BRI Liga 1: Teco Mundur, Suporter Bali United Senang, Minta Manajemen Pertimbangkan Luis Milla dan Bernardo Tavares Sebagai Penggantinya

Dengan situasi ini, ada kemungkinan suporter bisa kembali meramaikan Stadion Dipta. Sejak pekan pertama, Stadion Dipta tidak terlalu ramai suporter.

Hanya di beberapa pertandingan saja kehadiran suporter di stadion menyentuh angka hampir 10 ribu orang dari kapasitas 18 ribu suporter, yaitu seperti ketika Bali United menghadapi Persib Bandung dan Borneo FC.

Kejenuhan dan tidak didengarkannya aspirasi dari suporter menjadi penyebab suporter bersikap semacam itu. Sekarang, suporter semangat untuk bersuara kembali.

"Biarkan euforia suporter bergumuruh kembali di Stadion Dipta. Suasana itu yang kami rindukan," ucap Gede Ganjrung.

North Bali Hooligan bersama kelompok suporter Bali United lainnya kompak meminta manajemen klub merekrut pelatih asing yang lebih baik daripada Teco.

Dua nama sudah santer dibicarakan, yaitu eks Pelatih Persib Bandung dan Timnas Indonesia, Luis Milla Aspas, serta pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares.

Sosok Tavares bahkan sudah lama dirumorkan datang untuk menukangi Bali United. Hanya, dari informasi yang didapat, Bali United harus membayar transfer fee jika ingin merekrut Tavares. Kontraknya juga baru berakhir pada 2026.

"Untuk pengganti coach Teco, wajib pelatih asing dan lebih jago. Ada dua nama dari kami, yaitu Luis Milla atau Tavares. Tapi, menurut kami, Tavares lebih cocok karena sudah paham situasi di Liga 1," ungkap Gede Ganjrung.

Di sisi lain, dalam beberapa musim terakhir, manajemen Bali United dan suporter seperti ada jarak. Itu yang dirasakan oleh Gede Ganjrung mewakili elemen suporter lainnya.

Ia melihat manajemen klub pernah sebegitu dekatnya dengan suporter sejak awal berdiri tahun 2015 hingga juara Liga 1 2019. Setelah itu, mulai ada jarak dan banyak saran suporter yang tidak digubris, bahkan keputusan menaikkan harga tiket membuat suporter geram.

Hal seperti ini yang menurutnya sudah hilang. Ini juga menjadi satu di antara alasan mengapa suporter Bali United cukup sedikit datang ke Stadion Dipta.

"Awal-awal berdiri, manajemen Bali United merangkul kami. Selalu menjalin silaturahmi. Jatuh bangunnya Bali United, kami selalu mendukung," ujarnya.

"Setia pada kegiatan di luar lapangan, kedua belah pihak saling dukung satu sama lain sehingga ikatan emosional terjalin dengan baik. Makanya, beberapa tahun lalu Stadion Dipta tidak pernah sepi dari suporter. Sekarang, rasa kekeluargaan tersebut hilang," tambahnya.

Gede Ganjrung menekankan bahwa suporter tidak ingin menekan pihak mana pun. Ia hanya ingin manajemen Bali United sadar suporter adalah bagian dari Bali United. Suporter juga yang menjadi salah satu elemen dalam pemasukan tim.

"Kedekatan ini yang membangun rasa emosional tumbuh antara suporter, pelatih, manajemen, dan pemain," jelasnya.