Ruben Amorim Tanggapi Kritik Formasi Kontroversial MU

Meski begitu, Amorim menegaskan dirinya tidak sekaku yang dikatakan orang.

Ketika diwawancarai DAZN Portugal soal kemungkinan mengembalikan rotasi penyerang yang lebih dinamis seperti saat ia di Sporting, ia menegaskan bahwa hal tersebut sebenarnya sudah diterapkan.

"Kami sudah melakukannya saat melawan Liverpool, bukan dengan Bryan Mbeumo, tapi dengan (Matheus) Cunha," katanya.

"Ini adalah opsi yang kami miliki, dan saat ini, di semua liga, baik Liga Inggris maupun Liga Portugal, ada variasi besar dalam struktur permainan."

"Kita mungkin mengatakan itu 4-4-2, lima menit kemudian bisa berubah menjadi 4-3-3 atau 3-4-3. Jadi, saya siap melakukan apa pun, berbeda dengan pandangan banyak orang yang menilai saya terlalu terpaku pada satu hal," ucapnya.

Amorim menambahkan:

"Saya memang memulai dengan fondasi dasar, tapi jelas, kami bisa menggunakannya di masa depan. Kami juga sudah memikirkan opsi Bryan (bermain di tengah) karena dia sangat kuat saat transisi," kata pelatih berusia 40 tahun itu.

"Saya rasa posisi terbaiknya tetap di sayap karena dia suka bermain tersembunyi, tidak suka diperhatikan. Dia bisa menyerang, menjadi lebih berbahaya di salah satu sisi, kanan atau kiri, dibandingkan sebagai penyerang tengah. Itu opsi bagus, dan saya bisa menggunakannya di masa depan seperti yang sering saya lakukan di Sporting," ulasnya.

Pernyataan terakhir mengacu pada cara Amorim menempatkan pencetak gol terbanyak Viktor Gyokeres yang tidak terpaku pada posisi tetap di Lisbon.

Pendekatan ini membuat Sporting sulit diprediksi dan membantu Gyokeres mencetak banyak gol.

Sumber: SI