Sukses


Mario Balotelli Ungkap Kisah di Balik Selebrasi Ikonik, Why Always Me?

Balotelli, yang bergabung dengan Man City pada 2010 setelah tiga musim bersama Inter Milan, mencetak 30 gol dan enam assist dalam 80 penampilan untuk klub asal Manchester itu hingga 2013.

Bola.com, Jakarta - Mantan bintang Manchester City, Mario Balotelli, kembali mengenang masa-masa penuh warna dalam kariernya di Premier League, termasuk momen legendaris yang membuatnya dikenal di seluruh dunia: selebrasi bertuliskan “Why Always Me?”

Balotelli, yang bergabung dengan Man City pada 2010 setelah tiga musim bersama Inter Milan, mencetak 30 gol dan enam assist dalam 80 penampilan untuk klub asal Manchester itu hingga 2013.

Meski datang dengan label “talenta besar,” pemain asal Italia tersebut sering kali menjadi sasaran kritik media Inggris karena sikap dan performanya yang tidak konsisten.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Asal-usul Selebrasi “Why Always Me?”

 

Salah satu momen paling ikonik dalam karier Balotelli terjadi pada Oktober 2011, saat Man City menghancurkan Manchester United (MU) dengan skor 6-1 di Old Trafford.

Setelah mencetak gol pembuka, Balotelli memperlihatkan kaus dalam bertuliskan “Why Always Me?” — pesan sindiran kepada media Inggris yang kala itu terus memberitakan kontroversinya di luar lapangan.

Dalam wawancara terbaru dengan La Gazzetta dello Sport, Balotelli akhirnya membuka cerita di balik selebrasi legendaris itu.

“Tulisan itu sudah saya siapkan sebelum pertandingan bersama seorang pekerja gudang. Saya waktu itu menjadi pusat perhatian karena semua masalah saya, jadi itu seperti sebuah pelampiasan,” ujar Balotelli.

“Tabloid Inggris benar-benar berlebihan terhadap saya.”

3 dari 5 halaman

Inggris yang Paling Membentuk Balotelli

Meski masa-masanya di Premier League penuh dengan kontroversi, Balotelli mengakui pengalamannya di Inggris adalah bagian yang paling membentuk dalam hidupnya.

“Pengalaman saya di Inter memang penting, tapi saya pikir Inggrislah yang paling membentuk saya,” kata Balotelli.

“Itu pertama kalinya saya hidup sendirian, tanpa keluarga. Saya banyak membuat kesalahan, tapi harus belajar keluar dari situasi itu sendiri. Pengalaman itu bisa membentuk Anda, entah jadi lebih baik atau lebih buruk," lanjutnya.

4 dari 5 halaman

Karier setelah Man City

 

Setelah meninggalkan Etihad, Balotelli sempat membela beberapa klub besar lainnya, termasuk Liverpool (2014–2016), di mana ia mencetak empat gol dalam 28 pertandingan.

Ia kemudian berkelana ke berbagai klub di Italia dan luar negeri, termasuk Nice, Marseille, Brescia, Monza, dan terakhir Genoa, di mana ia hanya tampil enam kali musim lalu karena cedera tangan dan masalah kebugaran.

Kini di usia 35 tahun, Balotelli berstatus tanpa klub dan berlatih sendiri untuk menjaga kebugaran. Ia mengungkapkan masih memiliki keinginan untuk bermain di Italia, meski sudah menolak beberapa tawaran dari luar negeri.

“Saya mendapat beberapa tawaran dari luar negeri, tapi saya menolak karena di hati saya masih berharap bisa bermain di Italia,” ujar Balotelli.

“Namun sejauh ini tawaran itu belum datang, jadi saya harus memutuskan apakah akan bermain di luar negeri atau mungkin mengambil jeda dan menunggu hingga Januari,” lanjutnya.

5 dari 5 halaman

Masa Depan yang Belum Pasti

 

Belum diketahui ke mana langkah Balotelli berikutnya akan berlabuh, apakah ia akan kembali merumput di Italia atau mencoba tantangan baru di liga lain.

Namun, satu hal pasti, warisan “Why Always Me?” miliknya tetap menjadi salah satu momen paling berkesan dalam sejarah Premier League, simbol dari pemain bertalenta tinggi yang kariernya selalu diwarnai kontroversi dan sorotan publik.

Sumber: The Sporting News

Video Populer

Foto Populer