No Leader Just Together: Jejak Brigata Curva Sud, Ultras Nyawa PSS Sleman

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 09 Okt 2021, 13:54 WIB
Brigata Curva Sud, dalam foto kiri atas, dirigen BCS dan Pasoepati tampil di satu tribune (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Sleman - PSS Sleman beruntung memiliki suporter dengan jumlah anggota yang besar dan sangat loyal dalam memberikan dukungan. Selain Slemania, ada Brigata Curva Sud (BCS) yang tersohor karena aksi dan kreativitasnya.

Mengadopsi gaya suporter Italia, BCS seperti nyawa bagi PSS. Terutama ketika memberikan teror bagi lawan.

Advertisement

BCS pada awalnya dibentuk oleh lima komunitas suporter PSS Sleman pada 2010, dengan mengadopsi kultur tifosi atau suporter Italia.

Nama Brigata Curva Sud berasal dari bahasa Italia dengan arti pasukan tribune selatan. Penggunaan bahasa itu terispirasi ideologi suporter Ultras Italia. Mereka meneriakkan yel-yel, menyanyi, membuat koreografi, hingga kreativitas lain sepanjang pertandingan.

Istilah-istilah dunia suporter Italia begitu kental pada BCS ketika bernyanyi atau meneriakkan yel-yel, seperti Vinci per noi, Siamo noi, hingga Bianco Verde, dan Ale. Pada Februari 2017 BCS dinobatkan sebagai suporter ultras terbaik di Asia oleh sebuah situs digital pencinta bola dunia.

BCS dikenal memiliki semboyan No Leader Just Together. Meski tak ada pemimpin, bukan berarti tak ada aturan. BCS menerapkan aturan ketat bagi anggotanya. Dari wajib bersepatu, beratribut serba hitam, dilarang meniup terompet, sampai harus berdiri sepanjang pertandingan. Suporter BCS juga wajib membeli tiket pertandingan.

Satu di antara pentolan BCS, Zulfikar memberikan sebuah kisah menarik tentang suporter kece Tim Elang Jawa kepada Bola.com melalui wawancara eksklusif, Sabtu (6/6/2020). Berikut petikan wawancara dengan pria yang mengaku sebagai volunteer BCS ini.

 

Kolase - Kisah Menarik BCS, Ultras yang Menjadi Nyawa PSS (Bola.com/Adreanus Titus/Foto: Aryo Atmaja)

Video

2 dari 5 halaman

Bagaimana Awal Terbentuknya BCS?

Aksi Brigata Curva Sud saat mendukung PSS Sleman berlaga melawan Persipura Jayapura pada partai pembuka Grup 1 Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sabtu (4/2/2017). PSS Sleman bermain imbang 0-0. (Dok Bola.com)

Embrio BCS muncul pada tahun 2003, saat kami masih masuk di Slemania (kelompok suporter tertua PSS). Hanya karena beda cara dukung, style, pelan-pelan ada prosesnya.

Kemudian mulai memisahkan diri sekitar tahun 2011. Mulai banyak yang masuk ke BCS. Terbentuknya secara alami sebenarnya, karena berawal membentuk kelompok suporter bukan organisasi.

Dari awalnya puluhan, ratusan, namun dengan semangat para anggota, lahirlah BCS. Terlebih karena momentum tim yang saat itu sedang jeblok.

Apa yang membuat nuansa Italia begitu kental di BCS?Pada era itu sudah mulai bermunculan style suporter ultras yang berkembang. Sebenarnya tidak hanya dari Italia, ada yang kami adopsi dari beberapa negara Eropa Timur.

Italia karena Serie A sedang top-topnya pada era itu (awal BCS terbentuk), sehingga membawa pengaruh bagi kami. Otomatis bisa kami pelajari dari gaya bahasa hingga bebrapa istilah dari suporter Ultras kami bawa ke BCS, termasuk inspirasi dari ultras Drughi Juventus.

Kami yakin tidak hanya BCS saja yang mengadopsi suporter Italia di Indonesia. Ada banyak di kelompok suporter lan punya gaya yang sama. Jadi kalau dibilang kami pionirnya, saya rasa tidak. Pasti tetap ada, meskipun tidak bisa berkembang seperti BCS.

