Nasib 5 Tim Terakhir yang Menyingkirkan Real Madrid di Liga Champions: Arsenal OTW Juara?

Bagaimana peluang Arsenal untuk benar-benar melaju hingga juara?

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 18 April 2025, 12:45 WIB
Pemain Arsenal, Bukayo Saka (kiri), mencetak gol ke gawang kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, pada leg 2 perempat final Liga Champions 2024/2025 di Santiago Bernabeu, Kamis (17/4/2025) dini hari WIB. (OSCAR DEL POZO / AFP)

Bola.com, Jakarta - Para pendukung Arsenal kini boleh mulai bermimpi melihat klub kesayangan mereka mengangkat trofi Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah, setelah kemenangan luar biasa dan penuh pernyataan di perempat final melawan Real Madrid.

Skuad Mikel Arteta tampil sangat impresif dalam dua leg, bahkan bisa dibilang sebagai penampilan terbaik di antara tim-tim delapan besar lainnya. Dua performa gemilang yang berhasil menyingkirkan sang juara bertahan baik di kandang maupun tandang.

Advertisement

Namun, bagaimana peluang Arsenal untuk benar-benar melaju hingga juara? Real Madrid telah menjuarai lima dari sepuluh edisi terakhir Liga Champions. Lalu, apa yang terjadi di tahun-tahun ketika mereka gagal juara?

Untuk menjawabnya, Bola.com menelusuri lebih jauh lima tim terakhir yang berhasil menyingkirkan Los Blancos dari Liga Champions dan seberapa jauh perjalanan mereka setelah itu.


Juventus (2014/2015)

Penyerang Juventus, Alvaro Morata membawa bola saat bertanding melawan Real Madrid pada leg kedua semifinal Liga Champions di stadion Santiago Bernabeu pada 13 Mei 2015. Morata mengemas 93 penampilan bersama Juventus di seluruh kompetisi. Dia mencatatkan 27 gol dan 18 assist. (AFP/Gerard Julien)

Pada musim Liga Champions UEFA 2014/2015, Juventus menjalani perjalanan yang cukup impresif, termasuk mengalahkan Real Madrid di babak semifinal.

Juventus lolos ke babak gugur sebagai runner-up Grup A dengan raihan 10 poin, di bawah Atlético Madrid. Di babak 16 besar, Juventus menghadapi Borussia Dortmund dan berhasil menang dengan agregat 5-1 (2-1 di kandang dan 3-0 tandang).

Di perempat final, Juventus bertemu dengan AS Monaco dan menang tipis 1-0 di leg pertama, kemudian bermain imbang 0-0 di leg kedua, sehingga lolos dengan agregat 1-0.

Pada babak semifinal, Juventus bertemu dengan Real Madrid, juara bertahan Liga Champions. Juventus menunjukkan performa luar biasa dengan menang 2-1 di leg pertama di kandang sendiri dan bermain imbang 1-1 di leg kedua di Santiago Bernabeu, sehingga lolos ke final dengan agregat 3-2.

Namun, di final yang digelar pada 6 Juni 2015 di Olympiastadion, Berlin, Juventus kalah 1-3 dari Barcelona. Juventus sempat menyamakan kedudukan lewat gol Álvaro Morata pada menit ke-55, tetapi Barcelona mencetak tiga gol melalui Ivan Rakitić (menit ke-4), Luis Suárez (menit ke-68), dan Neymar (menit tambahan babak kedua).

Juventus berhasil mengalahkan Real Madrid di semifinal Liga Champions 2014/2015 dengan agregat 3-2, namun akhirnya kalah di final dari Barcelona. Perjalanan ini menjadi salah satu pencapaian penting Juventus di kompetisi Eropa musim tersebut.

 


Ajax (2018/2019)

 Gelandang Ajax, Donny van de Beek (kiri) berebut bola dengan gelandang Real Madrid, Donny van de Beek pada laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions di stadion Santiago Bernabeu, Madrid pada 5 Maret 2019. Manchester United resmi memboyong van de Beek dari Ajax. (AFP/Gabriel Bouys)

Perjalanan Ajax Amsterdam pada Liga Champions musim 2018/2019 merupakan salah satu kisah paling mengesankan dalam sejarah kompetisi tersebut, termasuk keberhasilan mereka mengalahkan Real Madrid.

