Steven Gerrard dan 4 Mantan Pemain Liverpool yang Sukses Menjadi Manajer

oleh Rizki Hidayat diperbarui 25 Apr 2020, 10:45 WIB
Steven Gerrard berharap menangani Liverpool pada masa mendatang. (AFP/Alexander Nemenov)

Bola.com, Jakarta - Mantan kapten Liverpool, Steven Gerrard, merupakan satu dari deretan bintang Liverpool yang menjalani karier sebagai pelatih. Menangani Rangers, kinerja Gerrard terbilang memuaskan.

Pria berusia 39 tahun tersebut dipercaya duduk di kursi manajer Rangers pada 4 Mei 2018. Menandatangani kontrak berdurasi empat musim, Steven Gerrard menggantikan peran Graeme Murty yang dipecat.

Advertisement

Awalnya, kualitas Steven Gerrard sempat diragukan. Pasalnya, dia hanya menorehkan karier sebagai pelatih di tim akademi Liverpool.

Meski begitu, Gerrard mampu memperlihatkan kualitasnya. Eks gelandang Timnas Inggris itu berhasil membawa Rangers finis di peringkat kedua klasemen akhir Liga Premier Skotlandia dalam dua musim terakhir.

Secara keseluruhan, Steven Gerrard mencatatkan 68 kemenangan, 27 hasil imbang, dan 18 kekalahan dari 113 pertandingan yang sudah dijalani bersama Rangers.

Selain Gerrard, beberapa alumni Liverpool memiliki karier manajerial yang cukup mentereng. Lantas, siapa saja eks pemain The Reds yang sukses ketika berkarier sebagai manajer? Berikut ini adalah empat di antaranya:

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini

2 dari 5 halaman

Kenny Dalglish

Kenny Dalglish mengangkat trofi Piala Liga Inggris menyusul kemenangan atas Swansea City pada final 2012. (Red and White Kop)

Kenny Dalglish memulai karier manajerialnya sebagai pemain sekaligus manajer Liverpool pada 1985. Kala itu, Dalglish menggantikan Joe Fagan yang mengundurkan diri.

Dalglish langsung sukses memimpin Liverpool meraih gelar ganda pada musim pertamanya sebagai manajer. Secara keseluruhan, Dalglish mempersembahkan 11 gelar ketika mengasuh The Reds.

Kemampuan Dalglish terbukti andal ketika menangani Blackburn Rovers. Pria berusia 69 tahun tersebut memimpin Alan Shearer dan kawan-kawan menjuarai Premier League 1994-1995.

3 dari 5 halaman

Bob Paisley

Bob Paisley yang pernah melatih Liverpool menempati posisi kedua dengan rasio kemenangan di Liga Champions dengan meraih 27 kemenangan dari 41 pertandingan atau 65,9 persen. (Liverpoolecho.co.uk)

Ketika masih bermain, Bob Paisley hanya mempersembahkan satu gelar untuk Liverpool. Namun, peruntungannya justru membaik ketika menjadi manajer.

Mengawali karier sebagai asisten Bill Shankly, Paisley naik jabatan ketika seniornya pensiun pada 1974. Awalnya, Paisley sempat ragu mengambil jabatan tersebut.

Akan tetapi, keputusan Liverpool menunjuk Paisley berujung manis. Paisley masuk jajaran manajer yang berhasil tiga kali memenangi trofi Liga Champions.

4 dari 5 halaman

Graeme Souness

Graeme Souness

Seperti Dalglish, Graeme Souness juga mengawali karier manajerial sebagai pemain sekaligus manajer. Bedanya, itu dia lakukan bersama Rangers FC pada 1986 hingga 1991.

Souness sukses memimpin Rangers memenangi tiga gelar Liga Skotlandia serta empat trofi Piala Liga Skotlandia. Prestasi tersebut membuat Liverpool menariknya pulang ke Anfield pada 1991.

Souness menggantikan Dalglish yang mengundurkan diri, tetapi hanya mempersembahkan satu titel Piala FA selama menangani Liverpool. Souness sempat memenangi Piala Turki bersama Galatasaray dan Piala Liga Inggris bersama Blackburn Rovers.

5 dari 5 halaman

Matt Busby

1. Sir Matt Busby, dirinya merupakan pelatih tersukses MU sebelum era Sir Alex Ferguson. Namun siapa sangka saat menjadi pemain dirinya adalah gelandang andalan Liverpool. (www.busbybulettin.tumblr.com)

Kisah Matt Busby sedikit berbeda dibandingkan nama-nama di atas. Lima musim bermain untuk Liverpool, Busby justru tidak pernah menangani The Reds.

Karier Busby justru mencapai puncak ketika menangani Manchester United sejak 1945 hingga 1969. Busby memimpin The Red Devils menjadi klub Inggris pertama yang memenangi Liga Champions.

Kesuksesan Busby di Manchester United dapat membuat petinggi Liverpool menyesal. Sebelum menangani The Red Devils, Busby hampir menjadi manajer Liverpool, tetapi tidak cocok dengan kebijakan manajemen.

Sumber: Berbagai sumber