Mengenang Kobe Bryant, Salah Satu Matahari Paling Terang di LA Lakers

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 27 Jan 2020, 19:28 WIB
Kobe Byant tewas dalam kecelakaan helikopter, Minggu (26/1) atau Senin dinihari WIB. (AP Photo/Reinhold Matay)

How do I say goodbye to what we had, the good times that made us laugh, outweigh the bad. And I'll take with me the memories, to be my sunshine after the rain. It's so hard to say goodbye to yesterday...(Persembahan buat Kobe Bryant 1978-2020, Alicia Keys-Boys II Men)

MENINGGALNYA Kobe Bryant karena mengalami kecelakaan helikopter, Senin (27/1/2020) dinihari WIB, mengejutkan banyak kalangan. Kepergian pebasket legendaris NBA sekaligus mantan pemain Los Angeles Lakers itu tentu membuat dunia olah raga, khususnya basket, mengalami kehilangan besar.

Advertisement

Kobe, yang meninggal di usia 41 tahun, adalah pebasket dengan torehan prestasi mentereng. Lima gelar juara NBA (2000, 2001, 2002, 2009, 2010), dan dua medali emas Olimpiade (2008 dan 2012) yang diraih bersama tim basket Amerika Serikat, menjadi bukti kebesaran nama pemain yang identik dengan nomor 8 dan 24.

Torehan prestasi lainnya adalah Most Valuable Player (MVP) Final NBA (2009, 2010), MVP NBA (2008), 18 kali masuk NBA All Star (1998, 2000-2016), 4 kali MVP NBA All Star (2002, 2007, 2009, 2011) dan sederet tambahan gelar lainnya. Sepanjang kariernya sampai dengan pensiun pada 2016, Kobe mencetak 33.643 poin, 7.407 rebounds, dan 6.306 asis.

Satu hari sebelum tragedi kecelakaan yang menewaskan Kobe, rekor poinnya dipecahkan LeBron James, yang kini bermain buat Lakers. James mencetak 29 poin kala meladeni Philadelphia 76ers, Minggu (26/1/2020). Total, sepanjang kariernya di NBA, James mencetak 33.655 poin.

Hal itu membuat James berada di bawah raihan Kareem Abdul Jabar (38.387) dan Karl Malone (36.928) yang menjadi pengumpul poin terbanyak di peringkat satu dan dua dalam sejarah NBA. Kebetulan, sama seperti Kobe, Kareem dan Malone pernah memperkuat Lakers. Saat ini, Kobe merupakan pencetak poin terbanyak keempat di bawah Kareem, Malone, dan James.

Secara sportif, Kobe sempat memberikan ucapan selamat kepada James melalui cuitan di twitter. "Lanjutkan untuk terus melaju @KingJames. Respek yang besar untuk saudaraku," tulis Kobe.

 

 

2 dari 6 halaman

Duet Fenomenal Bersama Shaquille O'Neal

Legenda NBA, Kobe Bryant (kanan) dan Shaquille O'Neal. (Lakers Nation)

Sebagai klub elite NBA dengan tradisi juara yang kuat (16 kali juara NBA), Lakers memiliki sejumlah pemain hebat. Selain Kareem, Malone, dan James, Lakers juga memiliki Wilt Chamberlain, Magic Johnson, Dennis Rodman, hingga Shaquille O’Neal sebagai pemain yang pernah mempersembahkan gelar juara.

Namun Kobe adalah pemain dengan keistimewaan yang tak dipunyai pemain legenda Lakers lainnya. Kobe adalah one man club. Sepanjang kariernya, selama 20 tahun di kompetisi NBA, Kobe tak pernah memperkuat klub selain Lakers.

Uniknya, Lakers sebetulnya tak langsung mendapatkan Kobe usai ia lulus dari SMA Lower Merion pada tahun 1996. Awalnya Kobe dipilih Charlotte Hornets sebagai pemain dalam draft ke-13. Namun Hornets memutuskan untuk menukar Kobe dengan Vlade Divac.

“Charlotte tak pernah menginginkan saya. Mereka sudah punya sepasang small guard dan small forward saat saya datang. Saya akan lebih banyak menjadi pemain cadangan jika saya bergabung,” kenang Kobe, pada sebuah wawancara di tahun 2015.

Beberapa minggu kemudian, Lakers membuat langkah brilian saat menggaet Shaquille O’Neal, yang berstatus bebas transfer. Kombinasi Kobe-Shaq menjadi satu di antara duet paling fenomenal dalam sejarah NBA.

Kobe dan Shaq mempersembahkan threepeat alias tiga gelar NBA buat Lakers, pada rentang 2000-2002. Gelar tersebut amat berarti buat mereka. Buat Kobe, tiga gelar tersebut menjadi awal dari puncak kariernya di NBA. Sementara itu, bagi Shaq, tiga gelar tersebut mengakhiri penantiannya sebagai centre hebat tapi nihil gelar bersama klub sebelumnya, Orlando Magic.

