Sukses


5 Perseteruan Terpanas pada 2015, dari Rossi hingga Mourinho

Bola.com, - Dunia olahraga kerap menyuguhkan aksi-aksi menegangkan, heroik, hingga menghibur. Ada juga momen-momen yang membanggakan ketika suatu prestasi tinggi diraih, maupun momen mengharukan ketika impian besar akhirnya terwujud.

Namun, olahraga yang menjunjung tinggi fair play kadang kala butuh bumbu penyedap. Bentuknya bisa berupa rivalitas panas, pertengkaran, kontroversi, hingga teori konspirasi. Hal-hal tersebut kadang merugikan, tapi bisa juga membuat olahraga menjadi lebih berwarna.

Sepanjang 2015, dunia olahraga jelas tak steril dari berbagai perseteruan, pertengkaran, dan maupun perang urat syaraf. Inilah 5 perseteruan terpanas sepanjang 2015, seperti dilansir Eurosport, Selasa (22/12/2015). 

5. Nick Kyrgios Vs Stanislas Wawrinka

Petenis Australia, Nick Kyrgios, adalah salah satu talenta berbakat di dunia tenis. Sayangnya, perilakunya kurang terpuji untuk seseorang yang menyandang status petenis dunia. Tak heran, dia terlibat perseteruan panas dengan sesama petenis, Stanislas Wawrinka.

Nick Kyrgios (kiri) terlibat perseteruan panas dengan Stanislas Wawrinka. Konflik dipicu komentar Kyrgios tentang kekasih Wawrinka. (Express.co.uk)

Perseteruan keduanya dimulai saat saling jegal di turnamen Queen’s 2015, pada 15 Juni. Saat itu, Kyrgios tersingkir dini dari turnamen setelah takluk dari Wawrinka. Dia kemudian berulangkali menegaskan kepada penonton bahwa dirinya sedang sakit saat bertanding kontra Wawrinka. Tindakan Kyrgios tersebut langsung disindir Wawrinka “Saat saya membaca hasil wawancaranya, selalu saja lucu. Ketika saya membaca sebelum pertandingan, dia siap dan antusias menghadapi tantangan. Sekarang dia sakit,” cibir petenis Swiss itu.

Perseteruan Wawrinka dan Kyrgios semakin panas saat keduanya berpartisipasi di Montreal Terbuka. Kyrgios berulah menuding kekasih Wawrinka, Donna Vekic, telah tidur dengan rekan Kyrgios, Thanasi Kokkinakis. Yang mencengangkan, tudingan itu diteriakkan melalui mikrofon, yang direbut Kyrgios dari tangan wasit, seusai pertandingan. Pelatih Wawrinka, Magnus Norman, langsung membalas perbuatan Kyrgios melalui cuitan di Twitter. Begitu juga Wawrinka.

“Tak ada alasan lagi. Pada setiap pertandingan, dia selalu membuat masalah. Tiap laga, kelakuannya sangat buruk. Sangat mengecewakan melihat sesama atlet menghina dengan cara yang tak pernah saya bayangkan,” ujar Wawrinka. 

4. Lewis Hamilton Vs Nico Rosberg

Dalam hal aksi langsung, rivalitas dua pebalap tim Formula 1 (F1) Mercedes ini, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, tak sepanas pada 2014. Saat itu, Rosberg menyebabkan terjadinya crash dengan Hamilton. Namun, dalam hal tensi perseteruan, hubungan buruk keduanya mencapai level baru pada musim ini. Bisa dibilang rivalitas kedua pebalap Mercedes itu semakin dalam.

Lewis Hamilton- Nico Rosberg AFP PHOTO / Greg BAKER

Kali ini, rivalitas mereka diungkapkan melalui perang kata-kata. Saat performanya turun di akhir-akhir musim (setelah menyegel gelar juara dunia), Hamilton menuding pergantian di mobil memengaruhi penampilannya. Komentar itu dibalas Rosberg. Pebalap Jerman tersebut menegaskan bisa tampil lebih baik karena memang membalap lebih kencang.