Ajax memulai perjalanan mereka dari fase kualifikasi karena posisi Liga Belanda yang hanya berada di peringkat ke-14 dalam koefisien UEFA, sehingga mereka harus melewati tiga putaran kualifikasi terlebih dahulu sebelum masuk ke fase grup. Di fase grup, Ajax tergabung di Grup E bersama Bayern Munchen, Benfica, dan AEK Athens. Mereka tampil sangat impresif dengan beberapa hasil positif, termasuk kemenangan 3-0 atas AEK Athens, imbang 3-3 melawan Bayern Munchen di kandang, dan kemenangan tipis 1-0 atas Benfica. Ajax akhirnya lolos ke babak 16 besar sebagai runner-up grup di belakang Bayern Munchen.

Di babak 16 besar, Ajax menghadapi juara bertahan Real Madrid. Pada leg pertama di Johan Cruyff Arena, Ajax kalah 1-2 setelah gol dari Karim Benzema dan Marco Asensio mengalahkan gol dari Hakim Ziyech. Namun, di leg kedua di Santiago Bernabeu, Ajax melakukan comeback luar biasa dengan menang 4-1. Gol-gol dari Hakim Ziyech, David Neres, Dusan Tadic, dan Donny van de Beek memastikan Ajax menang agregat 5-3 dan lolos ke perempat final, mengakhiri dominasi Real Madrid yang telah menjuarai Liga Champions tiga musim berturut-turut sebelumnya.

Di perempat final, Ajax bertemu dengan Juventus. Leg pertama di Amsterdam berakhir imbang 1-1, sementara di leg kedua di Turin, Ajax menang 2-1 berkat gol dari Van de Beek dan Matthijs de Ligt, sehingga mereka melaju ke semifinal dengan agregat 3-2.

Di semifinal, Ajax menghadapi Tottenham Hotspur. Pada leg pertama di London, Ajax menang 1-0. Namun, di leg kedua di Amsterdam, Tottenham melakukan comeback dramatis dengan hat-trick Lucas Moura, termasuk gol di masa injury time, sehingga Tottenham menang agregat gol tandang dan menghentikan perjalanan Ajax.

Meskipun berakhir dengan kekalahan di semifinal, perjalanan Ajax musim 2018/2019 sangat mengesankan. Mereka berhasil menyingkirkan beberapa tim besar seperti Real Madrid dan Juventus dengan skuat muda yang energik di bawah arahan pelatih Erik ten Hag. Ajax juga berhasil meraih gelar domestik Eredivisie dan KNVB Cup pada musim tersebut sebagai penutup yang manis untuk generasi emas mereka.

Perjalanan Ajax di Liga Champions 2018/2019 adalah kisah comeback spektakuler melawan Real Madrid, kemenangan penting atas Juventus, dan perjuangan heroik yang berakhir di semifinal setelah kalah dari Tottenham Hotspur.

 


Manchester City (2019/2020)

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, tertunduk setelah tim asuhannya kalah 1-3 dari Real Madrid pada leg kedua play-off 16 besar Liga Champions 2024/2025 di Santiago Bernabeu, Kamis (20/2/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Manu Fernandez)

Perjalanan Manchester City pada Liga Champions musim 2019/2020 berlangsung cukup impresif, meskipun mereka tidak berhasil menjuarai kompetisi tersebut.

Manchester City memulai Liga Champions 2019/2020 dengan lolos sebagai juara Grup C, yang berisi Atalanta, Shakhtar Donetsk, dan Dinamo Zagreb. Mereka mencatatkan empat kemenangan dan dua hasil imbang di fase grup, termasuk kemenangan 5-1 atas Shakhtar Donetsk dan hasil imbang 1-1 melawan Atalanta.

Memasuki babak 16 besar, Manchester City menghadapi Real Madrid. Pada leg pertama, mereka bermain menang 2-1, lalu pada leg kedua, City kembali tampil dominan dengan kemenangan 2-1 juga sehingga lolos ke perempat final dengan agregat 4-2.

Namun, perjalanan Manchester City berakhir di perempat final setelah mereka dikalahkan Olympique Lyon dengan skor 3-1 dalam pertandingan satu leg yang digelar di tempat netral akibat pandemi COVID-19.

Secara keseluruhan, Manchester City menunjukkan performa kuat sepanjang Liga Champions 2019/2020, termasuk keberhasilan penting mengalahkan Real Madrid di babak 16 besar, meskipun mereka gagal melaju ke semifinal karena kekalahan dari Lyon. Musim itu juga diwarnai dengan keberhasilan mereka meraih trofi Piala Liga Inggris, meskipun gagal di tiga kompetisi lainnya.

