Sukses


Profil Persiba Balikpapan: Menantang Tren Buruk Tim Musafir

Bola.com, Malang - Dalam Liga 1 2017, Persiba Balikpapan akan merasakan jadi tim musafir. Berstatus tim musafir bukanlah hal mudah karena mereka harus bermain di luar kandang dan tidak dapat dukungan penuh dari suporter.

Imbasnya, permainan mereka tidak akan maksimal. Seperti yang pernah dialami Persija Jakarta tahun lalu.Beberapa tim asal Papua seperti Persiram Raja Ampat dan Perseru Serui juga pernah merasakannya. 

Sebab, stadion baru Persiba Balikpapan, Batakan, baru rampung pada Agustus mendatang sehingga mereka akan memulai kompetisi dengan markas Stadion Gajayana, Malang. Sangat jauh dari Balikpapan.

Namun, Persiba punya pertimbangan sendiri memilih Malang sebagai kandang sementara. "Kami pilih Malang sebenarnya juga pertimbangan efisiensi karena banyak tim di Jawa Timur sehingga kalau away kami bisa pakai jalur darat," kata manajer Persiba, Bambang Suhendro.

Di Jawa Timur, ada empat tim Liga 1, yaitu Arema FC, Persela Lamongan, Gresik United, dan Madura United sehingga mereka bisa efisien dalam biaya away. Sementara jika memilih kota lain di Kalimantan, mereka hanya ada lebih dekat dengan dua klub saja, seperti Mitra Kukar dan Pusamania Borneo FC.

Sedangkan dari segi teknis, pelatih Timo Scheunemann mengakui jika timnya akan sulit tampil maksimal selama di Malang. Banyak faktor yang penyebabnya. Selain minim dukungan suporter, secara statistik banyak tim musafir sulit bermain maksimal.

"Tapi, kami mencoba untuk tidak terpaku dengan tren dan statistik itu. Persiba ingin mencoba untuk berhasil meski sementara main di luar Balikpapan," kata mantan pelatih Persema Malang ini.

Dari segi komposisi pemain, sebenarnya tim berjulukan Beruang Madu ini tidak terlalu istimewa. Sama seperti musim-musim sebelumnya. Maklum mereka adalah tim langganan papan tengah.

"Bedanya, sekarang lebih banyak pemain muda daripada seniornya. Tapi, tidak masalah. Kami punya modal kekompakan tim," imbuh pelatih berkebangsaan Jerman ini.

Untuk pemain kunci, Persiba masih mengandalkan para pemain asing seperti Dirkin Glay, Marlon da Silva dan Masahito Noto. Mereka saat ini juga mencermati Anmar Almubaraki yang digadang jadi marquee player. Sementara pemain lokal senior adalah Iqbal Samad dan Siswanto.

"Untuk target masih seperti sebelumnya, papan tengah. Tapi, kalau bisa kami ingin menyodok ke papan atas," tegas Timo.

Musim ini, Persiba Balikpapan memiliki total 27 pemain. Ada enam pemain yang masuk kategori U-22. Namun, jika dirata-rata usia pemain Beruang Madu masih 25 tahun. Tim yang cukup muda untuk diterjunkan di Liga 1.

Data Klub
Pelatih : Timo Scheunemann (Jerman)
Berdiri: 1950
Kandang: Stadion Gajayana Malang (-Agustus 2017) dan Stadion Batakan Balikpapan.
Julukan: Beruang Madu
Suporter: Balistik

Daftar Pemain
Kiper: 89-Dedi Haryanto, 23-Yoewanto Setya Beny, 96-Kurniawan Kartika Aji (U-22), 78-Steven Lisnusa
Belakang : 16-Satrio Syam, 11-Frengky Turnando, 26-Kohn Dirkir Glay, 13-Yudi Khoirudin, 18-Jemmy Lakengke, 4-Ardy Yuniar, 5-Absor Fauzi, 6-Aflath Faathier, 19-Iqbal Samad
Tengah: 7-Gideon Viktor Way, 8-Bryan Cesar, 44-Ahmad Hisyam Tolle, 66-Robi Kriswantoro (U-22), 22-Siswanto, 20-Melkior Leideker Majefat, 94-Heri Susanto, 29-Tedi Hasanudin, 10-Masahito Noto, 87-Ilham Irhaz
Depan: 9- Marlon da Silva de Maura, 17-Faria Rofanda (U-22), 15- Ridho Nur Cahyo, 14-Bijahil Chalwa

2 dari 3 halaman

Timo Scheunemann, Antara Pemain Muda dan Sepak Bola Modern

Bagi Persiba Balikpapan, Timo Scheunemann bukanlah sosok asing karena di masa jadi pemain, Timo pernah memperkuat tim berjulukan Beruang Madu pada tahun 1997. Setelah 20 tahun, kini dia kembali dengan posisi sebagai pelatih kepala.

