Feature: Federer dan Nadal di Persimpangan US Open

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 26 Agu 2015, 13:39 WIB
PERSIMPANGAN - Roger Federer dan Rafael Nadal menyambut turnamen AS Terbuka bermodal performa naik-turun. (Rafaelnadal.com)

Bola.com, - Tak ada yang meragukan prestasi gemilang Roger Federer dan Rafael Nadal di arena grand slam. Nadal telah menggenggam 14 titel. Koleksi Federer bahkan lebih mentereng, 17 gelar grand slam. Namun, menjelang bergulirnya turnamen Grand Slam US Open atau Amerika Serikat (AS) Terbuka, 31 Agustus 2015, kedua petenis papan atas itu seperti berdiri di persimpangan. Naik-turunnya performa jadi tantangan terbesar mereka meyambut turnamen AS Terbuka. 

Meskipun sudah menginjak usia 34 tahun, Federer tampil menjanjikan di turnamen pemanasan Cincinnati Masters pekan lalu. Gelar juara direbut dengan menundukkan petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, di babak final. Itu adalah titel ke-78 Federer di semua turnamen, sekaligus pembalasan dendam sempurna atas kekalahan kontra Djokovic di final Wimbledon.

Advertisement

Namun, rekam jejak Federer di New York dalam beberapa tahun terakhir kurang mengesankan. Petenis Swiss itu kali terakhir menjejak final pada 2009, saat kalah dari Juan Martin del Potro. Padahal dia pernah menjadi merajai US Open dengan menjadi juara lima kali beruntun pada 2004-2008.

Rekor Federer di ajang Grand Slam pada 2015 juga naik-turun. Dia memang berhasil menjejak final Wimbledon, namun petualangannya di Austalia Open membuat terkejut para pencinta tenis. Federer tersingkir di babak ketiga setelah dipermalukan petenis Italia, Andreas Seppi. Itu jadi rekor terburuk Federer di Australia Open dalam 14 tahun terakhir. Ketidakberuntunganya berlanjut ke Roland Garros alias Prancis Terbuka. Langkah Federer dihentikan Stan Wawrinka di babak perempat final.

Jadi, titel terakhir Federer di ajang grand slam datang di Wimbledon 2012. Sudah cukup lama untuk petenis sekelas dia. Jika mampu memenangi AS Terbuka tahun ini, Federer bakal menjadi juara tertua sejak Ken Rosewall memenangi titel yang sama pada 1970 pada usia 35 tahun.

“Saya tak lolos ke final (di New York) sejak 2009. Jadi saya akan berusaha keras untuk bisa lolos,” kata Federer, seperti dilansir Sports NDTV, Rabu (26/8/2015).

Kontras dengan prestasi Federer yang masih cukup stabil, kinerja Nadal benar-benar menurun tajam tahun ini. Juara US Open 2010 dan 2013 ini menjalani tahun yang berat. Cedera menggerogoti penampilannya. Lutut sendi dan pergelangan tangannya menjadi kaku dan lebih lemah. Peringkatnya meluncur tajam ke urutan ke-10. Ini adalah ranking terendahnya dalam satu dekade terakhir. Nadal memang mampu merangkak ke urutan kedelapan. Namun dia bukan lagi seorang pemain yang selalu menjadi teror mengerikan bagi rival-rivalnya.

Bukan Saatnya Menangis 

Nadal sudah kalah 14 kali sepanjang tahun ini. Bandingkan saat dia hanya kalah 11 kali pada 2014, tujuh kali pada 2013, dan hanya enam kali sepanjang 2012.

Pada 2012 dan 2014, Nadal gagal tampil di US Open karena cedera. Di Wimbledon tahun ini, dia tersingkir di babak kedua setelah gagal mengadang perlawanan petenis Jerman, Dustin Brown. Petualangannya di lapangan keras di Montreal berakhir di perempat final, sedangkan di Cincinnati Masters langkahnya mandek di babak ketiga.

“Saya tak pernah menganggap diri saya sebagai bintang besar. Jadi saya mengapresiasi ketika hal-hal baik terjadi pada saya. Memang benar saya mengalami tahun berat. Tapi bukan tahun yang mengerikan. Saya tak boleh mendramatisir semua ini. Ini bukan saatnya menangis,” ujar Nadal.

Menengok performa Nadal dan Federer yang belum stabil, Novak Djokovic tetap menjadi favorit untuk menjuarai US Open. Walaupun kalah dari Federer di final Cincinnati Masters, petenis Serbia ini datang ke New York bermodal gelar Australia Open dan Wimbledon.

Total Djokovic mencatat rekor menang-kalah 56-5 pada tahun ini. Tapi dua kekalahan terakhir terjadi bulan ini. Dia takluk dari Andy Murray di final Montreal Masters dan kemudian kalah dari Federer di Cincinnati Masters. Nole, panggilan akrab Djokovic, juga direcoki cedera siku.

“Saya memainkan dua pertandingan bagus dan dua yang tak bagus. Kondisi di New York cocok untuk saya, jadi saya optimistis menatap turnamen ini (US Open),” ujar Djokovic.

Jadi mampukah Federer dan Djokovic mengadang laju Djokovic menuju podium juara AS Terbuka? Jawabannya bisa dilihat saat turnamen US Open bergulir mulai 31 Agustus 2015. 

Baca Juga:

Wow, 11 Bintang Tenis Dunia Beraksi di Jalanan New York!

ATP World Tour Hukum Nick Kyrgios

Absen di Cincinnati Masters Buat Sharapova Turun Peringkat

Berita Terkait