Bintang Bola Anniversary: Manis Pahit Karier Claresta Taufan

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 20 Apr 2017, 12:50 WIB
Ulang Tahun ke 2 Bola.com_Claresta Taufan_Supergirl (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Punya tekad kuat, pantang menyerah, dan multitalenta. Begitulah kesan yang tertangkap dari sosok karateka asal Banten, Claresta Taufan Kusumarina. Berkat kombinasi tiga hal tersebut Claresta mampu berpestasi di kancah nasional dan internasional, serta bisa berkiprah di luar arena karate. 

Advertisement

Menggeluti karate sejak masih duduk di bangku SD kelas III, Claresta telah merasakan fase naik-turun dalam kariernya. Gagal, meraih gelar, hingga cedera sudah pernah dicicipinya. Semua itu membuat atlet kelahiran Jakarta, 23 April 1996, semakin terpacu. Dia tak mudah menyerah dengan rintangan yang mengadang. 

Tak heran, jalan kariernya sangat berwarna, termasuk dalam dua tahun terakhir. Pada 2015 dan 2016, putri pasangan Sofyan Taufan dan Rina Suryani ini mengecap momen manis dan pahit sekaligus. Dia juga melebarkan sayap dengan meniti karier sebagai presenter olahraga di televisi, sembari merampungkan kuliahnya di Universitas Bina Nusantara Jakarta. 

Karateka Indonesia, Claresta Taufan, saat menjalani sesi foto di Studio Boloa.com, Jakarta, Minggu (26/3/2017). (Bola.com/Peksi Cahyo)

"Kalau momen manis di karate tentu saja saat memenangi pertandingan. Pada November 2015 saya menjuarai Pekan Olahraga Mahasiswa di Aceh, saat mewakili Jakarta. Saat itu bertanding di kelas Kumite -61 kg," urai Claresta saat berkunjung ke kantor Redaksi Bola.com, yang akan berulang tahun ke-2 pada 28 April 2017, beberapa waktu lalu. 

Tak sampai setahun berselang, mahasiswa Semester VI jurusan Arsitek Universitas Bina Nusantara Jakarta itu kembali meraup gelar. Kali ini, dia berjaya pada ajang Silent Knight Karate Championship 2016 di Malaysia. Dia berhasil menjadi kampiun. 

Pada tahun yang sama, Claresta juga masuk tim Banten untuk PON Jabar dan menyumbang emas di kancah Pekan Olahraga Mahasiswa DKI Jakarta 2016. 

"Kalau yang itu momen-momen baik. Kalau momen buruknya juga ada. Pada Mei 2015 hidung saya retak saat bertanding di sebuah Open Tournament di Indonesia," ujar Claresta. 

Claresta menyadari karate olahraga yang keras. Risiko cedera selalu mengancam. Namun, selama ini Claresta mengaku tak pernah mengalami cedera serius. Yang terparah tentu saja saat retak hidung tersebut, hingga membuatnya tak bisa melanjutkan pertandingan.  

"Jadi saat itu lawan memukul, pas saya juga maju. Eh ternyata pas kena hidung hingga berdarah. Saya masih tenang karena mengira paling hanya bocor. Saya kemudian diperiksa oleh petugas medis dan dibilang tidak boleh lanjut bertanding. Tapi, saya tetap tak mau kalah," kenang Claresta, yang mengaku bisa memainkan alat musik, salah satunya drum. 

Penyuka musik dan seni tersebut sempat berdebat dengan tim medis karena ngotot ingin melanjutkan pertandingan. Claresta baru menyerah setelah disodori kaca kecil untuk melihat kondisi hidungnya. Ternyata hidungnya miring karena pukulan sang lawan dan setelah diperiksa ternyata tulangnya retak. Beruntung dia tetap berhak mendapat medali perunggu. 

Clatesta pun harus menjalani operasi demi memulihkan cedera tersebut. Hidungnya digips selama sekitar sebulan hingga benar-benar pulih. Setelah itu, karateka yang tinggi badannya mencapai 1166 cm tersebut juga tak bisa langsung leluasa berlatih. Dia perlu menggunakan pelindung wajah selama beberapa saat untuk mencegah hidungnya kembali cedera. 

Karateka Indonesia, Claresta Taufan, saat menjalani sesi foto di Studio Boloa.com, Jakarta, Minggu (26/3/2017). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Apakah insiden itu membuat Claresta kapok dan memikirkan ulang kariernya di ajang karate? Tentu saja tidak. Claresta tetap kembali berlatih dan terus berlatih. Tapi, Claresta mengaku tak hanya menggantungkan masa depannya di arena karate. Dia punya mimpi-mimpi besar lainnya. 

"Soal ke depan, yang pasti saya ingin menjadi lebih baik saja. Saya masih terus berlatih karate, tapi untuk terus jadi atlet...saya juga ada cita-cita lain seperti di dunia presenter dan arsitek. Latihan jalan terus, tapi untuk latihan seminggu 13 kali seperti saat akan bertanding, sepertinya tidak. Ya...kita lihat saja nanti ke depan seperti apa," kata karateka pernah bergabung dengan Tim Nasional (Pelatnas) Karate Junior 2012 untuk Asian Karate Federation (AKF) Uzbekistan 2012 tersebut. 

Prestasi Claresta Taufan Kusumarina: 

• Juara 1 kumite perorangan putri Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2010
• Juara 1 kumite perorangan putri Silent Knight Singapore 2011
• Juara 1 kumite beregu putri Silent Knight Singapore 2011
• Juara 1 kumite perorangan putri Piala Presiden-SBY Cup 2012
• Juara 1 kumite perorangan putri Piala Mendagri 2012 Nasional (Manado)
• Tim Nasional (Pelatnas) Karate Junior 2012 untuk Asian Karate Federation (AKF) Uzbekistan 2012
• Best Of The Best UNAS Cup 2012
• Juara 1 kumite perorangan putri Kobe Osaka Internasional 2012, Malaysia
• Juara 1 Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional 2015 (Aceh)
• Juara 1 Silent Knight Karate Championship 2016 (Malaysia)
• Tim Karate Banten PON 2016
• Juara 1 Pekan Olahraga Mahasiswa DKI Jakarta 2016