Sukses


Pengertian Posesif, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya

Bola.com, Jakarta - Posesif adalah rasa cemburu kelewat batas yang dibumbui dengan rasa insecure berlebihan. Hal ini menyebabkan pasangan Anda akan mengambil tindakan mengontrol ataupun suka mengekang dengan berlebihan.

Posesif terhadap pasangan biasanya hanya akan merusak atau memperburuk hubungan percintaan. Sifat posesif menunjukkan keadaan pikiran mania di mana seseorang tidak dapat menerima untuk berbagi hal atau orang yang dia obsesikan.

Di sini, kata 'mania' berarti menunjukkan ekstremitas dari kondisi tersebut. Sifat posesif bisa tertuju pada segala apa pun itu, tidak hanya terbatas pada manusia. Sifat ini diindikasikan sebagai kelemahan. Sifat posesif muncul dari rasa tidak aman dan perasaan ragu-ragu lainnya.

Posesif mencerminkan harga diri yang terluka dan rasa rendah diri. Posesif adalah emosi yang sangat berbahaya, terutama dalam hubungan.

Jika tidak dikendalikan, sifat posesif pada akhirnya hanya akan membawa kerusakan dalam sebuah hubungan percintaan.

Agar lebih dalam lagi, berikut rangkuman mengenai posesif, disadur dari Liputan6, Jumat (1/7/2022).

2 dari 6 halaman

Pengertian Posesif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), posesif adalah bersifat merasa menjadi pemilik. Namun, secara psikologi, posesif memiliki arti lebih dari sekadar itu.

Menurut para ilmuan, posesif adalah awal dari sikap mengontrol, mengatur, atau menguasai orang lain. Maka itu, sifat posesif sering kali disebut juga dengan 'controlling behaviour'.

Sifat posesif cenderung dimulai dengan sangat lambat dan kerap sulit dideteksi pada awalnya. Pada hubungan percintaan, sifat ini sering dianggap sebagai bentuk perhatian dan rasa sayang dari pasangan.

Namun, sifat mengontrol ini sebenarnya bukan tanda romantis, perhatian, atau kasih sayang yang tepat. Hal ini merupakan cara seseorang dalam mengatasi perasaan cemburu, takut, insecure, atau kurangnya rasa percaya diri terhadap pasangan.

Di luar hubungan romantis, sifat controlling behavior ini bisa ditunjukkan dengan serangkaian tindakan manipulasi, eksploitasi, dan intimidasi terhadap seseorang untuk alasan egois. Secara tidak sadar, hal-hal ini telah merampas kebebasan orang lain.

Adapun hal ini bisa mengarah pada bentuk pelecehan, termasuk abusive relationship.

Pada kondisi tertentu, sifat posesif bisa menjadi indikator bahwa ada masalah kesehatan mental yang serius, seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian narsistik, atau bahkan skizofrenia.

3 dari 6 halaman

Penyebab Sifat Posesif Ada pada Diri Seseorang

1. Kenyamanan Ketika Pegang Kendali

Kemampuan mengendalikan orang lain memberikan perasaan aman kepada diri Anda karena Anda jadi memiliki kekuatan untuk menjaga segalanya untuk tetap stabil.

Namun, kenyamanan ini dapat menimbulkan ketagihan sehingga terus ingin menjadi si pengendali. Padahal, sebenarnya karakter ini justru dapat berarti kurangnya rasa percaya diri.

2. Bergantung secara Berlebihan

Terlalu bergantung kepada pasangan akan membentuk pribadi yang posesif. Anda atau pasangan mungkin ingin, dan secara tidak sadar menghalangi kebebasann untuk berkumpul dengan orang lain.

3. Ketakutan Tersembunyi

Ketakutan atau kegelisahan yang tersembunyi, seperti takut dikasihani oleh orang lain, takut ditinggalkan, takut mengalami emosi yang menyakitkan, atau takut akan kegagalan (perfeksionisme, termasuk memiliki pasangan yang perfeksionis) bisa menjadi pemicu sifat ini.

Biasanya, ini juga terkait dengan peristiwa traumatis yang pernah terjadi pada masa lalu, seperti pernah ditinggalkan oleh orang yang disayang.

4. Kurangnya Rasa Percaya

Kurang percaya diri dalam hubungan bisa menjadi satu di antara penyebabnya. Anda mungkin jadi merasa cemburu yang tidak sehat atau tanpa alasan yang jelas terhadap pasangan, atau tidak yakin rekan kerja Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

4 dari 6 halaman

Ciri-Ciri Pasangan Anda Memiliki Sifat Posesif

1. Mengawasi sepanjang waktu

Jika pasangan Anda terus-menerus menelepon dan menanyakan di mana dan bersama siapa, mungkin itu satu di antara ciri mereka bersikap posesif. Tak hanya menghubungi via telfon, hal ini juga kerap ditunjukkan dengan mengawasi atau memata-matai melalui semua akun media sosial.

2. Mengatur dengan siapa pasangan boleh bergaul

Berikutnya, ciri-ciri orang posesif adalah suka mengontrol dan mulai mengatur dengan siapa saja Anda atau pasangan boleh bergaul. Bukan untuk melindungi, hal ini dilakukan karena bersikap cemburu.

