Bola.com, Jakarta - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, beberapa kali mengkritik jadwal pertandingan musim ini yang sangat padat. Belum lagi ada potensi main di dua laga play-off fase knockout Liga Champions dan tentu saja Piala Dunia Antarklub 2025.
Persoalan jadwal padat sudah dirasakan oleh Man City. Bahkan seorang pemain asuhan Pep Guardiola, Rodri, sempat mengungkapkan kemungkinan pemogokan dari para pemain karena terlalu banyak pertandingan yang berpotensi membuat pemain mengalami cedera sehingga musimnya justru berakhir lebih cepat.
Baca Juga
Advertisement
Persoalan ini muncul seiring kemerosotan performa Man City pada musim gugur, yang makin diperburuk dengan potensi tambahan dua pertandingan play-off di Liga Champions yang tentunya akan membuat jadwal makin terasa sesak.
Belum lagi, pada Jumat (6/12/2024) dini hari WIB, pengundian Piala Dunia Antarklub 2025 dilakukan, di mana akan ada format baru yang melibatkan 32 tim peserta dan digelar pada Juni hingga Juli 2025, menambah beban jadwal yang sudah padat.
Tantangan besarnya adalah fakta bahwa Man City akan memulai musim depan dengan waktu istirahat yang sangat terbatas. Dengan Piala Dunia Antarklub 2025 melibatkan 32 tim, Man City dipastikan minimal harus menjalani tiga tambahan laga, dengan maksimal tujuh pertandingan harus dijalani.
Pep Guardiola mengkritik keras jadwal yang menurutnya sudah tidak masuk akal. Guardiola bahkan mengusulkan agar Premier League 2025/2026 dimulai lebih lambat untuk Man City dan Chelsea, yang juga akan berkompetisi di Piala Dunia Antarklub 2025. Namun, usul itu tidak mendapatkan respons positif.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perubahan di Piala Dunia Antarklub
Piala Dunia Antarklub dengan format baru ini membuat Pep Guardiola makin frustrasi, terutama terkait keputusan FIFA yang memaksa klub-klub untuk membawa seluruh skuad mereka.
Sebagai contoh, meski Man City berencana untuk melakukan rotasi besar-besaran untuk mengelola beban kerja dan mencegah cedera.
FIFA bahkan sudah membuka jendela transfer untuk klub peserta Piala Dunia Antarklub 2025 mulai 1 Juni hingga 10 Juni, untuk memungkinkan klub merekrut pemain baru guna berlaga di turnamen tersebut.
Meski FIFA memungkinkan klub merekrut pemain baru dalam jendela transfer terpisah, belum jelas bagaimana FIFA akan mengawasi apakah tim-tim tersebut memainkan skuad yang lebih lemah.
Advertisement
Kritik Terhadap Piala Dunia Antarklub
Pep Guardiola sudah mengungkapkan kekhawatiran tentang hal ini dan menyatakan dia tidak akan membiarkan FIFA menentukan siapa yang boleh dimainkan.
"Apa yang dimaksud dengan pemain yang lebih kuat? Siapa yang lebih kuat? FIFA akan memberi tahu saya siapa pemain yang lebih kuat dari yang lain? Saya tidak mengerti," ujar Guardiola.
"Kami akan membawa seluruh skuad ke sana. Kami tidak pergi hanya dengan 11 pemain, kan? Jadi saya tidak tahu siapa lawan kami saat ini, tetapi kami akan pergi dengan seluruh skuad," lanjutnya.
Tidak Mau Dibatasi Soal Pemilihan Pemain
Pep Guardiola juga menekankan dirinya tidak akan dibatasi dalam memilih pemain yang akan berlaga membela Man City.
"Saya tidak akan diberitahu sebelumnya siapa yang akna bermain, saya yang akan memutuskannya," tegas Guardiola.
Ini memperlhatkan ketegasan Guardiola dalam merencanakan strategi timnya, meski menghadapi jadwal yang padat dan tantangan besar dengan turnamen yang makin banyak.
Pernyataan Guardiola ini menggambarkan frustrasi manajer asal Spanyol itu terhadap pengaturan kompetisi dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi performa timnya.
Dengan pertandingan yang terus menumpuk, menjaga kebugaran pemain dan memaksimalkan rotasi skuad akan menjadi kunci penting bagi Man City dalam menghadapinya.
Namun, keputusan FIFA yang membatasi rotasi bisa menjadi hambatan besar bagi Pep Guardiola dalam merencanakan pertandingan dengan lebih efektif.
Sumber: Manchester Evening News
Advertisement