Sukses


Arema Ungkap Penyebab Keengganan Bermarkas di Stadion Gajayana

Bola.com, Malang - Tawaran dari pemerintah Kota Malang untuk menggunakan Stadion Gajayana sebagai markas alternatif ditanggapi santai manajemen Arema Cronus. Sebenarnya, tim berjulukan Singo Edan ini tertarik menggelar partai non-bigmatch Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo di Gajayana.

Sebab, Aremania punya rute lebih dekat untuk memberikan dukungan langsung. Mengingat stadion itu lokasinya berada di tengah kota. "Sebenarnya, Arema juga tertarik bermain di Gajayana saat pertandingan non-bigmatch. Jadi intinya sama-sama tertarik. Tapi, kami masih trauma main di Gajayana," kata Ruddy Widodo, General Manager Arema.

Pengalaman kurang mengenakkan itu bermula di pengujung musim 2014. Ketika itu Arema melakoni pertandingan melawan Persik Kediri. Harusnya tuan rumah jadi milik Persik. Namun, karena izin dari kepolisian tidak turun, akhirnya laga dipindah ke Stadion Gajayana.

Segala perizinan pun diurus oleh panpel dan manajemen Arema. Di sinilah mereka mengalami trauma. Sehari menjelang pertandingan, tiket belum bisa keluar karena tertahan di Dinas Pendapatan Kota Malang karena panpel harus membayar sejumlah dana untuk pembayaran DP pajak pertandingan.

Padahal ketika main di Stadion Kanjuruhan, pajak tersebut dibayarkan setelah pertandingan karena besar kecilnya tergantung pada jumlah penonton. Selain itu, pajak di Gajayana juga lebih besar. Jika menggunakan Stadion Gajayana, panpel harus membayar pajak penghasilan 10 persen dari jumlah tiket yang terjual sedangkan di Kanjuruhan, hanya 2,5 persen saja.

"Tidak dimungkiri kalau pemerintah Kabupaten Malang betul-betul lebih menerima dan banyak membantu Arema," lanjut Ruddy.

Itulah mengapa sampai saat ini Arema belum punya rencana dalam waktu dekat menggunaan Stadion Gajayana sebagai markas alternatif sehingga mereka hanya menggunakan stadion itu sebagai tempat latihan saja.

 

 

 

Video Populer

Foto Populer