Tindakan Pep Guardiola Saat Terpuruk dan Frustrasi: Menyendiri di Kantor

oleh Nurfahmi BudiHanif Sri Yulianto diperbarui 04 Jun 2020, 11:55 WIB
Pelatih Manchester City Pep Guardiola (kanan) memeluk striker Everton Wayne Rooney usai pertandingan antara Manchester City melawan Everton pada Liga Inggris di Stadion Etihad, (22/8). (AFP Photo/Oli Scarff)

Bola.com, Jakarta - Banyak cara bisa menjadi pilihan seseorang ketika merasa frustrasi dan berada dalam kondisi terpuruk. Itu pula yang pernah menghantam kehidupan Manajer Manchester City, Pep Guardiola. Satu di antara yang sempat telontar dari mulut Pep Guardiola adalah usai timnya kalah di kandang dari  Wolverhampton Wonderers pada pekan kedelapan Premier League, Minggu (6/10/2019).

Selain itu, Pep Guardiola pernah mengalami momen lebih buruk dua musim lalu, tepatnya pada 21 Agustus 2017. Saat itu, Manchester City diimbangi Everton di dengan skor 1-1 di Etihad Stadium. Direktur sepak bola Manchester City, Txiki Begiristain, menggambarkan situasi setelah pertandingan tersebut cukup mengerikan.

Advertisement

Setelah laga, Pep Guardiola marah dan mengunci diri di kantor. Dia berkata tidak ingin melihat siapa pun, bahkan istri dan anak-anaknya. Guardiola juga tidak berjabat tangan dengan pelatih Everton, Ronald Koeman. 

Guardiola frustrasi setelah kehilangan poin penuh. Padahal, Manchester City tampil mendominasi pada pertandingan itu. Menurut Begiristain, saat itu Pep Guardiola, mulai dihinggapi keraguan. 

2 dari 2 halaman

Gara-Gara Khaldoon Al Mubarak

Wayne Rooney (kanan) dan pelatih Manchester City, Pep Guardiola terlibat insiden berebut bola pada laga Premier League di Old Trafford, Manchester, (10/9/2016). (AFP/Oli Scarff)

Pep Guardiola disebut mengunci diri di ruangan cukup lama. Situasi berubah setelah ada ketukan di pintu. Sang manajer mendapat dukungan yang dia inginkan. Chairman Manchester City, Khaldoon Al Mubarak, berdiri di sana dan melontarkan kalimat menenteramkan untuk Guardiola.  

"Kamu orang kami. Tidak ada orang lain. Jangan khawatir," kata Mubarak, seperti dikutip The Sun, Rabu (9/10/2019).

Cerita momen penting dua tahun silam tersebut tercantum di buku berjudul "Pep’s City — the Making of a Superteam". Di buku tersebut dijelaskan itu merupakan momen sangat penting dalam periode kepelatihan Guardiola di Etihad.

Setelah malam itu, Manchester City tampil digdaya. Mereka berhasil mencatatkan rekor 18 kemenangan secara beruntun.

Sumber: The Sun

Berita Terkait