Instruksi Tim Bikin Frustrasi Hamilton Makin Parah: Sudah Tak Bisa Menyerang, Disuruh Tahan Lagi!

Analis Sky Sports F1, Jamie Chadwick, menyebut momen itu sebagai satu di antara yang paling menyakitkan untuk didengar.

"Akhir pekannya memang sudah sulit, lalu dia diminta mengangkat gas karena mesin terlalu panas. Sebagai pembalap, itu sungguh membuat frustrasi, Anda ingin menyerang, tapi malah disuruh bertahan," ujar juara tiga kali W Series itu dalam podcast resmi Sky Sports.

Menurut Chadwick, rentetan hasil buruk yang dialami Hamilton tidak lepas dari ekspektasi besar yang dibawanya sejak memutuskan pindah ke Ferrari.

"Ini jelas bukan kisah indah seperti yang dibayangkan banyak orang. Dia datang untuk merebut gelar dunia kedelapan, tapi malah terjebak dalam performa yang tak stabil," katanya.

Pada satu titik, Hamilton bahkan sempat menyebut dirinya "tidak berguna" dan menyarankan Ferrari untuk mempertimbangkan mengganti pembalap saat jeda musim panas. Ucapan yang memperlihatkan betapa dalamnya kekecewaan yang ia rasakan.

Namun, di balik itu, dukungan tetap datang dari dua sosok penting: Fred Vasseur selaku kepala tim Ferrari, dan mantan bosnya di Mercedes, Toto Wolff.

Vasseur mengakui bahwa Hamilton memang sedang frustrasi, tetapi menegaskan semangatnya belum padam. Sementara itu, Wolff menilai pembalap berusia 40 tahun itu masih punya "urusan yang belum selesai" di Formula 1.

"Lewis belum selesai di F1. Sama seperti kami di Mercedes yang belum menemukan kepuasan dengan regulasi ground effect sejak 2022, dia juga belum mendapatkan apa yang dia cari," ujar Wolff kepada media setelah balapan di Budapest.

Wolff juga menekankan bahwa perubahan regulasi musim depan, termasuk mobil dan mesin baru, bisa menjadi momentum penting bagi Hamilton.

"Akan ada mobil baru, cara mengemudi yang berbeda, dan sistem tenaga yang butuh kecerdasan dalam pengelolaan energi. Itu akan sangat cocok untuk Lewis," ucapnya.

Ketika ditanya apakah Hamilton masih bisa merebut gelar kedelapan, Wolff menjawab tegas.

"Kalau dia punya mobil yang sesuai dengan gaya membalapnya dan memberinya kepercayaan diri, ya, dia bisa. Tapi, kalau tidak, seperti yang terjadi beberapa tahun terakhir dan sekarang di Ferrari, jawabannya, 'tidak'. Tapi, apakah dia masih punya kapasitas itu? Sudah pasti," ujarnya.

(Fadillah Setiawan)

Sumber: Crash