Lawan Spanyol, Rusia Dituding Cuma Andalkan Doa

Oleh Tim Boladotnet diperbarui 02 Jul 2018, 09:32 WIB
Pemain Rusia berselebrasi setelah sang kiper, Igor Akinfeev menahan tendangan penalti timnas Spanyol pada babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Minggu (1/7). Rusia lolos ke perempat final setelah menang adu penalti 4-3. (AP/Manu Fernandez)

Bola.com, Jakarta Gelandang asal Spanyol Cesc Fabregas menuding Rusia hanya memiliki satu rencana saja saat melawan La Furia Roja yakni masuk babak adu penalti dan mengandalkan doa.

Spanyol tampil dominan dalam penguasaan bola saat berduel lawan Rusia di babak 16 besar Piala Dunia 2018, Minggu (01/07). Persentasenya mencapai 79% berbanding 21%.

Advertisement

Rusia jelas tak bisa berbuat banyak menghadapi taktik Tiki-Taka pasukan Fernando Hierro. Di sepanjang laga, mereka cuma bisa melepas tujuh tembakan, dan cuma satu yang mengarah tepat sasaran.

Rusia memang bisa mencetak gol. Akan tetapi gol itu dihasilkan melalui eksekusi penalti Artem Dyuba pada menit 41

2 dari 4 halaman

Spanyol Lebih Baik

Pemain timnas Spanyol, Diego Costa melakukan sundulan saat berebut bola pada babak 16 besar Piala Dunia 2018 melawan Rusia di Stadion Luzhniki, Minggu (1/7). Rusia lolos ke perempat final setelah menang adu penalti 4-3 atas Spanyol. (AP/Antonio Calanni)

Pada akhirnya pertandingan di waktu normal berakhir imbang 1-1. Kemudian setelah tak ada gol di babak extra time, maka kedua tim harus menjalani adu penalti.

Di sini, Spanyol gagal setelah penalti Koke dan Iago Aspas digagalkan Igor Akinfeev. Kekalahan ini membuat Fabregas begitu kesal.

"Saya tidak bisa berkata apa-apa karena saya mengharapkan pertandingan yang berbeda hari ini," kata pemain berusia 31 tahun itu di BBC.

"Saya pikir Spanyol adalah tim yang jauh lebih baik dari Rusia," tegasnya.

"Rusia punya rencana yakni untuk masuk ke babak adu penalti dan berdoa, dan itu membuahkan hasil bagi mereka," ketusnya.

3 dari 4 halaman

Sedih Lihat Iniesta

Pemain timnas Spanyol, Andres Iniesta, melakukan tendangan dengan dikawal pemain Ryusia, Roman Zobnin pada babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Minggu (1/7). Rusia lolos ke perempat final setelah menang adu penalti 4-3. (AP/Manu Fernandez)

Pertandingan lawan Rusia itu juga jadi pertandingan terakhir bagi Andres Iniesta. Sebab usai turnamen di Rusia ini, ia kemungkinan akan pensiun.

Sebab usia Iniesta sudah mencapai 33 tahun. Hampir mustahil baginya untuk ikut serta di Piala Dunia 2022.

Fabregas pun merasa bahwa partai terakhir eks bintang Barcelona itu bersama timnas Spanyol tak seharusnya berakhir tragis. Ia merasa Iniesta pants mendapat hasil lebih baik.

"Andres Iniesta tidak pantas tersingkir seperti ini, dalam apa yang bisa jadi pertandingan terakhirnya untuk Spanyol," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Tim Besar Tumbang

Para pemain Spanyol tertunduk lesu setelah kalah dari Rusia pada laga 16 besar Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, (1/7/2018). Spanyol kalah adu penalti 3-4. (AP/David Vincent)

Gugurnya Spanyol ini berarti berkurang satu lagi tim-tim besar yang harus pamit lebih awal dari Rusia. Sebelumnya, Jerman sudah tersingkir di fase grup.

Kemudian, ada Argentina yang ditumbangkan oleh Prancis. Sementara itu Portugal dikalahkan oleh Uruguay.

Sementara itu dengan tersingkirnya Spanyol, itu artinya salah satu dari tim ini; Rusia, Kroasia, Swedia, Swiss, Inggris, dan Kolombia, akan masuk ke final.

 

Sumber: Bola.net

Berita Terkait