Sukses


Lakukan Pergantian Pelatih, AC Milan Ulangi Kesalahan yang Sama

, Jakarta - AC Milan memutuskan untuk mengganti pelatih setelah baru menjalani tujuh laga pada Serie A 2019-20. Marco Giampaolo merelakan jabatannya setelah AC Milan membawa Stefano Pioli untuk menggantikan posisinya.

Marco Giampaolo hanya mampu mengantarkan AC Milan mengemas tiga kemenangan dari tujuh laga awal Serie A. AC Milan pun terpuruk di peringkat ke-13 pada klasemen sementara Serie A.

Setelah Giampaolo dipecat, berarti AC Milan bisa dibilang rata-rata mengganti pelatih setiap 7-8 bulan. Sebelumnya, ada total ada 9 pelatih berbeda digunakan Milan sejakJanuari 2014 atau selama 70 bulan terakhir.

Gantinya, Rossoneri menunjuk Stefano Pioli sebagai gantinya dan akan diberi konrtrak selama dua tahun. Pria kelahiran Oktober 1965 ini, dinilai punya banyak pengalaman. Iatelah melatih tujuh tim Serie A, termasuk Inter Milan, Lazio, dan terakhir Fiorentina.

Namun, belum juga melatih suara ketidaksukaan sudah dilontarkan fans AC Milan. Mereka menyebut penunjukkan Pioli sebagai langkah mundur karena tidak punya catatan statistikyang baik sebagai pelatih. Dari 310 laga di Serie A, Pioli hanya memenangi 109 laga, 89 kekalahan, dan 112 kekalahan.

"Waktu sudah habis... Anda harus membuktikan diri Anda!" Demikian pernyataan lengkap dari Curva Sud Ultras, seperti yang dilansir Football Italia menanggapi penunjukkan manajerbaru AC Milan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Putar Lagu Lama

AC Milan sedang terpuruk selama beberapa tahun belakangan. Banyak penyebab yang membuat AC Milan menjelma seperti tim medioker, seperti masalah finansial, manajemen yang buruk dankonsistensi permainan, karena terlalu banyak mengganti pelatih.

Pergantian pelatih yang terlalu terburu-buru membuat AC Milan mengalami inkonsistensi di setiap pertandingan. Perbedaan formasi dan taktik setiap pelatih membuat pemain mulaibingung untuk berimplementasi di lapangan.

Sekarang tim yang pernah merajai liga domestik Italia sebanyak 18 kali, dan memboyong Liga Champions Eropa 7 kali, seperti memutar lagi lagu lama dengan mengulang kebiasaan gonta-ganti pelatih.

AC Milan seperti kebingungan setelah kepergian Massimiliano Allegri. Milan tetap mencari siapa pelatih yang cocok untuk, menukangi tim yang sedang terlunta-lunta ini.

Padahal, AC Milan memasang target kembali ke zona Eropa untuk musim depan. Karenanya, beban berat tentu ada di pundak Pioli untuk mengangkat Milan dari keterpurukan.

3 dari 4 halaman

Bukan Pemain Top

Mantan pemain dan pelatih Milan, Fabio Capello, menilai keterpurukan klub karena akumulasi situasi yang sudah berlangsung lama. "Kepergian para pemain utama secara simultan jadipenyebabnya," katanya seperti dikutip La Gazzetta.

Memang sudah lama Milan tak pernah lagi mendatangkan pemain tenar. Meski banyak pemain bintang disodorkan, manajemen tak pernah meliriknya.

Di bursa transfer Liga Italia musim panas ini, AC Milan telah merekrut 5 pemain. Mereka adalah penyerang Rafael Leao, bek Leo Duarte, bek Theo Hernandez dan gelandang Rade Krunicserta Ismael Bennacer.

4 dari 4 halaman

Ambisi Besar

Terkait dengan itu, Presiden AC Milan Paolo Scaroni membeberkan kondisi dalam klub. Dia juga membeberkan dinamika masa depan I Rossoneri.

"Ketika saya bertemu penggemar yang penuh antusiasme yang bertanya kepada saya: 'Presiden, mengapa Anda tidak membeli pemain hebat lain?' Saya menjawab kepadanya bahwa kami akan melakukannya jika Financial Fair Play mengizinkannya."

Situasi ini tentu saja mengundang protes Milanisti. “Setiap kali kita berpikir bahwa kita telah mencapai titik terendah, situasinya semakin parah. Kami mendukung proyek baru dengan para pemain muda, menerima dengan berat hati fakta bahwa kami tidak akan melihat pemain top tiba, setidaknya untuk saat ini."

Kini sepertinya sudah didapat gambaran AC Milan sudah terjerat dalam lingkaran setan. Di sisi lain mereka juga tak mau kehilangan pamor dengan menggembar-gemborkan ambisi besarmeski setengah hati, karena segala kelemahan dan keterbatasan.

Disadur dari Liputan6.com (Achmad Yani Yustiawan/Marco Tampubolon)

Video Populer

Foto Populer