Sirvi Arfani Minta Maaf Tak Bisa Gabung Persita di Piala Presiden

oleh Gatot Susetyo diperbarui 22 Agu 2015, 19:31 WIB
MAAF - Meski sudah ditelepon utusan bupati, Sirvi Arfani bergeming dengan tetap bersama Persepam Madura Utama. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Madiun - Sirvi Arfani merupakan salah satu pemain berbakat yang pernah dilahirkan Persita Tangerang. Striker muda ini mulai mengawali kariernya di Tangerang sejak usia belasan tahun. Berbagai juara di kelompok umur sudah dipersembahkan pemain kelahiran Ciruas, Kabupaten Serang ini.

Bakat Sirvi mulai terlihat ketika ia membantu meloloskan Persita U-15 ke semifinal Piala Medco dan Piala Menpora pada rentang 2005 hingga 2007. Sejak itu ia selalu menjadi pilihan utama sebagai striker di Persita U-21 dan beberapa kali bermain untuk tim senior.

Advertisement

"Persita adalah tim yang telah mengembangkan bakat saya, mulai dari junior hingga sekarang," ungkap lajang kelahiran 11 Februari 1992 ini.

Kini pemain berpostur 172 cm dan 60 kg ini jadi andalan utama lini depan di Persepam Madura Utama (PMU) di pentas Piala Kemerdekaan. Pemain ramah ini bergabung di PMU sejak klub ini diarsiteki Widodo Cahyono Putro saat persiapan kompetisi Divisi Utama 2015.

PMU jadi klub pertama Sirvi setelah hijrah dari klub berjuluk Laskar Pendekar Cisadane karena terdegradasi ke Divisi Utama 2014. Namun, hari-hari terakhir ini pikiran Sirvi agak terganggu. Penyebabnya, manajemen Persita merayunya agar balik ke Tangerang untuk proyeksi tampil di Piala Presiden. Apalagi pelatih Bambang Nurdiansyah masih membutuhkan sosok striker yang punya naluri ‘membunuh’ seperti dimiliki Sirvi Arfani.

"Dua hari lalu orang utusan Bupati Tangerang menelepon saya. Dia diperintah bupati agar mengajak saya kembali ke Persita. Saya memang sempat tergoda, apalagi main di Persita. Tapi, karena saya sudah di Persepam, saya minta maaf tak bisa bergabung ke Persita yang telah berjasa besar atas karier saya," ucap Sirvi.

Apalagi secara kualitas Piala Presiden yang dipromotori Mahaka Sports and Entertainment sangat menantang karena diikuti klub-klub ISL dan Divisi Utama papan atas.

"Piala Presiden bagus. Tapi, Persita kalah cepat dengan Persepam. Saya pindah ke Madura karena saat itu Persita tak ada kegiatan apapun. Termasuk rencana ikut Piala Presiden ini. Karena saya ingin mengembangkan karier, saya terima tawaran coach Widodo. Apalagi di Persepam fasilitas yang ditawarkan sangat bagus. Sekali lagi, saya minta maaf kepada manajemen Persita dan suporternya," kata Sirvi.

Baca Juga :

Menangi Laga Perdana, Persatu dan Persepam Kebanjiran Bonus

Persepam MU Kirim Persebo Jaya keluar Persaingan Grup D

Persita Butuh Striker, Gelandang Serang, dan Uji Coba Lagi