Sukses


Meneropong Nasib 4 Klub Jatim di BRI Liga 1 Musim Ini: Butuh Energi Besar untuk Bersaing di Suhu Tinggi Kompetisi

Bola.com, Kediri - Jawa Timur (Jatim) paling banyak punya wakil yang berlaga di pentas BRI Liga 1 2023/2024 dibandingkan klub daerah lain. Empat tim itu adalah Madura United, Persik Kediri, Persebaya Surabaya, dan Arema FC.

Namun hingga pekan ke-23 BRI Liga 1 2023/2024, perjalanan tim-tim tersebut tidak mulus. Untuk sementara, Madura United dan Persik, boleh berbangga diri. Keduanya bertengger di peringkat kelima dan keenam klasemen sementara.

Sementara dua klub besar seperti Persebaya Surabaya dan Arema FC masih sulit beranjak dari urutan ke-13 dan ke-16. Laskar Sapeh Kerrab dan Macan Putih bisa bersaing di papan atas, karena problem yang mereka hadapi tidak seberat Persebaya dan Arema FC.

Kompetisi musim ini masih menyisakan sebelas pertandingan lagi. Sehingga akan banyak ujian dan rintangan yang harus dihadapi. Mari kita teropong bagaimana kemungkinan perjalanan keempat klub tersebut hingga akhir musim BRI Liga 1 nanti.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1. Madura United Melepas Trauma

Tim asal Pulau Garam ini sudah melakoni 22 laga BRI Liga 1 dengan koleksi 35 angka. Namun, Hugo 'Jaja' Gomes dkk. masih punya satu tabungan pertandingan tunda melawan Persis Solo di luar kandang.

Jika pasukan Mauricio Souza bisa memaksimalkan partai ini dengan kemenangan, maka mereka langsung menggeser posisi PSIS Semarang di urutan keempat.

Meski akhirnya poin keduanya sama-sama 38, tapi Madura United unggul head to head atas PSIS.

Madura United sempat diguncang kasus dugaan korupsi yang dilakukan sang Presiden Klub, Achsanul Qosasi, yang juga merupakan anggota BPK. Banyak pengamat pun menilai kasus ini akan membuat Madura United terpuruk.

Tanpa diduga. Kubu Madura United malah membungkam anggapan itu. Langkah itu bisa diamati dari belanja pemain baru di bursa transfer putaran kedua.

Meski melepas striker utama, Junior Brandao, dan Andik Rendika Rama ke Bhayangkara FC, tetapi Madura United membawa kiper asing asal Brasil, Lucas Frigeri, dan penyerang lokal Lerby Eliandri.

Lucas Frigeri jadi kiper tangguh di dua pertandingan terakhir saat mengalahkan Barito Putera dengan skor 4-1 dan imbang 2-2 di kandang PSIS.

Artinya, jika terus konsisten Madura United berpeluang menerobos posisi empat besar untuk tampil di fase Championship Series.

"Madura United tim unik. Mereka punya tradisi panas pada awal pekan, tapi performanya menurun hingga akhir kompetisi. Tapi kali ini tampak mereka lebih siap mental. Mereka mulai bangkit dari problem internal," ujar Agus Yuwono, pelatih asal Malang.

3 dari 6 halaman

2. Persik Harus Terus On Fire

Perjalanan Persik pada BRI Liga 1 musim ini penuh romantika dan dinamika. Arthur Irawan dkk. mengawali kompetisi tak terlalu bagus. Mereka sering berada di posisi tengah ke bawah.

Namun, hingga jeda panjang saat ini, tim asuhan Marcelo Rospide itu nongkrong di urutan keenam dengan 34 poin. Jika dilihat langkah Persik yang tak stabil di awal musim, posisi sekarang ini jelas sangat mencengangkan.

Kendati jadi pelatih debutan di Indonesia, Marcelo Rospide sangat percaya diri mengarungi kerasnya persaingan. Dia juga sangat yakin dengan skuat yang dimiliki Persik.

