Kontroversi Mossad Bayangi Laga Timnas Italia Vs Israel, Status Siaga Maksimum

Prefek Udine, Domenico Lione, mengatakan bahwa pihaknya sudah mengantisipasi kemungkinan demonstrasi di hari pertandingan.

"Unjuk rasa memang telah dijadwalkan, tapi kami khawatir acara itu dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk melakukan aksi kekerasan," ujar Lione seperti dikutip Gazzetta.

Sebagai langkah pencegahan, pemerintah daerah menetapkan sejumlah pembatasan. Toko dan kafe dilarang menjual produk dalam wadah kaca, keramik, maupun kaleng pada hari pertandingan.

Selain itu, area tempat duduk di luar ruangan harus ditutup sementara agar tidak digunakan sebagai alat pelempar atau senjata improvisasi.

Aksi demonstrasi akan digelar di pusat kota, jauh dari area stadion.

Untuk penonton yang telah memiliki tiket, pemeriksaan keamanan akan dimulai sejauh satu kilometer dari pintu masuk, lengkap dengan perangkat antiteror guna mendeteksi senjata dan bahan peledak.

Situasi keamanan yang sensitif berdampak langsung pada minat penonton. Dari total kapasitas 25 ribu kursi di Stadio Friuli, baru kurang dari lima ribu tiket yang terjual hingga saat ini.

Minimnya animo diyakini akibat kekhawatiran publik terhadap potensi kericuhan di sekitar stadion, meski belum ada indikasi ancaman langsung terhadap pertandingan itu sendiri.

Timnas dijadwalkan bertolak ke lokasi rahasia usai pertandingan melawan Norwegia, sehari sebelum melawan Italia.

Menurut Gazzetta, skuad tersebut akan dikawal langsung oleh agen-agen Mossad selama masa perjalanan, kendati Kementerian Dalam Negeri Italia kembali menegaskan tidak pernah mengeluarkan izin resmi untuk pengawalan tersebut.

Dengan situasi geopolitik yang masih tegang dan sensitivitas tinggi di seputar konflik Gaza, pertandingan Italia kontra Israel ini diperkirakan akan menjadi satu di antara laga dengan pengamanan paling ketat dalam sejarah sepak bola modern Italia.

Sumber: Football Italia