Semangat Tak Redup di Usia 85 Tahun, Eyang Kartini: Ayo Berenang!

Renang sudah digeluti oleh Kartini sejak kecil. Kesenangannya terhadap renang bertambah saat bertemu pria, yang lantas menjadi suaminya. Sang suami, yang sudah berpulang beberapa tahun silam, berprofesi sebagai dosen di satu di antara universitas di Indonesia.

"Dari kecil suka renang. Dulu saya itu juga suka menggeluti atletik. Tapi, kebetulan suami itu ngajar renang, sampai loncat indah, jadi saya senang renang. Beliau itu dosen D1 Pendidikan Jasmani," ungkap Kartini.

Kartini rencananya ingin mengikuti tujuh nomor dalam ajang Indonesia Open Aquatic Championships ini. Namun, akibat waktu dari kategori masters yang mundur, ia mengubah niatnya menjadi tiga nomor saja karena temperatur air yang makin dingin.

Kartini bersiap dengan melakukan peregangan dan pemanasan. Ia mencelupkan kaki dan sedikit membasuh badannya dengan air agar tidak kaget jika sudah masuk ke kolam.

Setelah menanti sekitar 30 menit, nama Kartini akhirnya dipanggil oleh panitia. Ia dibantu oleh Yanti, asisten pendorong kursi rodanya, bergerak menuju starting block bersama para perenang lain.

Teriakan semangat dan lambaian tangan mengiringi perjalanan Kartini jelang perlombaan. Ia akan beraksi pada nomor gaya dada 50 meter putri.

Kartini lantas berdiri. Ia kembali meregangkan tangannya.

Sejumlah petugas lapangan kemudian membantunya untuk masuk ke kolam. Kartini memulai perlombaan dari bawah dengan berpegangan di starting block.

"Take your marks!"

Aba-aba bersiap bagi perenang berbunyi. Kartini berkonsentrasi penuh. Pandangannya ke depan, genggamannya kian erat, dan kakinya bersiap menekan dinding kolam.

Hening. Fokus.

Kartini meluncur sesaat setelah gun start dibunyikan. Perenang lain menyusul dengan meloncat dari starting block.

Pelan, tetapi pasti, Kartini berenang membelah kolam sejauh 50 meter. Tangan dan kakinya bergerak selaras hingga akhirnya mencatatkan diri berada di peringkat kedua. Ia berhasil menyelesaikan perlombaan dengan waktu 2 menit 6,04 detik!

Nomor favorit Kartini sebenarnya gaya punggung. Itulah mengapa, Kartini kembali bertanding pada nomor estafet gaya ganti putri dan estafet gaya ganti campuran.

"Kalau gaya favorit, gaya punggung," kata Kartini.

"Tapi, nanti saya paling lambat renangnya justru untuk nomor gaya punggung," tambah eyang putri kelahiran Tegal tersebut.

Gaya punggung menjadi gaya pembuka yang diperlombakan dalam nomor estafet gaya ganti, baik campuran maupun putri.

Kartini 'nyemplung lagi'. Kali ini ia berenang dengan wajah dan badan yang menghadap ke atas.

Benar saja, Kartini menjadi perenang terakhir yang sampai dalam dua nomor estafet tersebut. Meski begitu, ia mendapatkan dukungan penuh dari rekan-rekannya.

Renang bagi Kartini punya banyak manfaat. Aktivitas tersebut tak hanya menjadi olahraga semata, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dengan perenang lain.

"Banyak banget ya manfaatnya, salah satunya bisa bersilaturahmi dengan orang lain, dengan anak-anak, dengan murid. Apalagi ketemunya dalam keadaan yang senang," ujar Kartini.

Manfaat berenang bagi Kartini juga dirasakan hingga usia lanjut seperti sekaramg. Ia menganggap hal tersebut dipengaruhi oleh gerakan berenang itu sendiri.

"Sebenarnya semua olahraga itu bagus. Namun, kenapa renang menjadi pilihan paling bagus bagi saya karena semua anggota badan saya bergerak," jelasnya.

Kartini tak lupa mengajak semua kalangan masyarakat untuk mulai berolahraga renang.

"Ayo berenang!" serunya dengan nada ceria.

Mengutip pernyataan Presiden World Aquatics, Hussain Al-Mussalam, renang lebih dari sebuah olahraga kompetisi. Renang adalah olahraga seumur hidup.

"Renang itu berbeda. Kami di World Aquatics merasa beruntung karena renang bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga olahraga seumur hidup," ucapnya.

Husain Al-Musallam juga menyatakan ada nilai-nilai sosial dan kesehatan yang terkandung dalam olahraga air, terutama renang, yang bisa dijalankan oleh semua kalangan usia.

"Renang baik untuk keluarga, baik untuk persahabatan, dan baik untuk kesehatan. Ketika Anda pergi ke dokter di usia 70 atau 85 tahun, dokter akan berkata, 'Pergilah ke air, lalu kembali lagi setelah itu'," tambah pria berkebangsaan Kuwait tersebut.

Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Kartini. Ia bertekad akan terus berenang hingga akhir hayatnya.

"Saya akan berenang sampai Allah memanggil saya," ujar Kartini dengan nada lembut dan raut tersenyum.

Luar biasa.