Sukses


Cerita Sean Gelael Usai Cetak Sejarah di Balapan Le Mans 24 Jam, Tidur Cuma 2,5 Jam!

Bola.com, Jakarta - Sean Gelael mencetak sejarah pada balapan FIA World Endurance Championship 24 Hours of Le Mans. Sean Gelael menjadi pembalap Indonesia pertama yang tampil di balapan legendaris 24 jam ini dan meraih posisi podium.

Tampil membawa bendera tim Jota, Sean Gelael berkolaborasi dengan pembalap Belgia yang pernah mentas di Formula 1, Stoffel Vandoorne dan pembalap Inggris, Tom Blomqvist.

Menggeber mobil bernomor 28, mereka sukses finis di posisi kedua untuk kategori balapan kelas LMP2. Meraih prestasi di balapan Le Mans 24 jam memang tidak mudah.

Salah satu tantangan durasi balapan yang sangat panjang sehingga menuntut fisik. Sean Gelael pun menceritakan pada periode balapan selama 24 jam ini dirinya hanya tidur 2,5 jam.

"Kami hanya tidur sekitar 2,5 jam saat lagi gak geber mobil dan gak bisa tidur lebih dari itu," kata Sean Gelael berbagi cerita dengan media Tanah Air lewat Zoom Conference.

"Dan kami berterima kasih kepada para engineer, karena mereka benar-benar tidak tidur sejak sebelum hingga selama balapan," timpal Sean.

Tom Blomqvist membenarkan apa yang dikatakan Sean soal durasi tidur saat mengikuti Le Mans 24 jam. Karena meski balapan bergantian, seorang pembalap dituntut mengetahui apa yang dilakukan rekan setim di trek.

"Benar, kami tak bisa tidur lama karena tetap harus mengetahui secara detail apa yang terjadi dengan teman kami. Tidur secukupnya saja," kata Tom.

2 dari 3 halaman

Sempat Dapat Penalti

Pada balapan ini, Sean Gelael dan kawan-kawan sempat mendapat penalti yang cukup memberikan dampak signifikan terhadap peluang finis pertama. 

JOTA #28 memang kena penalti drive thru akibat Tom melindas garis putih sebelum masuk pit dan 90 detik stop-and-go karena Tom salah masuk rombongan Safety Car. Dan yang menjalankan penalti tersebut adalah Stoffel.

Tom lalu menjelaskan soal penalti yang diterimanya. "Dalam kondisi itu memang penalti bisa terjadi dan itu adalah kesalahan. Tapi yang disayangkan, pengumumannya terlalu lama, sementara kami sedang menjalankan program lain," ungkapnya.

"Penalti yang berat memang dan jadi semacam setback bagi kami. Tapi kami setelah itu tetap fokus untuk recover," Stoffel melanjutkan.

3 dari 3 halaman

Masa Depan Sean Gelael

Soal masa depan, Sean menyatakan bahwa dia nyaman di kejuaraan ini. "Saya menikmati sports car dan endurance racing. Saya ingin bertarung di level atas, kelas LMDh, mulai musim 2023," kata Sean. 

"Dan kalau bisa saya ingin tetap bersama Tom dan Stoffel yang sudah seperti saudara sendiri. Soal tim berisikan all-Indonesian driver, idenya bagus tapi keputusan pembentukan itu bukan di tangan saya," lanjutnya. 

Mereka kini memimpin klasemen LMP2, tapi belum puas akan satu hal: menang balapan. Ya, dari empat balapan mereka sudah tiga kali podium (dua P2 dan satu P3) namun belum sekalipun menang.

Video Populer

Foto Populer