Lantaran punya historis dengan Persiba Balikpapan, Timo ingin total memberikan tenaganya. Kebetulan saat ini tim Beruang Madu sementara berkandang di Stadion Gajayana, Malang. Tempat di mana dia dulu pernah menangani Persema Malang. Kebetulan pelatih 43 tahun itu juga berdomisili di Kota Malang.

"Saya sudah dengar kalau Persiba berencana ke Malang saat pertama jadi pelatih. Bagi saya ini bukan tugas ringan. Tapi, akan kami coba untuk mengawali bila tim musafir tidak selalu dapat hasil jelek," lanjut pria yang lahir di Kediri itu.

Untuk jadi salah satu kuda hitam di Liga 1, Timo lebih dulu membuat timnya kompak. Setelah itu prinsip sepak bola modern ditanamkannya. Cara bermain dengan bola-bola pendek dan cepat diharapkan bisa muncul.

Selain itu, banyak pemain muda yang bakal diorbitkan karena selama ini Timo termasuk pelatih yang senang menggunakan jasa pemain muda. Saat di Persema Malang tahun 2011 ada deretan pemain muda yang diorbitkan, seperti Kim Kurnkawan, Irfan Bachdim, Reza Mustofa, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Di Persiba, Timo akan coba mengulanginya lagi. Meski, para pemain muda belum memiliki nama besar. Terbukti, hanya ada satu pemain yang terpanggil masuk Timnas U-22, yaitu kiper Kartika Aji. "Saya akan maksimalkan pemain yang ada," tegasnya.

Timo mengakui dirinya tidak kaku seperti pelatih asing kebanyakan. Sebab, dia sudah seperti orang Indonesia karena lahir dan besar di Jawa Timur.

"Saya orangnya fleksibel. Bisa menyesuaikan dengan bujet tim. Tapi satu yang saya minta, saya dapat kepercayaan 100 persen untuk membentuk tim," kata pelatih yang beberapa kali ikut shooting layar lebar tersebut.

3 dari 3 halaman

Marlo da Silva, Nyaman dengan Suasana Kekeluargaan

Striker berdarah Brasil, Marlon da Silva, jadi andalan Persiba Balikpapan dalam Liga 1 2017. Penyerang 27 tahun ini termasuk sebagai pemain bintang tim Beruang Madu karena Marlon punya skill tinggi sebagai striker asing papan atas Indonesia.

Musim lalu bersama Mitra Kukar dia mengemas 16 gol dan 3 assist dalam 32 penampilannya. Tetapi, dia akhirnya didepak karena sempat bersitegang dengan pelatih Jafri Satra karena merasa tidak puas saat diganti lebih awal dalam sebuah pertandingan.

Tahun ini, Marlon coba memberikan bukti. Dia ingin tetap jadi striker tajam di Indonesia. Meski, tim yang dibelanya tidak setangguh Mitra Kukar. "Di Persiba saya merasa nyaman. Tim ini seperti keluarga. Semua pemain akrab. Saya sering tertawa melihat tingkah lucu teman-teman," kata mantan pemain Boavista FC Portugal tersebut.

Dalam ajang Piala Presiden 2017, Marlon memang tidak bisa berbuat banyak karena di turnamen pramusim itu dia juga mengalami cedera lutut. Kini kondisinya masih 75 persen jelang kompetisi Liga 1 bergulir.

"Saya harus pelan-pelan kembali seperti dulu. Tapi, saya menikmatinya di Persiba. Meski, sekarang main di Malang tidak masalah," imbuhnya.

Marlon mengaku justru lebih bagus timnya memulai kompetisi di Malang karena banyak tersedia lapangan bagus. Lokasi mes pemain dengan lapangan tempat latihan juga sangat dekat. Selain itu, cuaca di Malang juga dirasa tidak terlalu panas sehingga dia merasa nyaman. "Di Balikpapan lapangan jauh. Kalau hujan tidak bisa buat main lagi," katanya.

Selama di Malang, Marlon membawa anak dan istrinya. Dia memilih tinggal di sebuah apartemen kota Malang yang lokasinya berdekatan dengan mes sementara Persiba Balikpapan.

 

Video Populer

Foto Populer