Baru Sekali Menang Sepanjang MotoGP 2025, Pecco Bagnaia: DNA Motor Sulit Diubah

Salah satu kendala utama Bagnaia adalah kesulitan saat pengereman dan masuk tikungan — aspek yang sangat penting di Assen yang terkenal dengan tikungan-tikungan cepatnya.

“Saya tidak bisa menghentikan motor di tempat dan waktu yang saya inginkan. Akibatnya, saya keluar lintasan sedikit dan kehilangan posisi terbaik untuk akselerasi,” jelasnya.

Meski mengakui ada peningkatan di setiap sesi, Bagnaia menegaskan setelah 10 seri masalah tersebut masih terus muncul dan belum sepenuhnya teratasi.

Bagnaia menyoroti betapa susahnya mengubah karakteristik dasar dari motor GP25 yang dikendarainya musim ini. Setelah kehilangan kepercayaan diri di Le Mans dan Silverstone, performanya mulai membaik sejak seri Aragon.

Namun, ia menyadari bahwa solusinya bukan mengubah motor secara drastis, melainkan menyesuaikan gaya balapnya.

“DNA sebuah motor sulit untuk diubah. Saya mencoba mengubah pendekatan saya, bukan terlalu banyak mengutak-atik motor, karena bisa berujung pada kesalahan. Lebih mudah beradaptasi dengan motor yang ada,” katanya.

“Saya butuh stabilitas lebih saat melepaskan rem. Itu sulit didapatkan dengan motor ini. Namun, kami terus membaik dan saya berharap dalam 2-3 balapan ke depan, saya bisa benar-benar merasa nyaman,” lanjutnya.

Walaupun harus melihat Marc Marquez makin memperlebar jarak di klasemen dengan kemenangan di Assen, kecelakaan yang menimpa Alex Marquez sedikit membantu Bagnaia. Ia kini hanya tertinggal 58 poin dari rider Gresini tersebut.

Dengan performa yang mulai menanjak dan pendekatan baru yang ia coba terapkan, Francesco Bagnaia berharap bisa segera kembali menjadi pesaing utama dalam perburuan gelar MotoGP 2025.

Namun, untuk saat ini, perjuangannya masih bergantung pada bagaimana ia mampu menjinakkan karakter keras dari Ducati GP25.

Sumber: Crash.net