3 Pelajaran dari Hilangnya Lionel Messi dalam Pentas Perburuan Pemain Terbaik Dunia

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 11 Sep 2018, 15:00 WIB
Penyerang Barcelona, Lionel Messi membawa Piala Super Spanyol usai mengalahkan Sevilla di Tangier, Maroko, (13/8). Barcelona meraih gelar ke-13 di Piala Super Spanyol terbanyak ketimbang tim lain. (AP Photo/Mosa'ab Elshamy)

Bola.com, Jakarta - Federasi sepak bola dunia (FIFA) sudah mengumumkan tiga nama nomine Pemain Terbaik Dunia 2018. Sosok Lionel Messi tak ada, dan membuat banyak pihak bereaksi, mulai dari kalangan media sampai personal.

Advertisement

Lionel Messi gagal masuk tiga besar setelah FIFA menganggap Sang Messiah kalah bersaing dengan Cristiano Ronaldo, bintang Real Madrid Luka Modric dan ikon Liverpool, Mohamed Salah.

Kehilangan Lionel Messi menjadi catatan bersejarah. Maklum, pada 10 tahun terakhir, nama Messi selalu masuk dalam nomine tiga besar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA. Tak pelak, banyak pro-kontra mewarnai pengumuman tersebut.

Satu di antara reaksi datang dari seorang kolumnis, Jidonu Mauyon. Dia memiliki beberapa kritik sekaligus pelajaran dari apa yang telah terjadi, terutama karena tiadanya nama Lionel Messi.

 

2 dari 4 halaman

1. Pemilihan Pemain Terbaik Dunia Kehilangan Kredibilitas

Pemain Barcelona, Lionel Messi (kanan) mendapat ucapan selamat dari pemain Barcelona lainnya, Neymar setelah memenangkan pemain terbaik dunia FIFA Ballon d'Or 2015 di Kongresshaus, Zurich, Senin ( 11/1). (AFP PHOTO/FABRICE COFFRINI)

Tak berselang lama dari pengumuman FIFA terkait 3 nomine Pemain Terbaik Dunia 2018, bek Atletico Madrid, Filipe Luis berkomentar pedas. Dia menganggap, pencoretan Lionel Messi telah mengubah imej ajang sakral tersebut.

Ia mengungkapkan kekecewaan meski Messi adalah 'musuh'. "Penghargaan ini adalah untuk pemain terbaik di dunia, dan untuk hari ini, Lionel Messi, sama seperti beberapa tahun terakhir. Ketka dia tak ada di sana, ajang itu kehilangan kredibilitas," jelas Luis.

Bagi Luis, tak ada pengaruh siapa yang menuai gelar Piala Dunia atau Liga Champions. "Messi adalah pesepakbola terbaik," tegas eks Chelsea tersebut. Luis, dan para penyokong Lionel Messi, mengajukan data.

Statistik menyebut, Lionel Messi mencetak lebih banyak gol dibanding Cristiano Ronaldo dan Mohamed Salah, musim lalu. Pemain asal Argentina tersebut juga mengoleksi assist dan mengkreasi peluang lebih banyak dari Luka Modric. Terakhir, Lionel Messi mengoleksi lebih banyak trofi dibanding para finalis.

 

3 dari 4 halaman

2. Konsistensi Tak Lagi Dihargai

Lionel Messi siap antar Barcelona juara Liga Champions (AP Photo/Eric Alonso)

Ketiadaan nama Lionel Messi dalam daftar finalis Pemain Terbaik Dunia 2018 versi FIFA memicu persoalan lain. Publik menganggap konsistensi tak lagi mendapat tempat saat ini.

Bagaimana tidak, Messi memiliki catatan performa lebih stabil dari Luka Modric, Cristiano Ronaldo dan Mohamed Salah, terutama di pentas domestik. Bersama Barcelona, Lionel Messi selalu menjadi pemain vital, dan membawa El Barca meraih kemenangan demi kemenangan.

Sayang, konsistensi Lionel Messi tersebut tak membuatnya masuk ke daftar 3 nomine terakhir calon peraih gelar Pemain Terbaik Dunia 2018.

 

4 dari 4 halaman

3 Kesuksesan Domestik Tak Berpengaruh

Pemain Barcelona, Lionel Messi (tengah) saat mengikuti parade juara di Barcelona, (30/4/2018). Gelar La Liga 2017-2018 meruapakan yang ke-25 bagi tim Catalan tersebut. (AFP/Lluis Gene)

Satu di antara kecurigaan banyak pihak terkait ketiadaan nama Lionel Messi dalam daftar 3 nama terakhir calon Pemain Terbaik Dunia 2018, adalah penghitungan gelar domestik. Ragam trofi tersebut bakal berurusan dengan perjalanan panjang mengarungi musim yang berat.

Lionel Messi membuktikan diri bisa bermain sebagai striker dan playmaker bersama Barcelona. Hasil akhir, trofi jawara La Liga dan Copa del Rey, plus Piala Super Spanyol 2018, menjadi bukti konsistensi tersebut.

Hal itu pula yang membuat Lionel Messi seharusnya di atas, atau setidaknya sejajar dengan para nomine lain. Namun, FIFA sudah mengumumkan tiga nama tersebut. Artinya, FIFA punya penilaian yang harus mendapat respek dari setiap pihak.

Sumber: Berbagai sumber

Berita Terkait