Sebagai contoh, pasangan Anda akan melarang Anda untuk bertemu dengan teman-teman karena perhatian Anda menjadi kurang saat berkumpul bersama orang lain.

3. Mengkritik atau menentang pendapat pasangan

Bila pasangan terus-menerus mengkritik atau menentang pendapat Anda tentang suatu masalah, ini bisa menjadi ciri bahwa ia berusaha mengontrol diri Anda.

Apalagi jika ia melakukannya secara sengaja agar Anda terus berada di bawah kontrolnya dan tidak membiarkan Anda melakukan apa yang diinginkan.  Ia akan menentang dan mengkritik dari hal yang kecil agar bisa memengaruhi Anda hingga ke hal yang besar.

4. Membuat pasangan merasa bersalah atau mencari kesalahan

Orang yang suka mengontrol mencoba membuat Anda merasa bersalah, atau terus mencari kesalahan bila Anda tidak bersikap sesuai dengan keinginannya. Padahal, apa yang diinginkannya tidak selalu benar.

Dengan demikian, Anda akan terus meminta maaf dan ia akan selalu bisa mengendalikan Anda.

5. Memiliki emosi yang tidak stabil

Selanjutnya, ciri-ciri orang posesif adalah emosi dan suasana hati yang tidak stabil. Seringkali, orang yang suka mengontrol menjadi mudah marah bila Anda melakukan sesuatu yang tidak sesuai atau yang menurutnya salah.

Bahkan terkadang, ancaman, seperti ingin bunuh diri, atau kekerasan fisik mungkin saja dilakukan agar Anda bisa mematuhinya.

5 dari 6 halaman

Cara Menghadapi Seseorang yang Posesif

Memiliki masalah dalam suatu hubungan, baik dengan pasangan dapat diselesaikan dengan komunikasi dan pemahaman yang tepat. Maka itu, langkah awal yang bisa Anda lakukan ketika menghadapi pasangan yang posesif ada baiknya Anda membicarakan hal tersebut dengan dia.

Jika memang ia tidak bisa menerima atau malah memicu perkelahian, mungkin ini saatnya Anda minta putus dengan pacar atau pasangan, atau keluar dari hubungan yang merugikan ini. Memang, memutuskan hubungan dengan orang lain tidak semudah yang dikira.

Jika dirasa sulit atau bila meninggalkannya justru membahayakan diri Anda, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan orang lain yang Anda percaya. Anda bisa melakukan konseling ke ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, yang dapat membantu meringankan beban mental Anda.

6 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Sifat Posesif

1. Jangan terlalu berlebihan

Makin Anda khawatir pasangan tidak mencintai atau tidak jujur kepada Anda, makin Anda akan mendorongnya menjauh. Anda harus memiliki kepercayaan bahwa Anda dicintai oleh pasangan karena ia telah memilih untuk menjalin hubungan dengan Anda.

2. Lupakan masa lalu

Mungkin Anda pernah ditipu atau dibohongi sebelumnya, tetapi saat ini Anda sedang menjalani hubungan yang baru. Jangan biarkan masa lalu merusak apa yang Anda miliki sekarang.

3. Hindari cemburu

Kecemburuan bukan hanya dapat membunuh hubungan dengan cepat, tetapi juga akan membuat Anda merasa getir dan penuh kebencian dalam kehidupan sehari-hari.

Ubah sikap itu menjadi sesuatu yang positif dengan menyadari bahwa pasangan telah memilih Anda, karena Anda adalah orang yang hebat dan berkualitas.

4. Jalani hidup Anda sendiri

Jika Anda memiliki pekerjaan sendiri, hobi sendiri, dan kehidupan sosial sendiri, Anda akan menjadi orang yang lebih menarik bagi pasangan.

Menghabiskan waktu bersama tentu saja penting, tetapi menyenangkan juga untuk menghabiskan waktu terpisah dan memiliki berbagai hal untuk dibagikan dan dibicarakan saat Anda bertemu.

5. Jangan mencoba mengubah pasangan

Saat setuju untuk memulai komitmen, Anda pasti tahu siapa pasangan Anda dan bagaimana sifat serta sikapnya. Untuk itu, jangan coba untuk mengubahnya menjadi orang lain sesuai dengan versi Anda. Terima ia apa adanya.

6. Kenali teman satu sama lain

Cara terbaik untuk tidak cemburu adalah akrab dengan lingkungan sosial masing-masing. Jika tahu dengan siapa pasangan Anda menghabiskan waktu, maka tidak akan ada alasan untuk khawatir.

7. Menemukan akar masalah

Anda perlu mencari tahu apa yang menyebabkan Anda merasa dan bertindak seperti ini. Ini akan membantu memahami masalah dan mengatasinya, yang pada akhirnya akan membuat Anda merasa lebih baik dan akan membantu kelancaran hubungan di masa depan.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Ayu Rifka Sitoresmi, Editor: Fadila Adelin. Published: 18/5/2022)

Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer