Waspada Netizen Indonesia! FIFA Laporkan 30 Ribu Unggahan Kasar Sepanjang 2025, Pelaku dari 7 Negara

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Bola.com/Dok.FIFA).... Selengkapnya

Bola.com, Zurich - FIFA merilis laporan tahunan mengenai penanganan konten bernada pelecehan di media sosial dan mencatat lebih dari 30.000 unggahan telah dilaporkan sepanjang 2025, sebagai bagian dari upaya global menjaga keamanan ekosistem digital sepak bola.

Kabar ini merupakan edukasi untuk netizen Indonesia dalam beraktitas di media sosial. Karena setiap kata-kata bernada negatif diawasi FIFA.

BBC mengabarkan, dari laporan tersebut, FIFA memastikan bahwa sebelas individu diteruskan kepada otoritas penegak hukum dan satu kasus lainnya dikirimkan kepada Interpol setelah proses investigasi dan identifikasi dilakukan sepanjang tahun berjalan.

FIFA menyebut para pelaku berasal dari Argentina, Brasil, Prancis, Polandia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat berdasarkan identitas yang berhasil ditemukan setelah terlibat dalam tindakan pelecehan selama berlangsungnya berbagai kejuaraan FIFA.

"Pada Hari Internasional untuk Toleransi, saya ingin membuatnya sangat jelas bahwa sepak bola harus menjadi ruang yang aman dan inklusif, di dalam lapangan, di tribune penonton dan di dunia maya," ujar Presiden FIFA, Gianni Infantino, dalam akun Instagramnya, @gianni_infantino, Minggu (16/11/2025).

"Melalui Layanan Perlindungan Media Sosial FIFA atau SMPS dan dengan menerapkan teknologi canggih serta keahlian manusia, FIFA mengambil tindakan tegas untuk melindungi para pemain, pelatih, tim, dan ofisial pertandingan dari dampak serius yang ditimbulkan oleh pelecehan daring," jelasnya.

2 dari 3 halaman

Program SMPS FIFA

Ketua PSSI, Erick Thohir, memberikan jersey Timnas Indonesia kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino, di sela-sela FIFA Executive Football Summit 2025. (Bola.com/Dok.Instagram Gianni Infantino).... Selengkapnya

Program SMPS yang diluncurkan pada 2022 melalui kerja sama antara FIFA dan serikat pemain FIFPRO berfungsi memantau, mengidentifikasi, memblokir, serta meneruskan unggahan bermasalah ke platform terkait untuk ditindaklanjuti sesuai mekanisme masing-masing.

FIFA sempat mendapatkan sorotan setelah pesan antirasisme tidak tampak menonjol dalam Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat, tetapi penerapan SMPS tetap berlangsung secara penuh di sepanjang kompetisi tersebut.

"Selama turnamen, SMPS memantau 2.401 akun aktif di lima platform media sosial yang mencakup pemain, pelatih, tim, dan ofisial pertandingan yang berpartisipasi di turnamen bersejarah tersebut, dengan 5,9 juta unggahan dianalisis, 179.517 ditandai untuk ditinjau dan 20.587 dilaporkan ke platform terkait," tulis pernyataan FIFA.

3 dari 3 halaman

65 Ribu Unggahan Pelecehan

FIFA memastikan komitmen menjaga ruang sepak bola dari pelecehan digital termasuk memperluas kerja sama dengan asosiasi anggota dan konfederasi agar setiap laporan dapat ditangani secara sistematis oleh otoritas yang berwenang.

"Pesan kami jelas, pelecehan tidak memiliki tempat dalam permainan kami, dan kami akan terus bekerja sama dengan asosiasi anggota kami, konfederasi dan otoritas penegak hukum untuk menindak para pelakunya," ungkap Infantino.

"Perilaku seperti ini tidak memiliki tempat dalam sepak bola atau masyarakat dan FIFA mengambil semua langkah yang memungkinkan dengan melaporkan insiden ini dan juga dengan memasukkan individu ke daftar hitam pembelian tiket untuk turnamen-turnamen FIFA," tuturnya.

Sejak layanan SMPS diberlakukan pada 2022, lebih dari 65.000 unggahan bernada pelecehan telah diserahkan FIFA kepada platform media sosial untuk ditindaklanjuti berdasarkan aturan masing-masing kanal digital.

Sumber: BBC