3 Fakta Pembuat Air Mata Liverpudlian setelah Liverpool Takluk dari PSG di Liga Champions 2024 /2025

Liverpool tersingkir dari Liga Champions setelah kalah adu penalti dari PSG, berikut 3 fakta menarik di balik kekalahan tersebut.

BolaCom | Nurfahmi BudiDiperbarui 12 Maret 2025, 12:21 WIB
Para pemain Paris Saint-Germain (PSG) merayakan kemenangan di akhir pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions 2024/2025 melawan Liverpool di Stadion Anfield, Inggris pada 11 Maret 2025 waktu setempat atau Rabu (12/3/2025) dini hari WIB. (Oli SCARFF/AFP)

Bola.com, Jakarta - Duel dua raksasa Eropa, Liverpool Vs Paris Saint-Germain (PSG), Rabu (12/3/2025) dini hari menyajikan drama mendebarkan. Pertarungan ini berlangsung di Anfield dan berakhir dengan kekalahan Liverpool setelah adu penalti.

Meskipun Liverpool memiliki penguasaan bola yang lebih baik, PSG berhasil memanfaatkan beberapa momen krusial untuk meraih kemenangan. Berikut adalah tiga fakta menarik di balik kekalahan Liverpool dari PSG dalam laga tersebut.

Advertisement

1. Gol Cepat PSG dan Pertahanan Liverpool

Pemenang pun harus ditentukan lewat adu penalti. Di babak ini, dua penendang Liverpool, yakni Darwin Nunez dan Curtis Jones gagal mecetak gol. PSG keluar sebagai pemenang dengan keunggulan 4-1. (AP Photo/Dave Thompson)

PSG membuka keunggulan lebih awal pada menit ke-12 melalui Ousmane Dembélé. Gol ini tercipta akibat kesalahan pertahanan Liverpool yang tidak mampu mengantisipasi pergerakan Dembélé.

Gol cepat ini menjadi titik balik yang mengubah jalannya pertandingan dan memberikan momentum bagi PSG. Meskipun Liverpool mendominasi penguasaan bola, mereka kesulitan menembus pertahanan PSG yang solid.

Dengan penguasaan bola yang lebih besar, Liverpool menciptakan banyak peluang, namun penyelesaian akhir mereka kurang memadai. Pertahanan PSG yang dipimpin oleh Gianluigi Donnarumma terbukti sangat disiplin, sehingga membuat Liverpool frustrasi dalam upaya mencetak gol.

Hal ini menunjukkan, meskipun Liverpool memiliki lebih banyak kontrol, mereka tidak dapat mengkonversi peluang menjadi gol.


2. Kehebatan Gianluigi Donnarumma di Adu Penalti

Kiper PSG, Gianluigi Donnarumma, sukses menggagalkan tembakan Darwin Nunez dan Curtis Jones. Sementara empat algojo PSG berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. (AP Photo/Dave Thompson)

Setelah waktu normal berakhir dengan skor 1-1, pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan. Di sinilah Gianluigi Donnarumma menunjukkan kelasnya sebagai kiper.

Dalam adu penalti, Donnarumma berhasil menepis dua tendangan penalti dari Liverpool, sementara semua penendang PSG berhasil mencetak gol. Kiper asal Italia ini menjadi pahlawan PSG dengan penampilan gemilangnya.

“Saya hanya fokus pada tendangan yang akan datang. Saya berusaha memberikan yang terbaik untuk tim,” ungkap Donnarumma setelah pertandingan. Kemenangan PSG dengan skor 4-1 dalam adu penalti membuktikan ketenangan dan keterampilan Donnarumma menjadi penentu utama dalam laga tersebut.


3. Inefisiensi Serangan Liverpool

Kiper Paris Saint-Germain, Gianluigi Donnarumma (kiri) berebut bola dengan pemain Liverpool, Virgil van Dijk dalam laga leg kedua Liga Inggris 2024/2025 di Anfield, Inggris, Rabu (12/03/2025) WIB.

Walaupun Liverpool mencatatkan lebih banyak tembakan, yaitu 19 berbanding 21, PSG unggul dalam hal tembakan tepat sasaran dengan 8 berbanding 2. Statistik ini menunjukkan, meskipun Liverpool mendominasi penguasaan bola, mereka tidak mampu menciptakan peluang yang berbahaya. Hal ini menjadi salah satu faktor kunci dalam kekalahan mereka.

Ketidakmampuan Liverpool  memanfaatkan peluang yang ada menjadi sorotan. “Kami harus lebih efektif dalam menyerang. Kami menciptakan banyak peluang, tetapi tidak ada yang bisa kami konversi menjadi gol,” kata pelatih Liverpool, Arne Slot, dalam konferensi pers setelah pertandingan.

Tamparan memalukan ini menjadi pelajaran berharga bagi Liverpool untuk meningkatkan ketajaman serangan mereka di pertandingan mendatang.

Tersingkir dari arena Liga Champions, fokus Liverpool beralih ke kompetisi domestik. Liverpool masih memiliki peluang untuk meraih gelar di Premier League dan Carabao Cup. Mereka akan menghadapi Newcastle United di final Carabao Cup pada 16 Maret 2025. Kemenangan di kompetisi ini bisa menjadi pelipur lara setelah kekalahan di Liga Champions.

Kesimpulan, meskipun Liverpool menunjukkan performa yang baik dalam penguasaan bola, mereka harus belajar dari kekalahan ini untuk meningkatkan efektivitas serangan mereka. PSG berhasil memanfaatkan momen-momen krusial dan menunjukkan ketangguhan di lini belakang serta kehebatan kiper mereka. Ini menjadi catatan penting bagi Liverpool untuk bangkit dan berjuang di kompetisi yang tersisa.

Berita Terkait