Thomas Tuchel Dikabarkan Tak Betah Tangani Timnas Inggris, Diprediksi Kembali ke Premier League

Sejak resmi memulai tugasnya pada 1 Januari 2025, Tuchel menjalani periode awal yang relatif positif. Meski sempat kalah 1–3 dalam laga uji coba kontra Senegal, Juni lalu, Inggris tampil meyakinkan dengan kemenangan atas Serbia dan Wales.

Dari tujuh pertandingan yang sudah dijalani, enam di antaranya berakhir tanpa kebobolan.

Namun, di balik catatan impresif itu, muncul kabar bahwa Tuchel "tidak terlalu menikmati" perannya bersama timnas. Hal ini pula yang membuat Minto menilai ada peluang besar mantan pelatih Chelsea dan Bayern Munchen itu kembali ke Premier League.

Dalam wawancaranya dengan Talksport, Minto menyebut Tuchel bisa saja menjadi pengganti Ruben Amorim di Manchester United pada musim panas 2026.

Menurutnya, posisi Amorim sedang terancam lantaran kesulitan beradaptasi di Liga Inggris.

"Saya pribadi yakin Amorim akan bertahan sampai akhir musim ini, dan setelah itu Tuchel yang akan mengambil alih. Dari yang saya dengar, Tuchel memang tidak terlalu menikmati pekerjaannya di Inggris," kata Minto.

Meski begitu, ia menambahkan bahwa banyak hal masih bisa terjadi tergantung hasil Piala Dunia nanti.

"Kita lihat saja bagaimana hasilnya di Piala Dunia. Kalau dia juara, tentu bisa berbeda cerita. Saya menyukai Tuchel, apa yang dia lakukan di Chelsea luar biasa. Saya sempat berharap Eddie Howe yang dipilih FA, tapi saya tidak keberatan dengan Tuchel," lanjutnya.

Tuchel sempat menuai sorotan setelah menyebut atmosfer di Wembley terasa "sunyi" saat Inggris menang 3–0 atas Wales. Minto menilai komentar seperti itu tidak akan keluar dari pelatih seperti Eddie Howe.

"Saya rasa Eddie Howe tidak akan mengkritik fans seperti itu. Tapi, Tuchel memang orang yang sangat jujur dan percaya diri. Itu bagian dari dirinya. Dan, memang dia termasuk salah satu pelatih top dunia," ujar Minto.

Menjelang Piala Dunia 2026, Tuchel masih dihadapkan pada sejumlah keputusan penting, termasuk siapa yang akan mengapit Harry Kane di lini depan serta siapa duet bek sayap terbaik untuk turnamen nanti.

Tantangan lainnya, bagaimana ia bisa memainkan semua pemain terbaik Inggris tanpa mengorbankan keseimbangan tim.

Kendati banyak yang masih meragukan kemampuan Inggris mengakhiri puasa gelar selama 60 tahun, performa terkini mereka memberi alasan untuk optimistis.

Setelah menang telak atas Serbia di kualifikasi, Inggris akan menghadapi Latvia, sebelum berduel lagi dengan Serbia dan Albania pada jeda internasional November mendatang.

Sumber: Give Me Sport