Sukses


Ketua Persija Berganti, Posisi Ferry Paulus Tetap Aman?

Bola.com, Jakarta - Mayoritas suporter Persija Jakarta menginginkan adanya perubahan di pucuk pimpinan organisasi klub kesayangannya. Ferry Paulus yang memimpin Tim Macan Kemayoran sejak 2011 dinilai gagal.

Tak hanya gagal menyajikan prestasi membanggakan bagi Persija, Ferry Paulus dinilai sosok yang paling bertanggung jawab dengan kasus-kasus tunggakan pembayaran gaji ke pemain dan ofisial beberapa musim terakhir. Harapan terjadinya sebuah perubahan bisa terjadi dalam Kongres Pemilihan Ketua Umum Persija periode 2015-2019 pada 12 Desember nanti.

Komite Pemilihan  (KP) untuk kegiatan tersebut telah resmi terbentuk. KP telah menjadwalkan  tahapan untuk pemilihan tersebut. Mulai dari masa pendaftaran, verifikasi dokumen, interview, pengumuman hasil  sidang, hingga digelarnya Rapat Umum Anggota (RUA) yang memilih Ketua Umum Persija baru.

"Kami dari Yayasan Persija Muda diminta oleh Ketua Umum Ferry Paulus  untuk  menjadi KP. Dan kami sudah mengadakan beberapa kali pertemuan  dengan klub anggota Persija, untuk menyosialisasikan sekaligus  berdiskusi soal pemilihan ini," kata Budiman Dalimunthe, Sekretaris KP Ketua Umum Persija dalam sesi konfrensi pers, Jumat (20/11/2015).

Berdasarkan jadwal yang ada, pendaftaran calon Ketua Umum Persija Jakarta akan dimulai pada 22 November 2015. Proses pendaftaran calon ketua akan berakhir pada 27 November.

Hanya saja ternyata pergantian Ketua Umum Persija tak lantas otomatis membuat komposisi manajemen klub bisa berubah otomatis. Ferry Paulus yang berstatus Presiden Direktur PT Persija Jaya Jakarta yang mengelola tim Persija jika ada figur yang mau membeli saham mayoritas yang dimilikinya.

"Urusan Persija sebagai organisasi dan perseroan dua hal yang berbeda," ucap tutur Budiman Dalimunthe.

Posisi Ketua Umum Persija tak cukup kuat menggeser posisi Ferry Paulus, karena ia hanya mengendalikan Persija sebagai organisasi (Yayasan Persija Muda) yang membawahi klub-klub anggotanya.

Ferry Paulus dalam sejumlah kesempatan menyatakan tidak akan meninggalkan klub dengan tangan kosong. Selama dirinya memimpin Tim Macan Kemayoran, pengusaha muda asal Manado, Sulawesi Utara tersebut, telah menginvestasikan uang pribadinya untuk menghidupi Persija.

Pengeluarannya dicatatkan sebagai utang Persija. Angkanya pun menembus sekitar Rp 70 miliar. "Silahkan saja jika ada yang mau mengakuisisi saham mayoritas yang saya miliki. Namun, tentu tidak bisa juga tidak gratis sifatnya," ungkap Ferry Paulus, dalam sebuah perbincangan dengan bola.com belum lama ini.

Pemprov DKI Jakarta sempat berencana mengambil alih kepemilikan Persija. Namun, proses take over macet karena jumlah kewajiban yang harus mereka lunasi dinilai amat besar.

Walau namanya cenderung tidak populer, posisi Ferry Paulus bisa dibilang aman menjadi pengendali kebijakan klub, sekalipun terjadi pergantian kepemimpinan di level organisasi Persija.

Apalagi pria yang pernah jadi anggota Komite Eksekutif PSSI di zaman kepemimpinan Nurdin Halid, punya hubungan yang relatif harmonis dengan petinggi-petinggi klub anggota Persija Jakarta. Mereka-mereka nantinya yang punya hak suara saat Rapat Umum Anggota.

 

Video Populer

Foto Populer