 


Chelsea (2020/2021)

Eder Militao dari Real Madrid, kiri, menjegal N'Golo Kante Chelsea pada pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions antara Real Madrid dan Chelsea di stadion Alfredo di Stefano di Madrid, Spanyol, Selasa, 27 April 2021. (AP Photo / Bernat) Armangue)

Perjalanan Chelsea pada Liga Champions musim 2020/2021 berlangsung sangat impresif, termasuk keberhasilan mereka mengalahkan Real Madrid di babak semifinal sebelum akhirnya menjadi juara.

Chelsea tergabung di Grup E bersama Sevilla, Krasnodar, dan Rennes. Mereka mengawali fase grup dengan hasil imbang 0-0 melawan Sevilla, kemudian meraih empat kemenangan dan satu hasil imbang lainnya, sehingga mengakhiri babak grup sebagai juara dengan 14 poin dari enam pertandingan.

Di babak 16 besar, Chelsea berhadapan dengan Atletico Madrid. Mereka menang 1-0 di leg pertama dan memperbesar keunggulan dengan kemenangan 2-0 di leg kedua, sehingga lolos dengan agregat 3-0.

Perjalanan Chelsea berlanjut ke perempat final menghadapi Porto. Chelsea menang 2-0 di leg pertama, meskipun kalah 0-1 di leg kedua, mereka tetap lolos dengan agregat 2-1.

Di semifinal, Chelsea bertemu dengan Real Madrid, juara bertahan Liga Champions. Pada leg pertama di kandang Real Madrid, Chelsea bermain imbang 1-1 dengan gol tandang penting. Pada leg kedua di Stamford Bridge, Chelsea menang 2-0 dan memastikan tiket final dengan agregat 3-1.

Di final yang digelar di Estadio do Dragao, Porto, Chelsea menghadapi Manchester City. Chelsea berhasil meraih kemenangan tipis 1-0 lewat gol tunggal Kai Havertz, dan mengangkat trofi Liga Champions untuk kedua kalinya dalam sejarah klub.

Perjalanan Chelsea di Liga Champions 2020/2021 menunjukkan konsistensi dan ketangguhan, terutama di bawah arahan pelatih Thomas Tuchel yang menggantikan Frank Lampard pada pertengahan musim. Kemenangan atas Real Madrid di semifinal menjadi salah satu momen kunci sebelum mereka menjuarai kompetisi tersebut.

 


Manchester City (2022/2023)

Striker Manchester City, Julian Alvarez mencetak gol ke gawang Real Madrid pada laga leg kedua semifinal Liga Champions 2022/2023 di Etihad Stadium, Manchester (17/5/2023). Julian Alvarez tercatat telah mencetak 3 gol dan 2 assist dari total 10 laga bagi Manchester City hingga babak semifinal. Gol terakhirnya dicetak saat Man City menang 4-0 atas Real Madrid pada leg kedua semifinal, 17 Mei 2023. (AFP/Oli Scarff)

Manchester City memulai Liga Champions 2022/2023 dengan tampil dominan di fase grup. Mereka lolos ke babak gugur sebagai juara grup, menunjukkan konsistensi di bawah asuhan Pep Guardiola.

Manchester City menghadapi RB Leipzig. Setelah bermain imbang 1-1 di leg pertama, City tampil luar biasa di leg kedua dengan kemenangan telak 7-0, sehingga lolos ke perempat final dengan agregat 8-1.

Di perempat final, Manchester City berhadapan dengan Bayern Munchen. City menang 3-0 di leg pertama di Etihad Stadium dan bermain imbang 1-1 di leg kedua di Allianz Arena, memastikan tiket ke semifinal dengan agregat 4-1.

Pada babak semifinal, Manchester City bertemu Real Madrid, juara bertahan dan salah satu tim tersukses di kompetisi ini. Leg pertama di Santiago Bernabeu berakhir imbang 1-1. Namun, di leg kedua di Etihad Stadium, Manchester City tampil luar biasa dan menang telak 4-0 atas Real Madrid. Dengan hasil ini, City melaju ke final dengan agregat meyakinkan 5-1.

Di final yang digelar di Stadion Olimpiade Atatürk, Istanbul, Manchester City menghadapi Inter Milan. Pertandingan berlangsung ketat, dan satu-satunya gol dicetak oleh Rodri pada menit ke-68, memastikan kemenangan 1-0 untuk City. Ini menjadi gelar Liga Champions pertama dalam sejarah Manchester City dan melengkapi raihan treble winners musim itu.

Berita Terkait