Sukses


Derita Mantan Pelatih Persik Imbas Konflik Sepak Bola Indonesia

Bola.com, Kediri - Aris Budi Sulistyo mengaku jadi salah satu korban konflik  PSSI dan Menpora Imam Nahrawi yang berakibat berhentinya kompetisi sepak bola nasional.

Awal tahun 2015, pelatih yang juga staf PNS di Kota  Kediri ini terlanjur mengajukan cuti selama setahun tanpa tanggungan  negara alias tak digaji, karena mendapat tawaran menukangi Persis Solo proyeksi pentas Divisi Utama.

Ketika itu, pelatih muda yang sukses mengangkat Persik ke ISL 2014 ini  berpikir gaji dan kontraknya selama melatih klub kota kelahirannya itu  cukup untuk menghidupi keluarganya. Apalagi Aris Budi Sulistyo ingin dekat dengan istri dan ketiga anaknya yang tinggal di Solo.  

Baca Juga

    Setelah PSSI resmi menghentikan kompetisi, harapan Aris Budi berantakan di  tengah jalan. Dia hanya seumur jagung membesut klub berjulukan Laskar Samber Nyawa. Harapannya sempat timbul kembali ketika Persis tampil di  Piala Polda Jateng dan Tim Transisi menggelar Piala Kemerdekaan.

    Tapi nasib sial masih akrab dengan Aris Budi. Dia dipecat karena Persis gagal total di Piala Kemerdekaan. 

    "Awalnya saya ambil cuti empat bulan. Setelah dapat tawaran dari Persis, saya  perpanjang satu tahun. Selama cuti, saya tak dapat gaji dari negara. Pertimbangan waktu itu, saya ambil cuti panjang agar bisa total melatih Persis. Tanpa gaji PNS pun,  kontrak di Persis cukup untuk menghidupi keluarga. Tapi semuanya buyar. Praktis saya tak dapat penghasilan setelah diberhentikan dari Persis," ungkap Aris Budi yang juga staf PNS di kantor Disparpora Pemkot Kediri ini. 

    Pertimbangan lainnya, tutur Aris Budi, dia ingin dekat dengan keluarganya. Selama ini, sosok yang pernah melatih PSBI Kabupaten Blitar ini hanya sekali sepekan mudik ke Solo, karena harus masuk kerja sebagai PNS di Kediri. "Faktor keluarga juga jadi pertimbangan saya. Saya korban konflik sepak bola. Padahal anak bungsu saya masih balita dan butuh gisi serta susu. Ini benar-benar ujian berat bagi saya," katanya.

    Namun, tangan Tuhan mengulurkan rejeki kepada Aris Budi Sulistyo. Tiba-tiba dia dapat tawaran dari pengurus PSCS Cilacap untuk melatih dua tim sekaligus di ajang Piala Bupati Cilacap yang telah berakhir pekan lalu. Aris Budi menggantikan posisi Putut Wijanarko yang memilih berlabuh ke Surabaya United. 

    "Ini berkah luar biasa. Di tengah impitan masalah, Allah SWT menurunkan rezekinya. Saya juga berterima kasih kepada semua pengurus PSCS karena telah percaya pada saya. Mereka juga ikut meringankan beban yang selama  ini sempat membuat saya depresi. Honor dari Cilacap cukup untuk biaya  hidup dua bulan ke depan. Setelah itu, saya tak tahu lagi harus cari
    uang dari mana," ujarnya. 

    Aris Budi Sulistyo terhitung pelatih bertangan dingin. Selain mengembalikan Persik ke habitat ISL 2014, dia juga membawa PSBI ke posisi tiga besar Divisi Utama 2014. Tim PSCS pun diberi gelar Piala Bupati Cilacap. Padahal dua pergelaran sebelumnya, gelar juara dibawa pulang Persiba Bantul dan Persibas Banyumas.

    Video Populer

    Foto Populer