Ada Totalitas di Balik Platinum Award yang Diterima Pendiri Barito Putera dari PSSI

oleh Gatot Susetyo diperbarui 21 Jan 2019, 13:30 WIB
Manajer Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, menerima penghargaan yang diberikan PSSI kepada sang ayah, H. Abdussamad Sulaiman HB, dalam rangkaian Kongres PSSI di Bali (20/1/2019). (Bola.com/Istimewa)

Bola.com, Bali - Kecintaan dan totalitas almarhum H. Abdussamad Sulaiman HB, pendiri Barito Putera, terhadap sepak bola Nasional mendapat apresiasi tinggi dari PSSI.

Secara khusus prosesi penyerahan anugerah Platinum Award kepada pendiri Barito Putera itu masuk satu di antara acara Kongres Tahunan PSSI yang digelar di Hotel Sofitel, Bali, Minggu (20/1/2019).

Advertisement

"Ini penghargaan atas dedikasi dan komitmen panjang beliau terhadap sepak bola Indonesia. Tokoh sepak bola daerah yang berkontribusi untuk kepentingan nasional," kata Joko Driyono, Plt. Ketua Umum PSSI kepada Bola.com, Senin (21/1/2019).

Sejak Barito Putera berdiri pada 21 April 1988, telah banyak sumbangan yang diberikan untuk kemajuan sepak bola di Provinsi Kalimantan Selatan dan Indonesia. Terutama kontribusi pemain di Timnas Indonesia.

"Secara berkesinambungan, selama 30 tahun sejak Barito Putera didirikan, pengabdian HA Sulaiman HB kepada PSSI Kalimantan Selatan dan Barito Putera, hingga sekarang salah satu klub terdepan di pengembangan usia muda di Indonesia. Jarang kita memiliki tokoh seperti almarhum HA Sulaiman HB di zaman kini," tutur Joko Driyono.

Tokoh sosial, politik, dan pengusaha yang akrab dipanggil Haji Leman ini wafat pada 14 Juni 2015 di RS Medistra, Jakarta, dan dimakamkan di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Almarhum tak hanya mewariskan kepada putra putrinya jaringan perusahaan, tetapi juga klub Barito Putera. Bahkan, sebelum meninggal dunia, HA Sulaiman HB berwasiat apa pun yang terjadi, Barito Putera harus tetap eksis.

"Penghargaan ini bukti kecintaan dan pengabdian Abah terhadap PSSI dan sepak bola yang dilanjutkan oleh kami, anak-anak sertu cucu-cucu beliau," ucap Hasnuryadi Sulaiman, Manajer Barito Putera sekaligus putra keempat pasangan almarhum HA Sulaiman HB/almarhumah Hj. Nurhayati.

2 dari 2 halaman

Barito Putera Jatuh Bangun

Saat ini Laskar Antasari ini satu-satunya klub eks Galatama yang tetap bertahan di sepak bola Indonesia. Ketika Indonesia diterpa badai krisis moneter 1998, perusahaan milik HA Sulaiman HB pun terkena imbasnya. Klub-klub eks Galatama yang menggantungkan pada perusahaan pribadi, ikut kolaps.

"Kami, anak-anaknya, saat itu menyarankan agar Abah menjual atau berhenti mengurus Barito Putera karena perusahaan kami tak mampu lagi membiayai klub. Tapi, Abah marah besar. Beliau bilang, sampai Abah mati pun Barito Putera jangan dijual. Dan, wasiat itu yang kami terus pegang," ungkap Hasnuryadi Sulaiman.

HA Sulaiman HB pun mengundang pengusaha lokal Banjarmasin untuk ikut menyelamatkan aset Kalsel tersebut. Tercatat dua musim Barito Putera ditangani pebisnis lokal.

"Barito Putera pernah jaya dan terpuruk. Kami sempat merangkak mulai Divisi Satu. Alhamdulillah, sekarang sudah di kasta tertinggi lagi. Kami yakin arwah almarhum Abah bangga melihat perjuangan ini. Apalagi, PSSI menganugerahi pengabdian sepanjang masa untuk beliau," ujar Hasnuryadi Sulaiman.

Berita Terkait