Sukses


Bintang Piala Eropa 2016: Wayne Rooney

Bola.com, Jakarta - Tanpa mencetak gol, tim sehebat apapun tidak akan melangkah ke mana-mana. Tanpa Wayne Rooney, Inggris yang berlaga di kualifikasi Piala Eropa 2016 tidak memiliki pemain yang telah mencetak lebih dari 15 gol bagi tim nasional. Jumlah torehan 50-an gol Rooney untuk Inggris adalah sebuah rekor dan memang sepertinya akan sulit dipecahkan pemain Three Lions generasi sekarang.

Pemain berusia 30 tahun kelahiran Liverpool ini, sejak masih berusia 15 tahun dan tampil di dalam skuat Inggris U-17, penampilannya sudah terlihat istimewa secara teknis dan mental. Titik lemah Rooney hanya dalam hal mengendalikan temperamennya yang meledak-ledak.

Akan tetapi, ban kapten yang melingkar di lengan telah membuatnya dipaksa untuk lebih bekerja keras dalam mengendalikan diri. Sejak menggantikan Gerrard sebagai kapten Inggris pada 2014, Rooney telah memperlihatkan kematangan sebagai pemimpin.

Pada Oktober 2014, ia menggagas pertemuan pemain timnas untuk memastikan seluruh anggota tim memiliki komitmen tinggi guna mendukung strategi yang telah ditetapkan Hodgson.

Kapten tim nasional Inggris, Wayne Rooney. (AFP/Ian Kington)

Setahun kemudian saat menghadapi Swiss di ajang kualifikasi Piala Eropa 2016, dukungan rekan setim membuat Rooney mencetak rekor dengan membukukan gol ke-50 bagi timnas Inggris. Pencapaian ini membuat Rooney memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang legenda Inggris, Sir Bobby Charlton.

Pada laga tersebut, ia juga menyamai rekor penampilan terbanyak untuk timnas Inggris yang dipegang Ashley Cole (107 laga). Nah, ketika angka telah berbicara sedemikian banyak seperti halnya bakat kepemimpinan yang tumbuh kian matang, tak pelak Rooney telah menjelma menjadi bintang yang akan menentukan redup atau terangnya kiprah Three Lions di Prancis tahun ini.

The Guardian menyebut, Rooney banyak berutang kepada pelatihnya di Manchester United, Sir Alex Ferguson, dan mantan pelatih timnas Inggris asal Swedia, Sven-Goran Eriksson. Melalui kedua figur itu Rooney belajar untuk berempati lebih besar terhadap peran pemain lain.

Ya, pada era Sir Alex dan Eriksson sang pemain sempat dipasang sebagai gelandang serang dan pemain sayap kiri sehingga sebagai pilar tim wawasannya bertambah komplet.

Video Populer

Foto Populer