Flashback Timnas Indonesia di Piala AFF 2002: Ketika Stadion GBK yang Terisi 100 Ribu Penonton Dibuat Kecewa pada Partai Final

oleh Aning JatiHendry Wibowo diperbarui 01 Nov 2021, 09:12 WIB
Kiper Timnas Indonesia, Hendro Kartiko, gagal membendung penalti Manit Noyvach (Thailand) di final Piala AFF 2002. (AFP/Weda)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia berulang kali mencapai partai final turnamen paling bergengsi di Asia Tenggara, Piala AFF. Termasuk edisi Piala AFF 2002 yang dikenal Piala Tiger.

Tetapi, seperti Piala AFF 2000, Indonesia gagal meraih gelar juara. Yang paling menyakitkan, Timnas Indonesia menelan pil pahit di depan publik sendiri. Pasalnya, pertandingan final melawan Thailand diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Advertisement

Pada Piala AFF edisi keempat ini, untuk kali pertama diperkenalkan dua negara menjadi tuan rumah bersama. Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah di Piala AFF, juga pada Piala AFF 2002 kali ini. Jakarta (Indonesia) menggelar fase penyisihan Grup A sedangkan Singapura jadi tuan rumah Grup B.

Indonesia tergabung di Grup A bersama Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Filipina. Sementara Grup B dihuni Malaysia, Thailand, Singapura, dan Laos.

Pada penyisihan Grup A, Indonesia tidak tersentuh kekalahan. Bahkan timnas yang saat itu dilatih Ivan Kolev mampu mencetak 19 gol dan hanya kebobolan lima gol.

Namun, Indonesia gagal menjadi juara Grup A lantaran mencatat hasil dua kali menang dan dua kali seri. Indonesia hanya berada di peringkat kedua grup, sedangkan juara grup diraih Vietnam yang mampu meraih tiga kemenangan dan sekali seri.

Indonesia sempat mencatatkan hasil sensasional di fase penyisihan grup saat menggulung Filipina 13-1. Lantaran dalam posisi kritis, agar bisa ke semifinal, Indonesia yang baru mengoleksi poin lima wajib mengalahkan Filipina di laga terakhir dengan skor besar mengingat Vietnam dan Myanmar masing-masing sudah memiliki poin tujuh.

Misi itu tercapai. Pesta gol Indonesia dibarengi kekalahan Myanmar dari Vietnam dengan skor 2-4 sehingga perolehan poin Tim Garuda melewati Myanmar. Sempat ada nada sumbang soal kemenangan besar Timnas Indonesia, yang dicurigai karena adanya main mata. Namun, hal itu dibantah AFF, yang menegaskan bila partai Indonesia versus Filipina berjalan bersih.

2 dari 3 halaman

Gagal di Final

Bambang Pamungkas merayakan gol saat Timnas Indonesia menggulung Filipina 13-1 di Piala AFF 2002. (AFP/Weda)

Namun, di pertandingan final, Timnas Indonesia yang bermain di kandang sendiri, Tim Merah-Putih tidak berhasil memberi kebahagiaan buat hampir 100 ribu suporter yang memenuhi Stadion GBK. Pemenang pertandingan final melawan Thailand ditentukan lewat adu penalti.

Dalam waktu normal ditambah perpanjangan waktu 2x15 menit, skor tetap sama kuat 2-2. Dalam drama adu penalti empat dari lima eksekutor Thailand berhasil menunaikan tugasnya secara sempurna.

Mereka adalah Sakda Joemdaee, Terdsak Chaiman, Manit Noyvach, dan Dusit Chalermsan. Sementara Kiatisuk Senamuang, penendang pertama, gagal.

Sedangkan Indonesia hanya menampilkan empat penendang karena dua di antaranya gagal menceploskan bola ke gawang. Dua pemain yang gagal mengeksekusi penalti itu adalah Bejo Sugiantoro yang tendangannya membentur tiang dan Firmansyah melebar dari gawang Thailand yang dijaga Kittisak Rawangpa.

3 dari 3 halaman

Salah Tunjuk Eksekutor Penalti?

Timnas Indonesia - Ivan Kolev (Bola.com/Adreanus Titus)

Kegagalan Indonesia dalam adu penalti ini memunculkan cerita lain. Banyak dari kalangan pencinta sepak bola nasional yang merasa tidak puas dengan eksekutor penalti pilihan Ivan Kolev.

Kabar yang mencuat ke permukaan, Ivan Kolev kesulitan memilih para eksekutor penalti karena para pemain jeri. Para pemain konon merasa tidak kuat mental menendang penalti yang begitu berat risikonya di depan puluhan ribu suporter.

Meski tidak ada yang berani membenarkan kabar itu, yang pasti, kegagalan ini cukup menyakitkan buat publik Indonesia. Sedikit kebanggaan yang dimiliki adalah komposisi Timnas Indonesia ketika itu dianggap paling kuat dalam sejarah keikutsertaan di Piala AFF.

Termasuk penghargaan sepatu emas yang diterima Bambang Pamungkas setelah berada di urutan teratas pencetak gol terbanyak dengan koleksi delapan gol, jadi penghibur Indonesia dalam Piala AFF edisi keempat ini.

Separuh gol Bepe lahir saat partai melawan Filipina, sisanya hattrick kala Timnas Indonesia menumbangkan Kamboja 4-2 dan satu gol saat melawan Malaysia di semifinal. 

Berita Terkait