Eks Pemain Valencia Junior Ajari Evan Dimas Bahasa Spanyol

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 19 Jan 2016, 12:00 WIB
Bintang muda Surabaya United, Evan Dimas Darmono mulai mempelajari bahasa Spanyol dari rekan setimnya, Justin Stephen. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Bola.com, Surabaya - Setahun di Valencia Junior 2013-2014 membuat Justin Stephen mahir berbahasa Spanyol. Maka itu, saat mengetahui bintang muda Indonesia sekaligus seniornya di Surabaya United, Evan Dimas Darmono akan berangkat ke Negeri Matador, eks pemain Timnas U-19 era Fachri Husaini itu dengan senang hati menawarkan diri untuk mengajari seniornya itu bahasa Spanyol

Mendapat tawaran seperti itu, Evan pun tak malu menerimanya. Keruan saja, Stephen langsung mengirimkan beberapa perbendaharaan kata ke seniornya itu melalui pesan singkat. “Saya kirimkan kosakata dan kalimat yang biasa digunakan sehari-hari,” tutur jebolan SSB ASIOP itu.

Advertisement

Keinginan Stephen untuk mengajarkan bahasa Spanyol kepada Evan muncul karena ia ingin seniornya itu bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan di sana sekaligus memudahkan Evan menerima instruksi dari mentornya nanti.

Stephen merasakan betul betapa susahnya hidup di perantauan tanpa menguasai bahasa di negara itu. “Kalau tidak bisa sama sekali, akan sulit bagi Mas Evan karena saya mengalaminya sendiri pada awal-awal di Spanyol,” jelasnya.

Selain mengajari bahasa Spanyol, ia juga mengingatkan gelandang Surabaya United itu akan pengaruh buruk kehidupan bebas di Spanyol. Ia yakin hal itu akan menjadi godaan terbesar bagi seorang pemain muda macam Evan. Stephen mengingatkan seniornya itu agar pintar-pintar menjaga diri dari pengaruh pergaulan di sana.

Pemain muda Surabaya United, Justin Stephen meluangkan waktunya untuk mengajari Evan Dimas bahasa Spanyol sebelum menjalani program khusus di Espanyol B. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Bagi pemain yang belum pernah merasakan kehidupan seperti itu sebelumnya, bebasnya pergaulan diyakini bisa berdampak buruk pada kelangsungan karier. Meski hanya empat bulan, bagi Stephen, pengaruh buruk semacam ini sangat rentan terjadi.

Ia mengungkapkan, bila saat itu ia mengikuti rekan-rekannya, bisa saja dengan mudah terseret arus. Sebab di sana minum-minuman beralkohol, dugem hingga larut pagi, serta perbuatan lain yang bisa menghancurkan kariernya ada di depan mata.

Stephen sendiri mengaku, ia hanya mengamati dan mencermati para seniornya yang terbiasa dengan kehidupan seperti itu. Akibatnya karier hancur gara-gara tidak bisa menempatkan dan menjaga diri dari pengaruh buruk lingkungan di sekitar.

Jika mau, di usia 21 tahun, Evan sendiri bebas menikmati kehidupan seperti itu. “Saya memang masih muda dan belum bisa masuk ke tempat-tempat seperti itu, tapi saya bisa kalau mau. Tapi semua itu tidak saya lakukan selama di Spanyol karena saya tahu tujuan saya datang ke sana. Saya harap mas Evan bisa jaga diri,” tutur Stephen.