Tapi, perseteruan paling menarik di antara keduanya terjadi seusai Hamilton meraih gelar juara dunia di GP Amerika Serikat, 26 Oktober 2015. Setelah balapan, Hamilton dan Rosberg (plus Sebastian Vettel) berjalan menuju ruang pebalap. Rosberg duduk di sudut ruangan dalam diam. Keduanya kemudian saling memprovokasi dengan melempar topi, tentu saja dengan wajah kesal. Saat di podium, Rosberg juga enggan berjabat tangan dengan Hamilton. Saking kesalnya, Mercedes mengancam akan mendepak salah satu dari mereka jika tak kunjung berbaikan.

3. Gerard Pique Vs Real Madrid

Kala Real Madrid didiskualifikasi dari Copa del Rey gara-gara menurunkan pemain yang sedang menjalani larangan bertanding (Denis Cheryshev) pada laga kontra Cadiz di awal Desember, publik sepak bola dunia merespons dengan cara beragam. Tapi respons mereka tak ada yang sekontroversial yang dilakukan bek Barcelona (seteru abadi Madrid), Gerard Pique.

Bek Barcelona, Gerard Pique. (AFP/Josep Lago)

Pique mencuit di Twitter berupa emoji tertawa dan menangis saat laga Madrid melawan Cadiz memasuki babak kedua. Cuitan ini diklaim sebagai bentuk ejekan terhadap El Real.

Apa masalahnya? Pique bukan hanya pemain Barcelona, tapi juga penggawa Timnas Spanyol. Sejumlah pemain Los Merengues yang jadi rekan setimnya di Timnas, tersinggung dengan sikap Pique. “Untuk Pique, saya bilang dia harus menunjukkan respek untuk sesama pemain. Respek rendah menciptakan atmosfer yang buruk,” ujar pemain Madrid, Sergio Ramos.

Alvaro Arbeloa juga tersinggung. Dia menuding Pique terlalu terobsesi dengan Real Madrid. “Saya bisa membayangkan dia bergabung dengan klub lawak dan dia akan tetap membicarakan Real,” sindir Arbeloa. Pique pun membalas, dengan menyebut Arbeloa bukanlah temannya, hanya seorang kenalan.

2. Valentino Rossi Vs Marc Marquez

Juara dunia sembilan kali asal Italia, Valentino Rossi, punya hubungan cukup apik dengan pebalap muda Spanyol, Marc Marquez, selama beberapa waktu. Namun, semuanya hancur tiga hari menjelang balapan MotoGP Malaysia 2015.

Pada sesi jumpa pers jelang balapan, Rossi menuding Marquez sengaja menghambatnya pada seri sebelumnya di Sirkuit Phillip Island, Australia. Baby Alien, julukan Marquez, dituduh berusaha menghalangi Rossi jadi juara dunia MotoGP 2015. “Marquez tidak bersaing dengan kami berdua (Rossi dan Jorge Lorenzo), tapi hanya saya. Dia harus tahu bahwa saya mengetahuinya (misi Marquez),” sindir Rossi.

Pembalap asal Spanyol Marc Marquez (kanan) melihat kearah Pembalap Italia Valentino Rossi (kiri)  saat press conference di Sepang International Circuit, Malaysia, 22 October 2015.  (EPA / Fazry Ismail)

Perseteruan sengit berlanjut saat balapan sesungguhnya di Sirkuit Sepang, 25 Oktober 2015. Saat berusaha menyalip Rossi di lap ketujuh, Marquez terjatuh. Baby Alien menuding Rossi sengaja menendangnya. “Saya tak tahu, bagaimana di balik helm Anda bisa berpikir menendang pebalap lain dengan kaki. Saya tak pernah melihat hal seperti itu. Ok, saya sangat muda, tapi saya kecewa!” sergah Marquez.

Insiden tersebut berimbas fatal. Rossi dijatuhi tiga poin penalti dan harus start dari posisi paling belakang di balapan pamungkas musim 2015, di Sirkuit Valencia. Hasilnya bisa ditebak. Rossi hanya mampu finis keempat dan gagal merebut gelar juara dunia. Titel jatuh ke pelukan Jorge Lorenzo yang memenangi balapan di Valencia. Tak terima, Rossi kembali menyerang Marquez. Baby Alien disebutnya sengaja berperan sebagai bodyguard untuk memastikan Lorenzo menjadi juara dunia.

