Saat Asia Mengepung Liga Inggris Muncul Cerita ala Lirik Grup Band Samsons: Bukan Sekadar Formalitas Lho

oleh Choki Sihotang diperbarui 12 Jul 2022, 01:26 WIB
Sayap kiri Tottenham Hotspur, Son Heung-min tampil tajam musim 2021/2022 dengan mengoleksi 20 gol di semua ajang sejauh ini. Jika ditotal, hingga kini ia telah mencetak 127 gol selama 7 musim membela Spurs. Tercatat 7 klub Inggris, termasuk Man City jadi lumbung golnya. (AFP/Glyn Kirk)

Bola.com, Jakarta - Asia selalu punya cerita ketika mengekspor para pesepak bola hebatnya ke kawasan Eropa. Sebagian gagal, tapi banyak juga yang berhasil.

Imbasnya, bagi mereka yang memberi efek positif, satu di antara judul dan lirik lagi band asal Indonesia, Samsons, bisa menjadi ekspresi : Kenangan Terindah. Mereka tak sekadar berkarier, tapi juga duta yang membuka pintu bagi para juniornya.

Advertisement

 

Aksi Menarik Nih

2 dari 9 halaman

Gelegar Son

Seperti yang saat ini terjadi di Tottenham Hotspur. The Spurs tetap menuai pujian, kendati kembali gagal bersaing memperebutkan tempat pertama di Premier League 2021/2022. Mengemas 71 poin, Lilywhites finis di posisi keempat yang sekaligus mengamankan langkah mereka ke ajang Liga Champions musim ini.

Kegembiraan lain di skuad Antonio Conte kian bertambah, menyusul torehan gemilang satu pemain andalan, Son Heung-min, yang sukses menyabet Sepatu Emas Premier League. Mohames Salah, striker Liverpool, juga diganjar Sepatu Emas. Keduanya sama-sama mengepak 23 gol.

 

3 dari 9 halaman

Titik Spektakuler

Hattrick ketiga Son Heung-min dicetaknya saat membela Korea Selatan di kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Asia Grup G menghadapi Laos, 3 September 2015. Dalam laga yang berakhir 8-0 untuk Korea Selatan, Son Heung-min mencetak tiga gol di menit ke-12, 74 dan 90. (AFP/Peter Parks)

Bagi Son itu jelas pencapaian spektakuler. Soalnya, penyerang 29 tahun yang diboyong dari klub Jerman, Bayer Leverkusen, pada 2015 itu menjadi pemain pertama asal Asia yang bisa memenangkan Sepatu Emas di kompetisi tertinggi Negeri Ratu Elizabeth II.

Conte tak kuasa menahan pujian. "Semua pelatih menginginkan pemain seperti dia. Bagi kami, dia adalah pemain yang sangat penting," ujar eks pembesut Juventus dan Inter Milan, dilansir Mirror.

Golden Boot tak membuat Son besar kepala, apalagi lupa daratan. Dia tak melupakan para koleganya di tim. "Tanpa mereka, saya tak tak bisa meraih penghargaan ini," kata Son merendah, seperti dikutip dari Instagram-nya.

 

4 dari 9 halaman

Ada yang Lain

Sebelum Son, sederet pemain Asia sudah lebih dulu berkiprah di Premier League. Kendati tak seberuntung Son, mereka meninggalkan kesan mendalam bagi klubnya masing-masing.

Masih ingat Park Ji-sung? Namanya harum saat membela Manchester United, dari 2005 hingga 2012.

 

5 dari 9 halaman

Cerita Park

Setelah masa peminjaman tersebut, barulah Dong Fangzhuo dimainkan bersama tim utama Manchester United. Ia total bermain dalam 3 laga, 1 kali di Liga Inggris menghadapi Chelsea (9/5/2007), 1 kali di Piala Liga menghadapi Coventry City (26/9/2007) dan 1 kali di fase grup Liga Champions menghadapi AS Roma (12/12/2007) tanpa mencetak satu gol pun. Pada awal musim 2008/2009 ia dilepas gratis ke klub lamanya, Dalian Shide. (AFP/Adrian Dennis)

Diboyong dari PSV Eindhoven, polesan pelatih Alex Ferguson membuat Ji-sung menjelma menjadi gelandang petarung ulung yang tak pernah mengenal lelah. Berlari dan bertarung dalam setiap laga, pemilik paspor Korea Selatan ini hampir terlihat di setiap sudut lapangan.

