Sukses


Obrolan Eksklusif Pelatih Arema Kuncoro: Suka Blak-Blakan, Sebut Semua Klub Sedang Tipu-tipu

Bola.com, Jakarta - Manajemen Arema FC sempat berupaya mendatangkan pelatih baru untuk musim 2021. Singo Edan harus mencari pengganti setelah pelatih lama, Carlos Oliveira, tidak diperpanjang kontraknya yang habis pada 17 Februari 2021.

Namun, sang arsitek tampaknya bakal bekerja untuk Liga 1 2021. Sedangkan di pra musim Piala Menpora yang digelar 21 Maret – 25 April, para asisten pelatih lokal dapat tugas memegang kendali Arema FC. Seperti Kuncoro, Singgih Pitono dan Siswantoro.

Diantara tiga asisten pelatih itu, Kuncoro yang dapat wewenang jadi pelatih kepala sementara. Dia sudah 9 tahun mengabdi sebagai asisten pelatih tim berjuluk Singo Edan.

Selain itu, dia beberapa kali dapat kesempatan memimpin tim pada masa transisi pergantian pelatih seperti ini. Meski hanya memegang lisensi B AFC, dari pengalamannya bisa dibilang dia punya modal memimpin tim untuk terjun di sebuah turnamen.

Berikut wawancara Bola.com dengan pelatih Arema FC berusia 47 tahun asli Kabupaten Malang tersebut.  

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Beban untuk Berprestasi

Manajemen Arema mempercaya tim asisten pelatih untuk menangani tim di Piala Menpora 2021. Dilihat di lapangan, anda yang menjabat sebagai pelatih kepala. Apa ada beban?

Kalau ditanya beban atau tidak jujur pasti ada, yaitu beban untuk berprestasi. Arema tim besar dengan dukungan suporter yang besar juga. Tapi harus saya jelaskan soal pelatih.

Kami semua sama-sama jabatannya asisten yang mempersiapkan tim. Bagi saya tidak ada pelatih kepala. Tapi kami paham harus ada satu yang jadi pengambil keputusan dan pertandingan atau latihan, itu ada pada saya. Namun yang kerja tetap semua tim pelatih. Intinya saya siap mengemban tugas selama turnamen ini.

 

Selama ini anda dikenal sebagai sosok humoris. Tak jarang jadi bahan candaan pemain. Saat menduduki pelatih kepala sementara, akankan menghubah sikap jadi kharismatik?

Saya tidak akan pernah berubah, tetap apa adanya seperti ini. Tapi kalau sudah masuk sesi latihan serius tentu saya berubah.

Pemain juga sudah paham karakter saya. Istilah mereka (pemain), kalau mata saya sudah merah tidak ada lagi bercanda di latihan. Hehe. Tapi dari dulu saya seperti ini. Mau jadi pelatih atau presiden sekali pun, pembawaannya tetap saja. Waktu di luar, bercanda sampai pukul-pukulan tetap ada. Hehe.

 

Selama 9 tahun jadi assisten pelatih, terkesan anda tidak memburu posisi pelatih kepala, terlihat dari lamanya tidak mengikuti kursus pelatih. Terakhir upgrade lisensi pelatih B AFC pada 2017. Memang tidak punya target jadi pelatih kepala?

Saya malah sudah lupa kapan terakhir mengikuti kursus pelatih. Tapi Insyaallah kalau pengalaman melatih ada lah. Sebenarnya tahun lalu ada undangan kursus lisensi A. Namun pandemi dan sampai sekarang tidak ada kursus. Tapi saya ini tidak berambisi jadi pelatih kepala.

Bukan karena terlalu nyaman jadi asisten pelatih. Prinsip saya mengalir saja. Kalau klub minta upgrade lisensi untuk memenuhi regulasi, ya saya ikuti. Sekarang ini jadi pelatih karena kondisi tidak normal. Kalau normal, Liga 1 sudah ada garansi izin Polri, pasti ada pelatih kepala baru. Bukan saya.

 

3 dari 3 halaman

Bebas Kritikan?

Saat menjadi pemain sampai pelatih, Aremania seperti sayang kepada anda. Tak jarang yel-yel nama Kuncoro dibawakan suporter di stadion. Apa Anda ini memang bebas dari kritikan Aremania?

Setiap orang pasti ada yang suka dan tidak, termasuk saya. Mungkin kamu tidak tahu kritikan kepada saya. Pasti ada. Saya senang kalau kritiknya membangun. Tapi ada juga yang sampai menghina, kadang di media sosial.

Rasanya sempat jengkel sekejap kalau membaca. Namun saya berpikir, itu kan hanya di medsos. Saya tidak kehilangan apa-apa. tersentuh saja tidak. Beda cerita kalau ada yang menghina di depan secara langsung. Bisa saja tinju wajahnya, bedakan mengkritik dengan menghina.

 

Bicara persiapan tim di Piala Menpora. Sepertinya Arema sekarang landai-landai saja. Tidak ada pemain bintang yang datang. Manajemen juga tidak bebani target juara. Ada tanggapan?

Arema tidak menargetkan juara. Hanya persiapan untuk mematangkan tim sebelum Liga 1 dimulai. Tapi harus diketahui, itu untuk menipu lawan. Saya yakin klub lain tapi juga bicara seperti itu. Tidak ada target dan lain-lain.

Mereka itu juga sedang menipu biar lawannya lengah. Hehehe. Ayo jujur saja siapa yang tidak mau jadi juara. Dapat hadiah materi dan lainnya. Pasti semua klub mau. Apalagi dalam masa pandemi seperti ini. Klub, pemain dan semua ingin dapat hadiah juara. Hehe. 

 

Video Populer

Foto Populer