Tak Pimpin ISL, Wasit asal Surabaya Kembali ke Barak Tentara

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 11 Jul 2015, 13:30 WIB
BERDINAS - Wasit asal Surabaya, Prasetyo Eko kembali jalani aktivitas berdinas di TNI AD. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Bola.com, Surabaya - Tak hanya pemain dan pelatih yang terkena dampak dari berhentinya kompetisi ISL 2015. Hampir semua komponen sepak bola Tanah Air merasakan imbasnya, tak terkecuali para wasit. Di Surabaya, ada beberapa wasit yang harus kehilangan pekerjaan sampingannya, atau utamanya.

Di Surabaya ada Prasetyo Hadi. Karena tidak ada kompetisi, wasit asal Surabaya itu kembali ke pekerjaan utamanya sebagai TNI Angkatan Darat di Kodam V Brawijaya, Surabaya.

Advertisement

Selain harus kembali ke barak, selama kompetisi berhenti Prasetyo hanya dua kali menjalankan profesinya sebagai wasit, memimpin laga persahabatan antara Pusam Bali United lawan Persib, dan Pusam Bali United kontra Pusamania Borneo FC beberapa pekan sebelum Ramadan.

Setelah itu, bapak lima anak ini lebih banyak beraktivitas di sekitar tempatnya bekerja. “Setiap pagi dan sore saya jogging 5 kilometer. Siang jam 10.00 WIB biasanya saya main voli pantai. Itu hanya saya lakukan untuk cari hiburan,” tuturnya.

Prasetyo sendiri mengaku tak puyeng meski tidak ada penghasilan tambahan karena pekerjaan sampingannya sebagai wasit juga terhenti menyusul tidak adanya kompetisi. Karena gaji sebagai anggota TNI AD masih cukup untuk menghidupi keluarga.

Hal yang sama dijalani Bahrul Ulum. Pengadil asal Surabaya itu harus kembali melakoni profesinya sebagai anggota TNI AL. Kini waktunya lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan bersama kesatuannya.

Kembali ke barak tentara diyakini jadi solusi terbaik di tengah ketidakpastian saat ini. “Saya tetap latihan di Lapangan Bumimoro, jogging dan olahraga lain. Untuk jaga kondisi saja,” ujarnya.

Sementara wasit ISL lainnya, Tabrani memilih untuk lebih berkonsentrasi mengurusi beberapa rumah kos yang ia miliki. Selain itu, Tabrani juga masih rutin berlatih untuk menjaga kebugaran. Sebab, Tabrani tak ingin kondisi fisiknya menurun. Maklum, menjadi seorang wasit dibutuhkan fisik yang prima.

“Takutnya saat kompetisi normal lagi, kebugaran saya buruk. Saya tidak bisa memimpin lagi,” kata Tabrani.

Baca Juga:

Fee Wasit Piala Kemerdekaan di Atas 2,5 Juta tapi di Bawah 5 Juta

Feature : Honor Wasit Hilang Ratusan Juta, Tetap Loyal pada PSSI

Tim Transisi Seleksi 153 Wasit untuk Piala Kemerdekaan

Berita Terkait