 

 

 

 

 

3 dari 6 halaman

Puncak Popularitas dan Karier

Kobe Bryant Stats (Bola.com/Samsul Hadi)

Saat itu, munculnya Kobe Bryant seakan menjawab pertanyaan penggemar NBA, siapa yang pantas menjadi superstar untuk menggantikan Michael Jordan. Legenda hidup Chicago Bulls tersebut tengah berada dalam kejayaan keduanya setelah sempat pensiun pada periode 1993-1994.

Duet Kobe-Shaq memang belum bisa memutus dominasi Jordan yang meraih threepeat kedua (1996-1998). Namun ketika Jordan memutuskan buat pensiun untuk kali kedua pada 1999, Kobe tak tertahan guna meraih puncak popularitas.

Dengan posisi yang sama, shooting guard, dan style main yang juga kurang lebih sama dengan Jordan, Kobe segera menjadi superstar. Tak hanya jago melakukan shooting di area perimeter dan mencetak tiga poin, Kobe juga piawai meliuk-liuk di bawah ring, melakukan lay-up, fade away dan bahkan slam dunk. Sekadar catatan, Kobe meraih gelar juara kontes slam dunk pada All Star Game 1997.

Sinar gemerlap Kobe membuat pemain seangkatan dirinya dan berposisi sebagai guard macam Allen Iverson, Tracy McGrady, dan Vince Carter, kalah berkilau. Kemampuannya di lapangan membuat Kobe menjuluki dirinya sebagai Black Mamba, yang diambil dari nama ular yang punya pergerakan cepat, bertenaga, dan mematikan asal benua Afrika.

Namun seperti ujaran yang lazim terdengar, sulit untuk menyatukan dua matahari dalam sebuah tim. Setelah mengantar Lakers meraih threepeat, duet Kobe-Shaq pecah kongsi. Keduanya mulai tak akur dan akhirnya Lakers memutuskan untuk melepas Shaq ke Miami Heat pada 2004.

Meski sempat tak meraih gelar bersama Lakers selama beberapa musim, Kobe membuktikan dirinya masih bisa bangkit dan mengantar Lakers meraih dua gelar juara NBA pada 2009 dan 2010. Setelah itu, secara perlahan sinar Kobe meredup. Pada akhir musim 2016, Kobe memutuskan pensiun.

Guna menghormati jasa dan kesetiaan Kobe, Lakers memutuskan untuk memensiunkan nomor yang pernah dipakai Kobe, yaitu 8 dan 24. Nomor punggung 8 dipakainya di musim 1996-2006, sementara 24 dipakai di musim 2006 hingga ia pensiun di usia 38 tahun pada 2016.

 

4 dari 6 halaman

Prestasi dan Kontroversi Kobe di Luar Lapangan

Kobe Bryant saat menerima Oscar (AP)

Di luar lapangan, Kobe juga berprestasi. Ia adalah satu-satunya orang dari dunia olah raga yang pernah meraih Piala Oscar. Pada 2018, film berjudul “Dear Basketball” yang idenya berasal dari surat Kobe dan digarap menjadi film animasi bersama animator Glen Keane, menyabet penghargaan bergengsi dunia perfilman internasional, Piala Oscar, untuk kategori film animasi pendek.

Sebagai manusia, hidup Kobe tentu tak cuma diwarnai kisah sukses. Saat memutuskan menikah pada usia 23 tahun dengan Vanessa Laine pada 2001, Kobe tak didukung keluarganya karena dianggap masih terlalu muda. Tak ada kerabat yang hadir pada pernikahan Kobe dan Vanessa. Pernikahan itu juga tak dihadiri rekan tim Kobe di Lakers. Situasi mencair setelah anak pertama mereka, Natalia Diamante, lahir pada 2003. Hubungan Kobe dengan keluarganya membaik.

Vanessa kemudian melahirkan empat putri hasil pernikahannya dengan Kobe, termasuk Gianna, putri kedua yang ikut menjadi korban tewas dalam kecelakaan helikopter bersama Kobe. Meski Vanessa sempat mengajukan gugatan cerai pada 2001, Kobe tetap bisa mempertahankan rumah tangganya.

“Saya sangat bahagia melihat apa yang Tuhan punya buat keluarga kami. Satu chapter sudah selesai dan chapter baru sudah dimulai,” kata Vanessa saat Kobe memutuskan pensiun pada 2016. Kemudian, Vanessa melahirkan anak keempat mereka, Capri Kobe, di bulan Juni 2019.

Tuduhan dan kasus pelecehan seksual terhadap pekerja di hotel juga sempat dialami Kobe pada 2003. Setelah melalui berbagai proses yang panjang, kasus tersebut diputuskan tak dilanjutkan pada 2004 karena pihak pelapor memilih untuk tak meneruskan proses hukum.

