Lewis Hamilton Ungkap Alasan Masih Bisa Juara F1 di Usia 40-an

Dalam sebuah wawancara dengan Time Magazine, Lewis Hamilton mengungkap bahwa satu di antara alasan utama dirinya masih bisa kompetitif adalah karena ia melajang alias tidak menikah dan tidak memiliki anak.

Menurutnya, hal ini membantunya tetap fokus sepenuhnya pada F1 dan bisa menjadi faktor yang membantunya mencetak sejarah sebagai juara dunia di usia 40-an—sesuatu yang belum terjadi sejak 1966.

Komentarnya ini juga merespons pernyataan mantan bosnya di Mercedes, Toto Wolff, yang sempat mengatakan bahwa kepindahan Hamilton ke Ferrari justru menguntungkan tim Silver Arrows.

Hamilton menegaskan bahwa dirinya berbeda dari pembalap mana pun di masa lalu maupun saat ini.

Mantan bintang McLaren ini pernah menjalin hubungan yang sangat terkenal di masa lalu, termasuk dengan musisi Nicole Scherzinger dan Rita Ora, tetapi percaya bahwa fokus semata-mata pada olahraga ini telah membantunya mendapatkan hasil maksimal dari kariernya.

"Jangan pernah membandingkan saya dengan siapa pun. Saya adalah pembalap kulit hitam pertama dan satu-satunya yang pernah ada di olahraga ini. Saya berbeda. Saya telah melalui banyak hal. Saya punya perjalanan sendiri. Anda tidak bisa membandingkan saya dengan pembalap F1 berusia 40 tahun lainnya, baik di masa lalu maupun saat ini karena mereka tidak seperti saya," kata Hamilton.

"Saya lapar, saya terdorong, saya tidak punya istri dan anak. Saya fokus pada satu hal, yaitu menang. Itu adalah prioritas utama saya," tegas pembalap kelahiran 7 Januari 1985 ini.

Hamilton juga membandingkan dirinya dengan atlet lain yang sukses di usia senja dalam karier mereka, seperti bintang NBA LeBron James yang memecahkan rekor poin terbanyak sepanjang masa di akhir usia 30-an, serta mantan quarterback NFL Tom Brady yang tetap tampil luar biasa hingga usia 40-an.

Setelah awal yang tidak mulus di Ferrari, Hamilton tampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Ia mencatat waktu tercepat dalam sesi pagi hari kedua tes pramusim, memberikan harapan bahwa ia masih bisa bersaing di puncak.

Tahun 2025 akan menjadi musim penting bagi Hamilton. Jika ia berhasil menambah gelar juara dunia kedelapannya bersama Ferrari, itu akan menjadi pencapaian bersejarah yang makin mengukuhkan statusnya sebagai satu di antara pembalap terbaik sepanjang masa.

Sumber: Give Me Sport