 

3 dari 5 halaman

Apa yang Membuat Nuansa Italia Begitu Kental di BCS?

Ekspresi Suporter PSS Sleman memberikan semangat kepada tim Elang Jawa saat melawan Persipura pada partai pembuka Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (4/2/2017). (Dok Bola.com)

Pada era itu sudah mulai bermunculan style suporter ultras yang berkembang. Sebenarnya tidak hanya dari Italia, ada yang kami adopsi dari beberapa negara Eropa Timur.

Italia sendiri karena Serie A sedang top-topnya di era itu (awal BCS terbentuk), sehingga membawa pengaruh bagi kami. Otomatis bisa kami pelajari dari gaya bahasa hingga bebrapa istilah dari suporter Ultras kami bawa ke BCS, termasuk inspirasi dari ultras Drughi Juventus.

Kami yakin tidak hanya BCS saja yang mengadopsi suporter Italia di Indonesia. Ada banyak di kelompok suporter lan punya gaya yang sama. Jadi kalau dibilang kami pionirnya, saya rasa tidak.Pasti tetap ada, meskipun tidak bisa berkembang seperti BCS.

 

4 dari 5 halaman

Tentang Warna Hitam dan Kelompok Tanpa Organisasi

Aksi buka baju ala Brigata Curva Sud saat mendukung timnya melawan Persipura pada partai pembuka Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (4/2/2017). (Dok Bola.com)

BCS mengenakan warna serba hitam, sementara PSS punya warna kebesaran hijau. Bagaimana ceritanya?

 

Warna hitam juga tak lepas dari prestasi tim PSS kala itu yang sedang turun. Sebagai bentuk ungkapan kekecewaan kami mengenakan apapun yang berwarna hitam.

Setelah kompak memakai hitam, ternyata menarik hingga akhirnya menjadi warna kebesaran. Warna hijau kok terlalu ngejreng, kami pakai yang enak dipakai.

 

BCS pernah masuk dalam daftar suporter ultras di Asia oleh sebuah situs digital pencinta bola dunia, bagaimana perasaannya?

 

Yang menilai orang lain, sebenarnya tidak terlalu penting, hanya buntuk pengakuan saja. Kami masih tetap belajar tumbuh berkembang. Karena di saat rata-rata usia suporter lain sudah ada, kami baru lahir.

Ada makna seperti apa di balik manifesto "no leader just together" yang diusung BCS?Kami tidak mempunyai struktur organisasi, sehingga apapun akan diputuskan dalam forum. Termasuk kami menentang adanya politik masuk di BCS.

Beruntung kami tidak memiliki ketua, yang mungkin bisa didekati untuk berpolitik. Anggota silakan jika ingin terjun ke politik, asal tidak dibawa ke tribune kami.

Kami juga tidak menyangka BCS bisa sebesar ini, semangat yang kami bawa barangkali bisa membuat anak-anak muda di Sleman mau bergabung.

 

5 dari 5 halaman

Apa Arti Sebuah Rivalitas yang Positif bagi BCS?

Ladies Brigata Curva Sud berhimpitan menyaksikan laga PSS Sleman melawan Persipura pada pembukaan Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman (4/2/2017). (Dok Bola.com)

Rivalitas bagi kami lebih kepada era suporter terdahulu, ketika PSS masih berkutat di Liga 2. Kami berusaha membuat perbedaan, dari sisi kreativitas dan atraktif, itu tujuan kami di tribune penonton. Motivasi kami ada di situ

Termasuk aksi koreografi yang tidak pasti ada di setiap pertandingan. Idenya dari teman-teman dan tergantung tema atau momen-momen tertentu. Karena kita bukan sebuah organisasi, maka semua dirembug bersama.

Harapan seperti apa yang diinginkan BCS untuk PSS Sleman? Kami ada karena PSS, kalau tidak ada klub kebanggaan kami BCS pasti tidak ada apa-apanya. Berproses saja, tim bisa lebih berprestasi bisa menjadi juara. Kami hanya ingin tim terus tumbuh berkembang sebagai klub besar dan profesional. 

 

Berita Terkait