Kemenangan Dramatis atas Burnley Tak Mampu Usir Bayang-Bayang Krisis Amorim di MU

Kendati rumor mundur tak berhenti bergulir, Amorim memilih tenang.

"Saya tidak memikirkan soal titik balik. Saya sudah bicara hal ini entah berapa kali," ujar pelatih yang menangani MU sejak November 2024 ini.

"Bagi saya, ini hari demi hari. Saya senang karena kami kembali mendekati level permainan kami. Jika menyingkirkan laga Rabu lalu, performa kami lebih konsisten dibanding musim sebelumnya. Itu hal yang positif," tambah Amorim.

Amorim dikenal tidak segan mengkritik skuadnya secara terbuka. Hal ini membuat sebagian pemain senior disebut mulai ragu dengan metode yang diterapkannya, terutama formasi 3-4-3 yang dulu sukses ia gunakan di Sporting Lisbon.

Beberapa pemain MU merasa tak cocok dengan sistem tersebut. Ada pula yang merasa terasing karena komentar pedas sang pelatih, termasuk pengakuannya bahwa ia "kadang membenci skuad" yang ia tangani.

Padahal, sejak Mei lalu, Amorim sempat memberi sinyal bahwa dirinya siap mundur tanpa kompensasi jika memang itu yang terbaik bagi klub.

Meski sering keras, Amorim tetap memberi dukungan kepada anak asuhnya. Ia pasang badan untuk kiper Altay Bayindir, yang melakukan blunder hingga berujung gol penyeimbang Burnley melalui Jaidon Anthony.

'Ya, di beberapa momen saya membenci pemain. Tapi, saat mereka bekerja keras, saya akan selalu mencintai mereka," tegas Amorim.

"Kami bermain baik di awal, lalu ketika permainan tidak sempurna, tim agak kesulitan. Tapi, usaha mereka tidak pernah hilang. Mereka juga manusia. Semua orang bicara tentang kiper, tapi jadi kiper Manchester United di saat seperti ini memang sangat sulit. Jadi, bukan hanya kiper, semua pemain harus meningkatkan diri," tutur pelatih berusia 40 tahun ini.

Sejauh ini manajemen MU merasa sudah memberikan dukungan penuh kepada Amorim, baik lewat investasi pemain baru maupun sikap tegas saat ia mencoret beberapa nama besar dari skuad, termasuk Marcus Rashford, Jadon Sancho, Antony, Alejandro Garnacho, hingga Tyrell Malacia.

Meski begitu, hasil naik-turun dan gestur emosional Amorim terus menjadi perhatian.

Pertanyaan terbesar kini: apakah kemenangan dramatis melawan Burnley akan benar-benar mengubah arah perjalanan Amorim di Old Trafford, atau justru hanya menunda krisis yang lebih besar?

Sumber: Express