Aqsa Sutan Aswar, Mengenal Jetski sejak Balita hingga Rebut Emas Asian Games 2018

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 27 Agu 2018, 06:30 WIB
Garuda Kita Asian Games Aqsa Sutan Aswar (Bola.com/Foto: Vitalis Yogi /Grafis: Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Indonesia berhasil meraih emas ke-12 Asian Games 2018 lewat cabang olahraga jetski. Aqsa Sutan Aswar, atlet jetski berusia 21 tahun, berhasil memastikan satu medali emas untuk Indonesia datang dari cabang olahraga mewah yang untuk pertama kalinya masuk di Asian Games tersebut.

Dua hari sebelumnya Aqsa hanya meraih medali perunggu untuk Indonesia dari cabang jetski Asian Games 2018 kelas Limited Runabout. Kegagalan itu tak membuat mental sang atlet ambruk. Justru sebaliknya motivasi Aqsa justru berlipat saat turun di nomor berbeda.

Advertisement

 Hasilnya: ia berhasil meraih prestasi terbaik di Asian Games 2018 dengan merebut emas di nomor Endurance Runabout Open.

Aqsa Sutan Aswar, yang berhasil menjadi yang tercepat di Moto1 kelas Endurance Runabout Open pada Sabtu (25/8/2018) sore, semakin optimistis bisa meraih medali emas setelah di Moto2 berhasil finis di posisi ketiga. Perolehan total 768 poin menjadikannya di urutan pertama sebelum balapan terakhir.

"Dari hasil Moto2 saya sudah merasa yakin bakal mendapatkan medali emas di kelas ini," ujar Aqsa yang akhirnya berhasil menyabet emas setelah finis di posisi kedua dalam Moto3 Endurance Runabout Open yang digelar pada Minggu (26/8/2018) sore dan menyabet medali emas dengan perolehan 1148 poin.

"Saya memang hanya perlu berada di posisi ketiga untuk mendapatkan medali emas. Saya hanya berpikir untuk tenang dan jangan sampai jatuh dalam perlombaan. Yang penting tetap menjaga berada di posisi tiga besar," lanjutnya.

Keberhasilan Aqsa tidak lepas dari pengalaman tampil di kompetisi internasional dan regional di Amerika Serikat. Mahasiswa yang kini berkuliah di Amerika Serikat itu merupakan langganan kejuaraan jetski di Negeri Paman Sam bersama sang kakak, Aero Sutan Aswar.

Aqsa mengaku sudah mengenal jetski sejak usia empat tahun. Saat itu, ia dan sang kakak mengikuti jejak sang ayah yang memiliki hobi olahraga jetski.

"Semua karena papa. Ia sudah memiliki hobi jetski sejak masih kecil, itu yang membuat akhirnya saya juga menyukai jetski," ungkap pemuda berusia 21 tahun itu.

"Saya pun kemudian mencoba untuk ikut balapan, ternyata saya bisa ikut balapan, akhirnya saya serius untuk menggeluti olahraga jetski," lanjutnya.

Aqsa Sutan Aswar berhasil menyabet dua medali di Asian Games 2018, medali emas di nomor Endurance Runabout Open, dan medali perunggu di nomor Limited Runabout. Sementara sang kakak, Aero Sutan Aswar, berhasil meraih medali perak di nomor yang sama saat Aqsa meraih medali perunggu.

2 dari 2 halaman

Bersaing dan Saling Dukung dengan Sang Kakak

Aqsa kiri Aero kanan (Muhammad Adiyaksa)

Aqsa Sutan Aswar dan sang kakak, Aero, merupakan dua atlet jetski andalan Indonesia. Keduanya berhasil mempersembahkan medali di Asian Games 2018, di mana sang adik mempersembahkan medali emas dan perunggu, sementara sang kakak mempersembahkan medali perak.

Keduanya memang berlomba bersama dalam setiap nomor yang mereka ikuti. Bahkan persaingan menarik terjadi di nomor Limited Runabout. Aero meraih medali perak dalam nomor tersebut, mengungguli sang adik yang menyabet perunggu dalam event yang digelar pada Jumat (24/8/2018) itu.

Sang adik akhirnya berhasil memperlihatkan hasil yang lebih baik di nomor Endurance Runabout Open yang digelar mulai Sabtu (25/8/2018) hingga Minggu (26/8/2018). Aqsa menyabet medali emas di nomor tersebut yang merupakan medali emas ke-12 bagi Indonesia di Asian Games 2018.

Namun, pemandangan yang menarik adalah bagaimana Aero Sutan Aswar terus berada di belakang Aqsa di balapan terakhir yang digelar Minggu sore. Sepanjang sesi Moto3 itu, Aqsa yang berada di posisi kedua ditempel ketat oleh Aero yang berada di belakangnya hingga garis finis.

Ketika bicara soal Aero yang terus berada di belakangnya, Aqsa mengatakan, "Aero tadi tetap menyokong saya. Dia berada di belakang saya dan kami bermain bareng terus hingga akhir. Memang strateginya seperti itu, yang penting kami menjaga posisi tiga besar agar saya bisa mendapatkan emas. Saya tidak boleh jatuh, jangan sampai terkena penalti, atau jangan sampai mesin jetski saya rusak lagi."

Aqsa juga mengakui bahwa dalam setiap kejuaraan yang selalu diikuti, ia dan sang kakak kerap berada di posisi yang tidak terlalu berbeda di akhir balapan. Selain itu, perbedaan usia yang tidak terlalu jauh membuat mereka akrab baik saat perlombaan maupun di kehidupan pribadi.

"Kami memang sangat dekat karena perbedaan usia hanya 2,5 tahun. Kami sering nongkrong bareng. Ketika balapan, kami pun selalu berada di posisi yang dekat, seperti posisi pertama dan kedua, pertama dan ketiga, atau kedua dan ketiga," ujarnya.

Namun, Aqsa meyakinkan bahwa sifat kompetitif ada di antara mereka berdua meski bersaudara. "Pasti ada persaingan. Kalau bukan karena Asian GAmes, kami nggak akan saling mendukung di balapan. Ketika bermain di single event jetski, kami pasti sudah bersaing sungguh-sungguh," ujarnya.

 

Perusahaan jasa aplikasi Grab sebagai sponsor resmi Asian Games 2018 memberi dukungan ke atlet-atlet Indonesia lewat program kampanye #CeritaKemenangan dan #KemenanganItuDekat. Kampanye ini mengajak rakyat Indonesia untuk memberikan dukungan kepada putra-putri bangsa yang tengah berlaga di ajang terbesar Asia.

Grab melibatkan tujuh legenda olahraga nasional, Tati Sumirah (bulutangkis), Ellyas Pical (tinju), Nico Thomas (tinju), Pascal Wimar (voli), Abdul Rojak (taekwondo), Sutiono (balap sepeda), dan Alex Pulalo (sepak bola) dalam kegiatan torch relay. Sukses mereka di masa lalu diyakini akan jadi sumber inspirasi bagi atlet-atlet kita.

Kesuksesan yang diraih Aqsa Sutan Aswar menjadi sebuah kebanggaan bagi Grab dan juga rakyat Indonesia. Selamat!