6 Komentar Kontroversial Valentino Rossi Selama Berkiprah di MotoGP

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 21 Mar 2020, 08:45 WIB
Valentino Rossi antusias menghadapi MotoGP Jerez yang akan menjadi pembuka dimulainya jadwal padat di Eropa (JUAN MABROMATA / AFP)

Bola.com, Jakarta - Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, dikenal sebagai sosok yang lugas. Dia tak takut melontarkan pernyataan-pertanyataan bernada kritikan maupun sindiran. 

Yang dikritik maupun disindir juga beragam, mulai sesama pembalap, tim, bahkan rekan setimnya. Tak heran, sosok Valentino Rossi sering menjadi buruan media yang menunggu komentar-komentar khas dirinya. 

Advertisement

Tak heran, pembalap berjuluk The Doctor tersebut juga memiliki beberapa rival sengit, meski pada akhirnya bisa kembali akur. Sebut saja Max Biaggi, Jorge Lorenzo hingga Marc Marquez. 

Kini, Valentino Rossi menjadi pembalap paling senior di MotoGP. Meskipun terlihat mulai keteteran bersaing dengan para rivalnya dalam perburuan gelar juara MotoGP, sosok pembalap asal Italia tersebut tetap menjadi magnet. 

Fans fanatik Rossi masih setia memberi dukungan penuh di setiap balapan, apa pun hasilnya. Adapun pencinta MotoGP juga penasaran menunggu komentar-komentar nyeleneh ala Rossi. 

Sejak berlaga di ajang kelas utama ini, sudah banyak komentar kontroversial yang diucapkan Valentino Rossi. Ini adalah enam di antaranya, dirangkum dari berbagai sumber. 

 

2 dari 7 halaman

Tentang Biaggi dan Balapan di Donnington (15 Juli 2002)

Valentino Rossi saat masih muda dan kalahkan Max Biaggi (AFP)

"Dia (Biaggi) selalu cari gara-gara. Hal itulah yang membuatnya selalu ada di belakang tiap lomba!"

Pernyataan ini muncul karena Rossi marah akibat insiden di Sirkuit Donnington pada seri MotoGP Inggris pada musim 2002. Peristiwanya berlangsung menjelang garis finis. Rossi hendak merayakan kemenangan dengan cara duduk menyamping di atas motor Honda miliknya.

Aksi Rossi itu membuat seterunya beratnya, Max Biaggi, geram. Pembalap Yamaha itu langsung naik darah dan menggeber motornya sekencang mungkin. Tindakan itu membuat Rossi kaget karena khawatir tertabrak. Tak heran dia langsung meledak marah saat diwawancarai di televisi.

 

3 dari 7 halaman

Tentang Lorenzo dan Yamaha  (8 November 2009)

Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi ( AFP PHOTO / JOSEP LAGO )

“Yamaha harus memilih antara saya dan Jorge untuk 2011. Saya bisa berganti motor, membalap untuk Ducati dan berusaha memenangi gelar juara dunia.”

Pernyataan ini dikeluarkan The Doctor setelah memenangi gelar pada 2009. Namun, dia tak mau ada “matahari kembar” di tim Yamaha. Jadi dia meminta Yamaha memilih antara dirinya dan Lorenzo.

Kedua pebalap memang terlibat persaingan ketat sepanjang musim tersebut. Bahkan The Doctor pernah terang-terangan memuji performa rekan setimnya saat itu. 

 

4 dari 7 halaman

Tentang Stoner dan Laguna Seca (11 Desember 2012)

Casey Stoner (AFP Photo/Ronny Hartmann)

“(Casey) Stoner mulai membenciku hanya karena dia kalah. Setelah itu dia selalu senang bicara tentang masa lalu di sirkuit ini. Semua itu dilakukannya karena dia tak cukup memahami apa yang terjadi saat itu, dia kalah!”

Komentar kontroversial ini dilontarkan Rossi pada Desember 2012. Dia mengklaim Stoner, yang saat itu baru saja pensiun, mulai membencinya saat mengalami kekalahan pahit darinya pada seri balapan MotoGP AS di Laguna Seca.

 

5 dari 7 halaman

Tentang Fans Ducati (26 September 2012)

Valentino Rossi (GIUSEPPE CACACE / AFP)

"Sebanyak 90% orang yang menyerang saya adalah fans Ducati. "

Valentino Rossi mencuit lewat akun Twitternya. Menurut dia, mayoritas orang yang “menyerang” dan tidak suka terhadap dirinya adalah fans Ducati.

Kerja sama Rossi dan Ducati selama dua musim (2011 dan 2012) memang tidak berjalan mulus. Bahkan, itu dianggap sebagai fase terburuk Rossi selama berkarier di ajang MotoGP. 

 

6 dari 7 halaman

Tentang Marquez dan Gagal Finis  (20 April 2015)

Marc Marquez dan Valentino Rossi. (Twitter/MotoGP)

"Memalukan sekali dia terjatuh. Tapi, bagi saya, dia sendiri yang melakukan kesalahan. Marquez adalah pebalap yang berani bertaruh, ya atau tidak sama sekali. Dia sudah memepet saya di tengah-tengah tikungan. Marquez terus memepet dan saya berteriak-teriak. Saya pikir dia memang agresif, tapi jangan berlebihan!"

Komentar bernada kesal ini terlontar seusai balapan MotoGP Argentina di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo. Insiden bermula ketika Rossi bermanuver menyalip Marquez yang sedang memimpin balapan.

Usahanya berhasil dan Rossi gantian memimpin. Namun, Marc Marquez tak rela tempatnya direbut The Doctor. Dengan berani dia memepet Rossi, namun akhirnya malah terjatuh.

 

7 dari 7 halaman

Tentang Marquez dan Bodyguard Lorenzo (8 November 2015)

"Benar-benar luar biasa. Kami tahu seharusnya balapan dalam berjalan dengan cara yang sama. Kami dalam posisi apik untuk menjadi juara dunia. Setelah MotoGP Motegi, saya unggul 18 poin atas Jorge, tapi di Phillip Island (Australia), yang terjadi sangat aneh karena Marquez berperan menjadi bodyguard Lorenzo."

Komentar keras ini dilontarkan Rossi seusai balapan MotoGP Valencia 2015. Saat itu Rossi gagal juara dunia setelah hanya finis keempat, sedangkan gelar menjadi milik Lorenzo. Dia menuding Marc Marquez sengaja membantu Lorenzo untuk jadi juara dunia MotoGP 2015.     

Sumber: Crash, Speedweek, Motorsport

Berita Terkait