Sukses


Ekspektasi Bodoh Ferrari Bikin Musim Debut Lewis Hamilton Berantakan

Ferrari mengakui kesalahan dalam musim perdana Lewis Hamilton.

Bola.com, Jakarta - Musim perdana Lewis Hamilton bersama Ferrari jauh dari ekspektasi. Alih-alih bersinar, sang juara dunia tujuh kali justru kesulitan menunjukkan performa terbaiknya sejak meninggalkan Mercedes.

Keputusan Hamilton pindah ke Scuderia Ferrari pada 2025 sempat mengguncang dunia Formula 1.

Setelah 18 tahun berkarier bersama Mercedes, termasuk era McLaren-Mercedes, Hamilton sukses meraih enam gelar bersama tim asal Jerman itu dan menyamai rekor Michael Schumacher dengan tujuh titel juara dunia.

Maka, ketika ia mengaktifkan klausul keluar kontrak dan memilih bergabung dengan Ferrari, banyak pihak berharap kejayaan serupa bakal terulang.

Namun, kenyataan berkata lain. Sepanjang paruh pertama musim, Hamilton justru tampil di bawah standar. Bahkan, ia tak segan mengkritik dirinya sendiri. Seusai finis di posisi ke-12 pada GP Hungaria awal bulan ini, Hamilton sempat berucap, "Ferrari mungkin harus ganti pembalap."

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Ferrari Punya Ekspektasi "Bodoh"

Kendati Hamilton kerap menyalahkan dirinya, Team Principal Ferrari, Fred Vasseur, menegaskan bahwa tanggung jawab juga ada pada manajemen tim.

Dalam wawancaranya dengan The Race, Vasseur mengaku Ferrari telah salah menilai betapa sulitnya proses adaptasi Hamilton.

"Lewis dan saya, mungkin sama-sama meremehkan perubahan lingkungan. Dia 20 tahun berada di tim yang sama. McLaren itu Mercedes, lalu dia pindah ke Mercedes: tim Inggris, mesin yang sama, kultur yang sama," ujar Vasseur.

"Dia bukan tipe pembalap yang tiap dua tahun ganti tim. Lihat saja Carlos (Sainz), dalam delapan tahun sudah pindah empat kali. Dia terbiasa dengan situasi itu. Tapi, Lewis tidak. Dari 2006 sampai 2024, ia hidup dalam ekosistem yang sama, lalu tiba-tiba masuk Ferrari, dan kami bodohnya berharap dia langsung bisa menguasai segalanya. Padahal, perbedaan budaya antara Ferrari dan Mercedes jauh lebih besar daripada Mercedes dan McLaren. Itu yang kami remehkan," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Progres, meski Tertinggal Jauh

Saat jeda musim panas, Hamilton menempati peringkat keenam klasemen sementara pembalap, terpaut 175 poin dari pimpinan klasemen Oscar Piastri (McLaren). Meski begitu, Vasseur tetap percaya Hamilton bisa menutup musim dengan positif.

"Butuh empat atau lima balapan sampai Lewis benar-benar lebih terkendali. Sejak GP Kanada, Spanyol, Inggris, hingga Austria, dia sudah menunjukkan progres. Di Spa memang sulit karena kualifikasi, tapi di balapan performanya bagus. Di Hungaria, hasilnya tampak jauh, tapi sebenarnya jaraknya tipis. Bisa saja Charles (Leclerc) P11 dan Lewis P12," jelas Vasseur.

"Saya tidak ingin membocorkan detail, tapi satu per satu masalah mulai bisa kami atasi," imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Fokus ke 2026

Berkat konsistensi Charles Leclerc, Ferrari masih bertengger di posisi kedua klasemen konstruktor. Namun, mereka tertinggal 299 poin dari McLaren sehingga peluang juara musim ini nyaris tertutup.

Ferrari pun lebih realistis: 10 balapan tersisa akan dipakai sebagai persiapan untuk musim 2026. Fokusnya adalah memberi waktu bagi Hamilton agar makin menyatu dengan mobil dan kultur tim.

 

Sumber: Give Me Sport

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer