Sukses


Pangkostrad dan JD, Kandidat Ketum PSSI versi PSIS dan Persis

Bola.com, Semarang - Desakan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI masih belum hilang pasca dicabutnya sanksi pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Seperti diketahui, keinginan KLB hadir dari 85 pemegang suara, terdiri 28 Asprov, 13 klub ISL, 14 klub Divisi Utama, 30 klub Liga Nusantara, dan Asosiasi Pemain Pelatih Indonesia.

Tidak hanya mendesak penyelenggaraan KLB, para pemegang hak suara di wilayah Jateng mulai berani mengapungkan kandidat Ketua Umum PSSI untuk menggantikan La Nyalla Mattalitti. PSIS Semarang dan Persis Solo jadi yang terdepan angkat bicara soal kandidat ini.

CEO PSIS, AS Sukawijaya atau Yoyok Sukawi, secara pribadi mengangkat dua nama yang pantas jadi kandidat pengganti La Nyalla. Dua sosok itu adalah Pangkostrad TNI, Letjen TNI Edy Rahmayadi, dan Joko Driyono (CEO PT LI dan PT GTS).

"Saya pribadi lebih condong ke Pangkostrad. Selain mencintai sepak bola, beliau dengan latar belakang militer tentu punya disiplin dan ketegasan untuk menata sepak bola ke arah yang lebih baik,'' kata Yoyok Sukawi, kepada bola.com, Kamis (12/5/2016).

Nama Jenderal bintang tiga itu mulai mencuat di dunia sepak bola saat membentuk PS TNI. Tim yang berembrio dari PSMS Medan itu tampil impresif di turnamen Piala Jenderal Sudirman dan Torabika Bhayangkara Cup 2016. Lantas, PS TNI berlaga di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo usai membeli saham Persiram Raja Ampat.

Yoyok menilai PSSI butuh figur yang memiliki kekuatan dan komitmen untuk memperbaiki tata kelola sepak bola. Begitu pula dengan Joko Driyono (JD). Pria asal Ngawi itu dinilai tahu betul seluk-beluk sistem pengelolaan sepak bola, termasuk PSSI. "Saya rasa dua nama itu layak jadi Ketua Umum PSSI saat KLB,'' ucap Yoyok.

Dukungan sama diberikan CEO PT Persis Solo Saestu, Paulus Haryoto, yang menyebut pemimpin PSSI harus memiliki hubungan baik dengan pemerintah dan itu terdapat pada diri Joko Driyono. Selama ini, CEO PT Gelora Trisula Semesta (GTS) itu jadi sosok sentral bergulirnya kompetisi di Tanah Air.

"Perubahan orang-orang di PSSI harus dilakukan. Hal ini penting agar muncul figur-figur yang benar-benar ingin membangun PSSI dan punya tujuan yang sinergi dengan pemerintah, dalam hal tata kelola sepak bola yang baik,'' ujar Paulus.

 

Video Populer

Foto Populer