Profil Klub Torabika SC 2016: Barito Putera

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 20 Apr 2016, 07:00 WIB
Profil klub Barito Putera di Torabika Soccer Championship. (Bola.com/Rudi Riana)

Bola.com, Jakarta - Barito Putera adalah salah satu dari sedikit klub eks Galatama yang masih bertahan hingga sekarang. Kompetisi Galatama bergulir di Indonesia pada era tahun 80 hingga 90-an. 

Advertisement

Sumber dana klub yang berdiri pada 1988 ini berasal dari keluarga Sulaiman yang gila bola. Saat ini Barito Putera dikelola oleh putra almarhum Sulaiman HB, Hasnuryadi Sulaiman.

Barito Putera sempat menjadi klub yang cukup disegani pada era Galatama dan awal penyatuan kompetisi Galama-Perserikatan, yang menjadi awal lahirnya Liga Indonesia (LI). Prestasi terbaik tim ini diraih pada Liga Indonesia pertama di tahun 1995.

Kala itu Barito Putera yang diperkuat pemain legendaris Frans Sinatra Huwae dan dilatih Daniel Roekito, menembus semifinal LI. Langkah Frans dkk. terhenti setelah kalah 0-1 dari Persib yang akhirnya menjadi juara.

Barito Putera tak melakukan persiapan yang terlalu lama sebelum tampil di turnamen Torabika Soccer Championship 2016. Berbeda dengan sejumlah tim lain yang tampil di beberapa turnamen, Barito memilih untuk absen.

Foto tim Barito Putera jelang laga ujicoba melawan Persija Jakarta di Stadion Bea Cukai, Jakarta, Selasa (5/4/2016). Kedua tim bermain imbang 2-2. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Tim berjuluk Laskar Antasari ini malah melepas sejumlah pemainnya untuk memperkuat tim lain dalam turnamen. Tim yang punya warna jersey kuning ini baru berkumpul lagi untuk berlatih pada bulan Maret.

Manajemen memilih Mundari Karya sebagai pelatih. Sebelumnya Mundari menangani tim PON Kalimantan Selatan dan meloloskan tim asuhannya ke putaran final PON.

Ada satu misi yang dibidik oleh manajemen Barito Putera, yaitu mengorbitkan pemain muda. Tak heran kalau dalam skuat asuhan Mundari terselip sejumlah nama pemain yang diambil dari tim PON dan tim U-21 Barito Putera.

Hanya, tetap saja ada nama pemain senior yang memperkuat tim. Kehadiran Rizky Ripora, Amirul Mukminin, Yongki Aribowo, Adam Alis, dan Dedi Hartono menjadi wakil pemain senior. Sementara eks timnas U-19, Hansamu Yama dan Paulo Sitanggang, plus beberapa amunisi muda lain menjadi pemain yang memperkaya pilihan Mundari.

Mundari saat ini tengah menunggu pemain asing untuk memperkuat lini belakang dan depan yang masih butuh tambahan pemain. Selain itu, pemain senior M. Roby juga sedang diperiksa kondisi kesehatannya. Jika dinilai fit, ia akan langsung dikontrak.

“Saya masih butuh pemain belakang dan depan. Pilihannya dari pemain asing. Sementara Roby, saya butuh kepastian bahwa dia tak menderita cedera,” ujar Mundari.

Data Klub:
Barito Putera
Berdiri: 1988
Stadion: 17 Mei, Banjarmasin
CEO: Hasnuryadi Sulaiman
Pelatih: Mundari Karya
Pemain:
Kiper: Aditya Harlan, Riyandi, Imam
Belakang: Dedi Hartono, Hansamu Yama, Samsudin, Faturrahman, M. Robi (seleksi)
Tengah: Amirul Mukminin, Lucky Wahyu, Rizky Pora, Adam Alis, Ibrahim Conte, Paulo Sitanggang, Jeffri H.
Depan: Yongki Aribowo, Adi Pratama

2 dari 3 halaman

2

PEMAIN BINTANG: RIZKY RIPORA

Rizky Rizaldi Ripora adalah salah satu pemain Barito Putera yang meninggalkan tim saat kompetisi tengah vakum. Rizky memilih untuk memperkuat tim lain yang tampil di sejumlah turnamen.

Pemain asal Maluku ini sempat bermain untuk Martapura FC di Piala Presiden. Setelah itu, Rizky memperkuat Pusamania Borneo FC dan berhasil membawa tim asal Samarinda itu menjadi juara Piala Gubernur Kaltim.

Barito bisa dibilang cukup beruntung memiliki Rizky. Pemain berusia 25 tahun ini adalah tipikal pemain multifungsi. Selain bisa main sebagai pemain sayap kiri, ia juga bisa diposisikan sebagai bek kiri.

Rizky Ripora saat mengikuti Grand Launching Torabika Soccer Championship 2016 di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (18/4/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Pemain yang mengawali karier di Persita Tangerang ini cukup optimistis dengan skuat sekarang. Menurutnya, Barito Putera hanya tinggal menambah pemain asing saja.

"Kombinasi pemain senior dan junior sudah cukup bagus. Kalau ditambah pemain asing sesuai dengan kebutuhan, tim ini akan semakin lengkap," kata Rizky.

Rizky menilai dirinya, pemain lain, dan tim memang butuh waktu untuk bisa solid. Persiapan selama tiga minggu yang sudah dilakukan sejauh ini belum cukup.

Wajar, karena Rizky dan sejumlah pemain seperti Hansamu Pranata dan Lucky Wahyu sempat memperkuat tim lain di masa vakum kompetisi. "Tapi, waktu yang tersisa sebelum kompetisi dimulai sudah cukup untuk membuat tim menjadi lebih kompak," kata Rizky.

3 dari 3 halaman

3

PELATIH: MUNDARI KARYA

Mundari Karya punya alasan khusus ketika menerima tawaran untuk melatih Barito Putera. Visi membangun tim dan memproduksi pemain dari akademi membuat eks pelatih tim PON Kalsel itu tertarik.

Mundari mengaku dikontrak tiga tahun. Tugasnya tak hanya menangani tim senior Barito, karena dia juga dilibatkan dalam tim U-21 dan persiapan Akademi Barito Putera yang sedang dibangun.

"Saya tertarik karena tugas ini menawarkan kontrak jangka panjang. Selain itu ada misi membina sepak bola di Banjarmasin dan memaksimalkan pemain muda,” ungkap Mundari yang juga pernah melatih PSPS Pekanbaru ini.

Pelatih Barito Putro, Mundari Karya saat mendampingi timnya berlatih di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta. (Bola.com/NIcklas Hanoatubun)

Tugas lain dari Mundari adalah menyiapkan pelatih lokal di Banjarmasin. Ia juga diberi pekerjaan untuk membuat tim yang tangguh pada saat Barito Putera merayakan ulang tahun yang ke-30 pada 2018.

"Saya melihat potensi pemain di Kalimantan Selatan ini bagus. Cocok jika Barito Putera membuat akademi sepak bola," lanjutnya.

Mundari sengaja menyisipkan beberapa pemain asuhannya di tim PON Kalimantan Selatan ke dalam tim Barito Putera. Hal ini sudah sesuai dengan keinginan manajemen tim.

"Potensi mereka cukup besar. Kalau diberi kesempatan saya yakin mereka akan berkembang," pungkas Mundari mengakhiri pembicaraan.