Ketika memutuskan untuk pensiun pada 2016, sebagai pemain besar Kobe sudah pasti mendapatkan beragam testimoni. Namun karena era sudah berubah dan publik NBA sudah mendapatkan idola baru pada diri pemain generasi berikutnya macam LeBron James atau Stephen Curry, gaung perpisahan Kobe sepertinya tak terlalu menggema keras.

 

5 dari 6 halaman

Dunia Berduka

Pemain Los Angeles Lakers, Kobe Bryant menjaga pemain Chicago Bulls Michael Jordan saat bertanding pada kuartal keempat NBA di United Center di Chicago pada 17 Desember 1997. Bryant telah terpilih menjadi All-Star sebanyak 18 kali. (AFP Photo/Vincent Laforte)

Pada saat Kobe meninggal secara tragis dalam kecelakaan helikopter pada Senin (27/1/2020) WIB, dunia seakan baru menyadari kehilangan seorang bintang besar untuk selama-lamanya. 

"Saya kaget dengan berita tragis kematian Kobe Bryant dan Gianna. Kata-kata tidak bisa menggambarkan rasa sakit yang saya rasakan. Saya mencintai Kobe. Dia seperti saudara kecil bagi saya. Kami dulu sering berbicara dan saya akan sangat merindukan percakapan itu," kata Michael Jordan, di CNN.

Ucapan duka juga disuarakan Shaquille O’Neal, partner tersukses Kobe di Lakers.

“Kobe lebih dari sekadar atlet, dia seorang pria penyayang keluarga. Itu sesuatu yang kita ketahui bersama. Saya memeluk anak-anaknya seperti anak sendiri dan dia juga akan memeluk anak-anak saya seperti anaknya sendiri. Putrinya Gigi lahir di hari yang sama dengan putri terkecil saya, Me'Arah,” tulis O’Neal dalam akun Instagramnya.

Tak cuma dari kalangan pebasket, bintang olah raga dari berbagai cabang di seluruh penjuru dunia menyuarakan kehilangannya. Dua bintang sepak bola paling top saat ini, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sama-sama memasang foto Kobe dengan kata-kata pujian dan perpisahan.

Kobe dikenal sebagai fans Barcelona, klub yang dibela Messi. Mantan kapten sekaligus pemain legenda Barcelona, Carles Puyol memasang foto dirinya kala berpose dengan Kobe. Begitupun juga eks bintang Barcelona asal Brasil, Ronaldinho.

Selain Barcelona, Kobe pernah hidup di Italia pada masa kecilnya adalah penggemar AC Milan. Tak heran kalau mantan kapten Milan, Paolo Maldini, juga memasang foto dirinya bersama Kobe. Tak hanya itu, foto Kobe memakai kostum AC Milan bertebaran di dunia maya.

 

6 dari 6 halaman

Its So Hard to Say Goodbye to Yesterday

Kobe Bryant dengan seragam nomor punggung 8 dan 24 yang dikenakannya selama berkarier bersama LA Lakers. (AFP/Harry How)

Potret kehidupan Kobe yang bersahaja dan bahagia bersama Vanessa dan empat putrinya juga diunggah di akun Instagram diva dunia, penyanyi Jennifer Lopez. “Saya mengirim doa dan cinta buat Vanessa, anak-anak, dan keluarga yang ditinggalkan Kobe. Salah satu hal paling tidak adil adalah kehilangan suami dan anak di hari yang sama,” tulis J-Lo.

Ajang bergengsi anugerah musik Grammy Award yang secara kebetulan digelar di Staples Center, yang merupakan kandang LA Lakers, di hari meninggalnya Kobe berubah menjadi acara yang diselimuti keharuan. Di halaman luar Staples Center, ratusan penggemar menangis sambil meletakkan karangan bunga buat Kobe. Tak lama setelah berita Kobe meninggal, tagar #RIPMAMBA langsung menjadi trending dimana-mana.

"Kami merasakan kesedihan yang luar biasa hari ini. Los Angeles, Amerika Serika, dan dunia kehilangan seorang pahlawan. Kita semua berdiri dengan hati yang hancur sekarang, di rumah yang dibesarkan oleh Kobe Bryant," kata penyanyi Alicia Keys, saat membuka acara Grammy.

Alicia kemudian menyanyikan sepenggal lagu "Its So Hard to Say Goodbye to Yesterday" bersama penyanyi asli lagu tersebut, kelompok vokal Boys II Men.

Sebuah kehilangan besar tentu bagi dunia, khususnya olah raga dan basket internasional. Semoga pergi dalam damai Kobe Bryant. Salah satu matahari paling terang di Los Angeles Lakers itu akan selalu dirindukan.