Kalah postur dari kebanyakan pemain Eropa dan Afrika tak membuat Ji-sung ciut. Dalam 154 duel sepanjang membela MU, dia mengemas 19 gol.

Empat gelar liga, empat trofi Piala Liga Inggris, tiga kali jawara FA Community Shield, dan satu gelar Liga Champions membuat nama Ji-sung terpatri indah di hati fans MU. Adakah pemain lain?

 

6 dari 9 halaman

Pemain Lain

Pemain Negeri Gingseng lainnya yang juga sempat berkiprah di Inggris adalah Lee Chung-yong. Winger yang kini berusia 34 tahun ini merupakan mantan penggawa Bolton Wanderers (2009–2015) dan Crystal Palace (2015–2018).

Pencapaian terbaiknya kala membawa The Eagles merengkuh runner up Piala FA 2015/2016. Sebelum kembali ke negaranya dan bermain bersama Ulsan Hyundai sejak 2020, dia pernah pula berkostum VfL Bochum, klub Jerman (2018).

 

7 dari 9 halaman

Asal Jepang

Dari Jepang, tersebutlah nama Junichi Inamoto, Shinji Okazaki, Shinji Kagawa, Maya Yoshida, serta Takumi Minamino. Okazaki dan Kagawa merasakan manisnya gelar juara bersama klub yang mereka bela.

Okazaki memenangkan Premier League bersama Leicester City di musim 2015/2016. Sedangkan Kagawa memenangkan Premier League 2012/2013 serta FA Community Shield 2013 bersama MU.

 

8 dari 9 halaman

Ada di Liverpool

Nama pertama ada Takumi Minamino. Pemain asal Jepang tersebut mampu membayar kepercayaan Jurgen Klopp saat dipercaya turun sebagai starting XI dengan penampilan impresifnya. Pada laga tersebut, Minamino berhasil menyumbang satu gol penyeimbang pada menit ke-27 usai memanfaatkan umpan pendek dari Diogo Jota. (AFP/Glyn Kirk)

Tak kalah sukses, Minamino yang bermain untuk Liverpool kecipratan gelar Premier League 2019/2020, Piala FA 2021/2022, pun Piala Liga Inggris 2021/2022. Gelandang 27 tahun itu gagal bersaing di tempat utama yang membuatnya terdepak ke Southampton sebelum akhirnya dilego ke klub Prancis, Monaco.

Jejak pemain Asia lainnya di sepak bola Inggris diukir dari Timur Tengah. Ali Al-Habsi dari Oman pernah membela panji-panji Bolton Wanderers (2006–2011) dan Wigan Athletic (2011–2015).

Empat tahun di Wigan, dia ikut menggondol Piala FA 2012/2013. Sepak terjangnya di Eropa membuat kiper yang mengakhiri karier profesionalnya di West Bromwich Albion (2019-2020) menjadi idola sekaligus panutan bagi pemain-pemain muda Oman.

 

9 dari 9 halaman

Ada dari Tiongkok

Sun Jihai (Dream Team FC)

Tiongkok tak mau ketinggalan. Raksasa Inggris, Manchester City, pernah memakai jasa pemain asal Negara Tirai Bambu. Dia adalah Sun Jihai.

Bek yang saat ini berusia 40 tahun membela City cukup lama, dari 2002 sampai 2008. Dia dikenang karena permainannya yang lugas, taktis, dan tak kenal takut.

Dia pernah dinobatkan sebagai pemain Asia Timur pertama yang mencetak gol di Premier League pada Oktober 2002. Ketika itu, City menang 2-0 atas Birmingham City.

Berita Terkait