Sukses


Sushila Karki, Penanda Sejarah Baru Nepal: Perdana Menteri yang Dipilih Gen Z Lewat Discord

Aksi demonstrasi besar-besaran yang dipelopori Generasi Z melahirkan sejarah baru dengan terpilihnya mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, Sushila Karki, sebagai perdana menteri Nepal.

Bola.com, Jakarta - Sejarah baru tercipta di Nepal. Aksi demonstrasi besar-besaran yang dipelopori Generasi Z melahirkan sejarah baru dengan terpilihnya mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, Sushila Karki, sebagai perdana menteri pertama perempuan pertama di Negeri Himalaya tersebut. 

Yang menarik, Sushila Karki dipilih oleh Gen Z negara tersebut melalui platform Discord, dengan pemungutan suara kilat.  

Karki memang tidak akan memimpin secara permanen. Dia hanya menjadi pemimpin interim atau sementara setelah kejatuhan kabinet KP Sharma Oli dalam aksi demontrasi bergelombang di Nepal. 

Di awal September 2025, Nepal mengalami demonstrasi besar-besaran setelah pemerintah memutuskan untuk melarang beberapa platform media sosial yang populer.

Kemarahan Gen Z pun berkembang menjadi gerakan yang tidak hanya menuntut kebebasan berekspresi, tetapi juga menentang korupsi dan pengangguran.

Ribuan demonstran turun ke jalan dengan membawa spanduk dan meneriakkan berbagai slogan, salah satunya yang dilaporkan oleh Reuters, berbunyi, "hentikan korupsi, bukan media sosial."

Bentrokan antara massa dan aparat keamanan pun tak dapat dihindari. Para petugas keamanan menembakkan peluru tajam, melepaskan gas air mata, dan menggunakan pentungan untuk membubarkan kerumunan. Sementara itu, para demonstran merobohkan barikade, menjarah toko-toko, serta membakar kantor pemerintah dan rumah pejabat.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Kronologi Revolusi di Nepal

Demonstran bahkan menjalar hingga ke Istana Singha Durbar, yang merupakan pusat pemerintahan Nepal, yang turut terbakar dalam aksi tersebut.

Kerusakan juga terjadi di beberapa bandara dan gedung stasiun televisi. Berdasarkan laporan dari AP, hingga Jumat (12/9/2025), aksi protes yang dilakukan oleh Gen Z Nepal telah menyebabkan sedikitnya 51 orang tewas dan lebih dari 1.300 lainnya terluka.

Puncak kekacauan terjadi pada pekan ini. Situasi kekerasan semakin meningkat dan tekanan terhadap pemerintah semakin besar.

Dalam kondisi yang semakin genting, Perdana Menteri KP Sharma Oli beserta empat menterinya memutuskan mundur dari jabatannya.

Keputusan tersebut mengguncang pusat kekuasaan dan meninggalkan negara tanpa kepemimpinan sipil yang sah, sehingga kekosongan tersebut segera diisi oleh militer.

Saat ini, pasukan bersenjata telah dikerahkan untuk menjaga keamanan di Kathmandu, sementara pemerintah memberlakukan jam malam di ibu kota dan sekitarnya, yang sempat dilonggarkan beberapa jam agar masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok.

 

 

3 dari 5 halaman

Terpilih Melalui Discord

Di tengah situasi yang kacau, muncul sebuah ruang baru. Aktivis mulai beralih ke Discord, sebuah aplikasi chat grup yang berasal dari Amerika Serikat (AS).

Di platform tersebut, sebuah server Discord yang dikelola oleh organisasi sipil Hami Nepal dan memiliki lebih dari 145.000 anggota, menjadi forum politik digital yang ramai diikuti oleh banyak peserta protes.

Selama beberapa hari, mereka terlibat dalam perdebatan, menyampaikan berbagai argumen, dan mengadakan jajak pendapat.

Dari diskusi tersebut, satu nama muncul sebagai kandidat favorit: Sushila Karki, mantan ketua Mahkamah Agung Nepal yang terkenal karena ketegasannya dalam melawan korupsi.

