Menanti Makan Konate Mendobrak Kisah Pemain Afrika yang Sulit Sukses di Persebaya

oleh Aditya Wany diperbarui 20 Jan 2020, 14:30 WIB
Gelandang Arema, Makan Konate. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Sleman - Makan Konate menambah warna baru Persebaya Surabaya setelah memutuskan bergabung dengan tim berjulukan Bajul Ijo untuk musim 2020. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu jadi pemain Mali pertama yang pernah membela Bajul Ijo.

Gelandang berusia 28 tahun itu menjadi pemain asing ke-77 yang pernah direkrut Persebaya Surabaya. Jika lebih detail, Konate merupakan pemain asal Afrika ke-15 dalam catatan sejarah klub berjulukan Bajul Ijo itu.

Advertisement

Makan Konate bisa dibilang adalah pemain yang menjadi buruan hangat di bursa transfer. Musim lalu, dia menyumbang 15 gol dan 11 assist untuk Arema FC dalam 33 penampilan. Performanya selama berkarier di Indonesia juga cukup konsisten.

Namun, Persebaya memiliki catatan yang kurang apik saat memeiliki pemain Afrika. Sejak pertama menggunakan pemain asing pada 1995, belum ada satu pun dari mereka yang masuk skuat saat menjadi juara kasta tertinggi.

Kamerun menjadi “penyumbang” pemain asal Afrika terbanyak untuk Persebaya Surabaya dengan total enam pemain. Berikutnya Liberia berada di bawahnya dengan sebanyak tiga pemain.

 

Video

2 dari 3 halaman

Dari Musa Kallon Hingga Amido Balde

Kehadiran pemain asal Afrika ke Persebaya Surabaya pertama terjadi pada musim Liga Indonesia 1998-1999. Tak tanggung-tanggung, tiga pemain asal Benua Hitam itu direkrut Bajul Ijo, yaitu Joseph Lewano (Kamerun), Ali Shaha (Burkina Faso), dan Musa Kallon (Siera Leone).

Nama terakhir itu dianggap menjadi pemain Afrika paling sukses yang membela Persebaya. Pasalnya, pada musim itu Persebaya berhasil finish peringkat kedua di bawah PSIS Semarang. Kallon adalah striker andalan musim itu.

Deretan nama berikutnya tidak mampu mencuri perhatian lebih baik, di antaranya Brice Fomegne (Kamerun), Anthony Jommah Ballah (Liberia), Auguntine Kettor (Liberia), Batang Baissom (Kamerun), Frank Bamidele Bob Imanuel (Nigeria), dan Raymond N’Sangue (Kamerun).

Saat memasuki Indonesia Super League 2009-2010, Persebaya kembali memakai tiga pemain asing. Mereka adalah John Takpor (Liberia), Ngon A Djam (Kamerun), dan Roger Batoum (Kamerun). Sayang, Persebaya saat itu justru terdegradasi.

John Takpor masih menjadi andalan Persebaya saat berkompetisi di Liga Primer Indonesia 2011. Persebaya yang saat itu ditangani oleh Aji Santoso berhasil menduduki puncak klasemen setelah melewati 18 pertandingan. Namun, kompetisi tersebut dihentikan.

Nama terakhir sebelum Konate yang merapat ke Persebaya Surabaya adalah striker asal Guinea-Bissau, Amido Balde, untuk musim 2019. Pemain ini sempat moncer di pramusim, namun performanya menurun di Liga 1 2019.

3 dari 3 halaman

Lebih Cocok dengan Pemain Amerika Latin

Jika menengok keberhasilan pemain asing, Persebaya Surabaya sebenarnya cenderung lebih sukses saat merekrut pemain asal Amerika Latin. Klub satu ini seolah telah berjodoh dengan pemain berpaspor Brasil, Argentina, Chile, Paraguay, atau lainnya.

Itu bisa dilihat dengan catatan dua gelar yang mereka depat sejak era Liga Indonesia mulai pada 1994. Persebaya selalu menggunakan pemain Amerika Latin saat menjuarai Liga Indonesia 1996-1997 dan Divisi Utama 2014.

Pada musim 1996-1997, Persebaya memiliki trio Brasil yaitu Jacksen F. Tiago, Carlos de Melo, dan Justino Pinheiro. Musim 2004 malah lebih banyak deretan pemain asing dan latar belakang negaranya, total ada tujuh pemain Amerika Latin.

Empat di antaranya adalah pemain Brasil, yaitu Danilo Fernando, Ricardo Ramos, Luciano da Silva, Cristiano Zara. Lalu, dua lainnya adalah Christian Carrasco dan Leonardo Gutierrez yang berpaspor Chile. Sementara satu lagi adalah Rodrigo Gauna asal Argentina.

Catatan ini kurang berpihak kepada Makan Konate yang berlatar belakang pemain asal Afrika. Namun, dengan kualitas yang dimilikinya, dia bisa saja mendobrak rekor baru menjadi pemain Afrika pertama yang mempersembahkan gelar juara untuk Persebaya.

Berita Terkait