Perseteruan ini berefek luas. Para pebalap MotoGP disebut-sebut terbagi menjadi tiga kubu, begitu juga fans yang ikut "berperang" terbuka di media sosial. Rivalitas keduanya bahkan melebar hingga level negara. Petinggi kedua negara (Italia dan Spanyol) terang-terangan memberikan dukungan terhadap pebalap masing-masing. Sampai sekarang pun keduanya belum berbaikan. Sepertinya MotoGP musim depan bakal menarik dan panas.

1. Jose Mourinho Vs Dunia

Jose Mourinho adalah pria dengan banyak talenta. Juru taktik sepak bola mumpuni. Dia juga pandai berkata-kata. Namun, tahun ini seluruh energinya tampaknya difokuskan pada kemampuan lainnya: menciptakan musuh.

Sulit membuktikan apakah Mourinho sengaja bekerja keras untuk ini atau semuanya terjadi secara alamiah. Semuanya dimulai pada tahun lalu, saat pria Portugal itu mengumumkan kepada dunia tentang adanya konspirasi untuk menggagalkan Chelsea menjadi juara. Dia menyebut ada kampanye khusus melawan The Blues.

Mourinho kemudian menyebut wasit Phil Dowd melakukan kesalahan saat timnya kalah dari Tottenham Hotspur pada awal Januari 2015. Dowd dianggap tak cukup fit untuk tampil memimpin laga. Menurutnya, Chelsea mendapat dua hukuman yang merugikan dengan cara yang sangat berat. Minta maaf setelah itu? Tidak sedikit pun. “Saya tak pernah menyesal ketika berbicara dengan perasaan,” ujarnya dua bulan berselang, kendati dijatuhi denda 25.000 poundsterling.

Mantan fisioterapis Chelsea, Eva Carniero, bersama manajer Chelsea, Jose Mourinho, saat laga kontra Swansea City, 8 Agustus 2015. (Telegraph)

Teori konspirasi kembali dilontarkan mantan arsitek Real Madrid itu ketika Chelsea dibungkam Southampton. “Ketika kami di atas, saya memahami ada kegembiraan besar jika kami kalah. Tapi ketika Anda terpuruk, Anda perlu sedikit jujur dan memperjelas bahwa wasit takut mengambil tindakan untuk Chelsea,” ujar dia, yang berbuah denda senilai 50.000 poundsterling.

Mourinho juga membuka kontroversi dengan manajer Arsenal, Arsene Wenger. “Di negara ini, hanya satu manajer yang tidak tertekan, Steve (McClaren) tertekan, saya tertekan, Brendan (Rodgers, manajer Liverpool saat itu) tertekan, (Manchester City, Manuel) Pellegrini ijuga tertekan. Kami tak boleh kalah, tak bisa berada di bawah harapan. Tapi ada seseorang dengan sejumlah alasan tak ada dalam daftar itu. Dia bisa berbicara tentang wasit sebelum dan sesudah laga, dapat mendorong orang di area teknik, dapat menangis pada pagi dan sore, tak ada yang terjadi. Bisa tak mencapai target, tak kehilangan pekerjaan, masih jadi raja. Itu sebuah kemewahan,” ujar Mou menyindir Wenger.

Bukan hanya wasit dan pelatih yang terlibat konflik dengan Mourinho. Mantan pelatih Inter Milan itu juga berseteru dengan komentator Sky, Jamie Redknapp, gara-gara mengkritik pemain Chelsea, Diego Costa. “Kami tahu seberapa besar komentator mencintai Chelsea dan terutama menyukai saya. Para pria ini, duduk di kursi yang bagus, punya banyak uang, tanpa tekanan. Mereka selalu benar. Mereka tak pernah kalah, tetapi mereka harus fair dan jujur. Saya tak tahu siapa namanya, karena kala saya melihatnya, saya mematikan televisi.”

Tapi di atas semua itu, perseteruan terpanas justru terjadi di dalam Stamford Bridge. Mourinho berseteru dengan dokter klub, Eva Carneiro, yang kemudian hengkang dari klub. Para pemain juga mulai membangkang. Mereka disebut-sebut pilih kalah daripada menang demi Mourinho.

Yang paling mengejutkan, pada Desember ini, Mourinho membuat pernyataan ke publik bahwa para pemain Chelsea telah mengkhianati kerja kerasnya. Ujung dari semua kisruh tersebut telah diketahui bersama. Mourinho akhirnya dipecat dari The Blues!

 

Serunya Lari di Maybank Marathon

Video Populer

Foto Populer