Konsensus berhasil dicapai. Mengutip dari Independent, Presiden Ram Chandra Poudel, Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel, serta perwakilan gerakan demo Gen-Z sepakat untuk mengangkat Karki.

Dalam sebuah acara yang sederhana di kediaman presiden, yang disiarkan secara nasional pada hari Jumat, perempuan berusia 73 tahun tersebut resmi dilantik sebagai perdana menteri sementara.

Ini menjadikannya sebagai perempuan pertama yang memegang jabatan tersebut dalam sejarah Nepal. "Parlemen Nepal saat ini adalah Discord," ungkap Sid Ghimiri, seorang pembuat konten berusia 23 tahun, seperti yang dikutip oleh New York Times.

 

mengalami kerusakan akibat protes yang terjadi sebelumnya. 

4 dari 5 halaman

Jejak Karier Sushila Karki

Karki bukanlah figur asing di arena publik Nepal. Selama menjabat sebagai ketua Mahkamah Agung pada 2016 hingga 2017, ia menangani berbagai kasus penting, termasuk mengeluarkan vonis korupsi terhadap Jaya Prakash Prasad Gupta, yang pada saat itu menjabat sebagai menteri informasi dan komunikasi.

Ia juga memimpin keputusan yang membatalkan penunjukan kepala kepolisian oleh pemerintah. Tindakan tegas yang diambilnya membuatnya menjadi target politik.

Tidak lama setelah diangkat sebagai hakim tetap, legislator dari Partai Kongres Nepal dan Partai Komunis Nepal (CPN) mengajukan mosi pemakzulan dengan tuduhan keberpihakan, terutama terkait keputusan mengenai kepala kepolisian.

Mosi tersebut sempat membuat Karki diskors, dan kepala lembaga antikorupsi juga didiskualifikasi. Namun, reaksi publik sangat kuat. Banyak orang turun ke jalan untuk membela independensi peradilan.

Tekanan massa ini akhirnya memaksa Mahkamah Agung untuk menghentikan proses pemakzulan dan mosi tersebut pun ditarik kembali.

Saat ini, beberapa tahun setelah peristiwa tersebut, Karki kembali dipercaya untuk memimpin. Berdasarkan rekomendasinya, Presiden Poudel membubarkan parlemen dan menetapkan tanggal 5 Maret 2026 sebagai hari pemilu umum selanjutnya.

 

 

5 dari 5 halaman

Babak Baru Politik Nepal

Perjalanan hidup Karki sangat erat kaitannya dengan sejarah perjuangan rakyat Nepal. Bersama suaminya, Durga Prasad Subedi, ia terlibat dalam gerakan yang berlangsung pada tahun 1990-an.

Gerakan itu berhasil mengakhiri monarki absolut dan menggulingkan sistem panchayat, yang merupakan sistem politik tanpa partai yang memberikan kekuasaan penuh kepada raja.

Keduanya pernah merasakan pengalaman di penjara. Karki kemudian menuangkan pengalamannya dalam sebuah novel berjudul "Kara".

Sementara itu, suaminya, Durga Prasad Subedi, yang pada waktu itu merupakan pemimpin muda Partai Kongres Nepal. Durga dipenjara karena diduga terlibat dalam pembajakan pesawat Royal Nepal Airlines, yang menurut beberapa laporan media, dilakukan untuk mendanai perjuangan bersenjata melawan monarki.

Penunjukan Karki sebagai perdana menteri sementara menandai dimulainya babak baru dalam politik Nepal, setelah gelombang anti-korupsi yang dipimpin oleh generasi muda memaksa Oli untuk mundur.

Secara perlahan, tanda-tanda normalitas mulai terlihat kembali. Polisi mulai berpatroli di Lembah Kathmandu, sementara Mahkamah Agung dan bank-bank di ibu kota dijadwalkan untuk dibuka kembali secara bertahap setelah

Sumber: Merdeka.com

Video Populer

Foto Populer