jadwal siaran global, bukan keselamatan atlet.

"Piala Dunia Antarklub ini dirayakan oleh Presiden Infantino, meski digelar dalam kondisi yang ekstrem dan tak layak bagi siapa pun. Ini menunjukkan kepekaan yang memprihatinkan terhadap hak asasi manusia, bahkan terhadap para atlet elite," kecam FIFPRO.

Serikat pemain yang bermarkas di Belanda itu juga menegaskan komitmen mereka untuk terus memperjuangkan hak-hak pesepak bola pria dan wanita di seluruh dunia, yang menurut mereka kian tergerus oleh kebijakan FIFA yang berorientasi pada keuntungan komersial.

"Model ini menempatkan kesehatan pemain dalam risiko dan justru menyingkirkan mereka yang sejatinya adalah pusat dari permainan ini," bunyi pernyataan tersebut.

"Tidak dapat diterima jika sebuah organisasi yang mengklaim sebagai pemimpin global justru menutup mata terhadap kebutuhan dasar para pemain."

Merespons kritik tersebut, FIFA balik menantang FIFPRO agar mempublikasikan anggaran dasar dan laporan keuangan tahunan mereka secara terbuka.

"Mari kita perjelas: Anda tidak bisa menyerukan transparansi sambil beroperasi dalam bayang-bayang," kata FIFA.

Diketahui, hubungan kerja formal antara FIFA dan FIFPRO telah berakhir sejak kesepakatan terakhir mereka kedaluwarsa pada 2023, dan belum diperbarui hingga saat ini.

Sumber: AP News