Marcelo Rospide mengutamakan kedalaman tim, di mana setiap sektor punya pemain kualitas setara. Keseimbangan tim inilah membuat sepak terjang Persik bisa konsisten.

Manajemen tak banyak merekrut pemain baru di bursa transfer tengah musim. Namun, pemain yang dikontrak disesuaikan kebutuhan tim. Kehadiran dua pemain pinjaman dari Persebaya, Ahmad Nuri Fasya dan Ze Valente, memberi warna baru.

Terutama peran Ze Valente yang membuat lini tengah Persik makin solid. Apalagi dia punya tandem berkualitas sekelas Renan Silva. Hingga libur panjang ini, Persik mencatat sembilan laga tak terkalahkan.

"Saya lihat Persik sedang on fire. Jika mereka bisa mempertahankannya, Persik diprediksi bakal jadi kuda hitam hingga akhir musim," kata Agus Yuwono.

4 dari 6 halaman

3. Persebaya di Tangan Paul Munster

Persebaya mendaratkan Paul Munster untuk mengisi kekosongan kursi pelatih kepala yang ditinggal Josep Gombao. Pria asal Irlandia Utara ini digadang-gadang mampu memperbaiki performa Bajul Ijo di sisa kompetisi BRI Liga 1 musim ini.

Tragedi Persebaya dimulai dari pelengseran Aji Santoso dari kursi nakhoda tim yang digantikan Uston Nawawi. Sebenarnya catatan rekor Uston cukup impresif. Namun, lisensi Uston Nawawi belum memenuhi regulasi.

Persebaya pun mengontrak Josep Gombao. Namun, rekrutmen ini jadi blunder. Alih-alih kinerja meningkat, di tangan pelatih dari Spanyol malah membuat Persebaya babak belur.

Kini Persebaya diasuh Paul Munster. Rekam jejaknya sangat bagus ketika memoles Bhayangkara FC pada 2019 hingga 2022.

Munster yang didatangkan The Guardians pada paruh kedua musim 2019 mampu mendongkrak posisi dari urutan ke-13 dan finis di urutan keempat. Magis Paul Munster diharapkan mendongkrak peringkat Persebaya seperti Bhayangkara FC.

"Kualitas Munster bagus, tetapi masih perlu bukti. Dalam waktu singkat, dia harus bisa membangkitkan Persebaya dari sisi permainan dan mental pemainnya," tutur Agus Yuwono.

5 dari 6 halaman

4. Militansi Arema FC

Agus Yuwono, yang juga merupakan mantan arsitek Persik, tak begitu kaget dengan terpuruknya Arema FC. Tragedi Kanjuruhan setahun lalu jadi faktor utama kehancuran Singo Edan musim ini.

Dengan finansial biasa saja, tentu Arema FC tak mampu belanja pemain bagus. Sehingga secara teknis, mereka sulit bersaing dengan 17 kontestan lain di BRI Liga 1 2023/2024.

Ditambah lagi, Dedik Setiawan cs. harus menjalani hukuman larangan menggelar laga kandang di Malang. Meski memilih Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali, dengan fasilitas bagus sebagai homebase, minimnya dukungan Aremania membuat Arema FC sulit menang.

Agus Yuwono masih optimistis Arema FC bisa lolos dari degradasi. Kini mereka mengemas 21 angka. Poin ini tak terlalu jauh dari empat rival di atasnya, seperti Persis Solo, Persita Tangerang, Persebaya Surabaya, dan PSS Sleman.

"Arema FC butuh energi besar jika ingin lolos degradasi. Teknis harus diperbaiki agar bisa bangkit lagi. Nasib mereka juga tergantung situasi sepak bola Indonesia yang bisa saja dipengaruhi panasnya politik tahun ini," ujarnya.

6 dari 6 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 saat Ini

Video Populer

Foto Populer