Rivalitas Michael Jordan dan Detroit Pistons di NBA, Masih Benci meski Sudah Lama Pensiun

Foto NBA: 5 Pemain dengan Koleksi Titel Individu Terbanyak Sepanjang Sejarah NBA — Michael Jordan menjadi rajanya titel individu pemain NBA. Ia tercatat pernah sabet 16 kali penghargaan tersebut, diantaranya lima gelar MVP reguler, enam titel MVP final, tiga MVP All Star, Rookie of the Year serta Defensive Player of The Year. (Foto: Getty Images via AFP/Timothy A. Clary)... Selengkapnya

Bola.com, Jakarta - Michael Jordan, yang secara luas diakui sebagai pemain bola basket terhebat sepanjang masa, memiliki enam gelar juara NBA bersama Chicago Bulls dengan dua era three-peat yang ikonik.

Kehebatan Jordan tidak hanya berasal dari skillnya yang tak tertandingi di lapangan, tetapi juga dari mentalitas kompetitifnya yang hampir tidak ada bandingannya. Namun, sebelum dapat meraih supremasi, Jordan harus menghadapi ujian terberatnya yaitu Detroit Pistons di akhir tahun 1980-an.

Di era tersebut Detroit Pistons yang dijuluki Bad Boys menjadi batu sandungan yang menyakitkan bagi ambisi Jordan dan Chicago Bulls. Mereka mengembangkan strategi khusus yang dikenal sebagai The Jordan Rules, yaitu pendekatan yang mengandalkan taktik kasar untuk menghentikan Jordan.

Tujuan mereka adalah melakukan segalanya dari segi fisik untuk mencegah Jordan mendominasi permainan, seperti yang diungkapkan oleh bintang Detroit Pistons, Isiah Thomas. Taktik ini terbukti sangat efektif, karena Pistons berhasil menyingkirkan Bulls dalam tiga seri final wilayah Timur berturut-turut yaitu pada 1988,1989, dan 1990.

Kekalahan berulang-ulang ini menimbulkan kebencian abadi pada diri Jordan terhadap Piston. Ia menyatakan dalam dokumenter The Last Dance bahwa kebencian itu berlanjut kini, 22 tahun setelah pensiun. "Oh, saya membenci mereka," kata Jordan.

2 dari 3 halaman

Puncak Rivalitas

Legenda NBA, Michael Jordan. (AP Photo/Charles Rex Arbogast)... Selengkapnya

Puncak rivalitas sengit ini terjadi pada 1991. Setelah bertahun-tahun menelan kekalahan pahit, Jordan dan Chicago Bulls akhirnya berhasil membalikkan keadaan. Dalam final wilayah Timur, Bulls mengalahkan Detroit Pistons 4-0, secara efektif mengakhiri dominasi juara beruntun Detriot Pistons.

Momen kemenangan ini menjadi sangat manis bagi Jordan, terutama ketika Isiah Thomas dan beberapa pemain Pistons lainnya meninggalkan lapangan tanpa berjabat tangan dengan para pemain Chicago Bulls, sebagai respons atas sebutan “juara yang tidak layak” dari Jordan.

“Kami tahu kami sudah mencambuk pantat mereka, kami telah melewati mereka, dan itu, bagi saya, itu lebih baik dalam beberapa hal daripada menjadi juara,” ujar Jordan.

3 dari 3 halaman

Lebih dari Sekadar Angka

Jordan mengungkapkan bagi dirinya kemenangan telak atas Pistons pada 1991 itu lebih baik dalam beberapa hal daripada menyabet gelar juara. Ini menunjukkan betapa dalamnya dampak rivalitas ini terhadap dirinya dan bagaimana mengalahkan musuh bebuyutan itu adalah penanda penting dalam perjalanannya menuju kehebatan.

Setelah kemenangan itu, Bulls melaju untuk mengalahkan Los Angeles Lakers 4-1 di Final NBA. Jordan dinobatkan sebagai MVP Final setelah mencatatkan rata-rata 31,1 poin per pertandingan.

Meskipun rekor keseluruhannya melawan Pistons adalah 37-33, rivalitas ini lebih dari sekadar angka. Itu adalah fondasi yang membentuk mentalitas juara Michael Jordan dan mengukuhkan statusnya sebagai legenda NBA. (Fadillah Setiawan)

Sumber: Sportbible